Selasa, 20 Desember 2016

Menolak Konsep Post-Modern di dalam Seni Pertunjukan Minangkabau

OLEH Dr Indra Utama (Dosen Jurusan Tari ISI Padang Panjang)
Indra Utama
Seni pertunjukan Minangkabau adalah kesenian yang wujud berdasarkan penggunaan elemen-elemen seni tradisi Minangkabau yang sarat dengan nilai-nilai budaya Minangkabau yang berlandaskan kepada tuntunan Adat Basandi Sara’ dan Sara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
Artinya, seni tradisi Minangkabau yang oleh masyarakat tradisional disebut pamenan itu, diambil sebagai vokabuler untuk dijadikan karya seni baru dengan tetap memuat ajaran-ajaran dari nilai-nilai murni yang diamalkan oleh masyarakat Minangkabau. Manakala ajaran-ajaran yang mengandungi nilai-nilai murni pada seni tradisi itu wujud melalui gerak tubuh dan kata berpantun yang diucapkan dan dinyanyikan secara berirama indah melalui cara-cara yang beretika dan berestetika sesuai nilai-nilai kehidupan yang dianut oleh masyarakat tempatan.

Jumat, 11 November 2016

Nano Riantiarno dan Panggung Teater Indonesia

Nano Riantiarno 
Nano Riantiarno dan panggung teater Indonesia berkiprah di teater sejak 1965, mendirikan Teater Koma pada 1977, hingga kini di usia 67 tahun, Riantiarno masih setia menggeliatkan panggung teater Indonesia.
Ditemui di sela-sela persiapan pementasan “Opera Kecoa”, wajah Nano Riantiarno tampak tak sedikit pun menunjukkan gurat lelah. Sebagai sutradara dan pendiri grup Teater Koma, ia seolah tak sabar untuk menunjukkan karyanya itu ke hadapan publik.

Selasa, 18 Oktober 2016

Postdramatic; Membaca Teater Indonesia dalam Keragaman Kultural Teater Global

OLEH Akbar Yumni
Dalam perkembangannya, ‘representasional’ dalam bidang seni sudah dianggap tidak lagi memadai untuk menggambarkan perkembangan realitas masyarakat kontemporernya yang semakin kompleks, serta keragaman ruang ruang kesadaran masyarakat yang melingkupinya yang semakin spasial.

Rabu, 12 Oktober 2016

Pidato Aleta Baun Getarkan Forum Kebudayaan Dunia

Aleta Baun
World Culture Forum 2016 di Nusa Dua Bali Convention Center dibuat bergetar oleh pidato Aleta Baun. Berikut pidato lengkapnya:
Saya Aleta Baun. Ibu dari tiga anak. Perempuan adat Mollo di Kabupaten Timor Tengah Selatan, propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Senin, 26 September 2016

Afrizal Malna, Politik Sastra dan Puisi Gelap

Wawancara Heyder Affan, Wartawan BBC Indonesia
Afrizal Malna (foto bbc indonesia
Penyair Afrizal Malna mampu menyebarkan semacam virus kepada penulis-penulis seangkatan dan sesudahnya, walaupun puisi-puisinya dianggap sulit dipahami.
Pada dekade 1990-an, publik sastra di Indonesia, dikenalkan istilah "afrizalian" oleh seorang kritikus sastra untuk menunjukkan pengaruh gaya puitiknya yang melahirkan banyak pengikut.

Kamis, 08 September 2016

Chairil Anwar dan Obsesi Besar Dua Bupati Limapuluh Kota

OLEH Nasrul Azwar
Sekretaris Jenderal Aliansi Komunitas Seni Indonesia (AKSI)
Obsesi Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota terhadap penyair Chairil Anwar, tampaknya tak pernah putus dan surut hingga kini. Semasa kepala daerahnya dijabat Alis Marajo (2 periode 2004-2009 dan 2009-2014), pemkabnya terobsesi membangun dan menjadikan rumah orang tua laki-laki Chairil Anwar di Nagari Taeh Baruah sebagai museum dan pustaka penyair hebat nan mati muda ini. Namun keinginan ini tak pernah terealisasi hingga rumah sederhana bergonjong empat itu kian lapuk. Padahal, saat itu, pemkab tinggal melaksanakan saja dan tak perlu bersusah payah karena sudah didukung seniman dan budayawan dengan inisiasi Dewan Kesenian Sumatera Barat. 

Membaca Matrilineal untuk Perlawanan Perupa

CATATAN PAMERAN SENI RUPA
OLEH Nasrul Azwar (Sekretaris Jenderal Aliansi Komunitas Seni Indonesia (AKSI) Padang

Rantau Cino karya Rafki Ismail dipamerkan dalam Matrilini
RANAH seni rupa Indonesia terguncang ketika lukisan yang menampilkan lebih kurang 400 tokoh penting dalam perjalanan sejarah Indonesia di Terminal Tiga Bandara Sukarno-Hatta,  Tengerang, Banten, diturunkan secara paksa atas desakan dan kemarahan netizen (sebutan masyarakat untuk pengguna internet) di media sosial pada Jumat, 12 Agustus 2016.
Alasan netizen marah karena dalam lukisan berjudul #Indonesia Idea (.ID/Ide) karya perupa otodidak Galam Zulkifli, hadirnya sosok Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI), Dipa Nusantara Aidit (DN Aidit) yang ukurannya kecil jika dibandingkan tokoh lainnya.  DN Aidit dinilai tak layak tampil bersama-sama dengan ratusan tokoh lainnya. Kemarahan itu direspons pihak Angkasa Pura II dengan menurunkan lukisan yang di pajang dinding terminal.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...