Kamis, 24 Juli 2014

Strategi “Solusi Yusril”?

OLEH Josef H. Wenas

Josef H. Wenas
SAYA mencermati pernyataan Mahfud MD, Ketua Tim Pemenangan Pemilihan Umum dari kubu Prabowo-Hatta. Ada hal implisit dibalik ekspresi dan kata-katanya yang tertangkap disitu. Ada kesan kuat Mahfud MD sedang cuci tangan sebelum keluar dari pengadilan sejarah terhadap kubu ini di hari-hari mendatang. Mahfud terpaksa memainkan suatu Pontius Pilate politics.
Pertanyaannya sekarang ini, mengapa Mahfud “keluar” lebih dulu dari kubu ini dengan ucapan “mengembalikan mandat”, sehingga sekurangnya memberikan kesan kepada publik bahwa dia telah mengambil jarak moral dari apa yang sedang berkembang dan akan terjadi. Fenomena ini sekaligus mengindikasikan Mahfud sadar betul bahwa pilihan sejarah yang lebih baik adalah sikap ksatria untuk menunggu pengumuman KPU pada tanggal 22 Juli 2014, dan kemudian bersama-sama pasangan Prabowo-Hatta menyatakan menerima kekalahan sekaligus mengucapkan selamat kepada lawannya.

Senin, 21 Juli 2014

Pekan Budaya Sudah Salah!

OLEH Darman Moenir
DPRD provinsi mendesak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumbar untuk mengembalikan Pekan Budaya sesuai tujuan awal. Saat ini pelaksanaannya sudah salah dan melenceng.
Demikian alinea pertama berita utama halaman A-2 Singgalang di bawah judul “Penilaian DPRD Sumbar Pekan Budaya sudah Salah,” Kamis (17/7). Penilaian itu disampaikan Wakil Ketua Komisi IV DPRD, Rizanto Algamar. Melalui komentar ini saya menyatakan, paling tidak untuk pelaksanaan “Pekan Budaya 2014” (di antara tanda petik), penilaian itu benar, amat sangat benar.

Sabtu, 19 Juli 2014

Mediasi Buntu, Oknum Disbudpar Segera Dilaporkan KSNT Tempuh Jalur Hukum

KSNT TEMPUH JALUR HUKUM 
Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) memutuskan melaporkan oknum pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumbar ke penegak hukum atas tuduhan pemotongan biaya produksi seniman. Ini dilakukan setelah mediasi antara KSNT dengan Disbudpar menemui jalan buntut atau tidak mencapai titik temu.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumbar melakukan mediasi dengan Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) Rabu (16/7/2014).

PEKAN BUDAYA SISAKAN MASALAH: Honor Penari tak Dibayar, MC Diberi Kuitansi Kosong

Satu per satu permasalahan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumbar diungkap seniman ke permukaan. Setelah Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) mengungkap adanya pemotongan dana produksi mereka, kini giliran penari kolosal yang tampil di pembukaan Pekan Budaya Sumbar mengaku honor belum dibayar.

Bendi Muncak Bertaraf Internasional

OLEH Wisran Hadi

Iko kan rasio, sabananyo Muncak tu labuiah tapek disabuik tukang cimeeh daripado kusie bendi. Cubolah caliak. Minggu pagi ko Muncak lah manambang lo baliak. Pakai dasi, jas. Dalam bak muko bendinyo basusun-susun boto bir, spirt, cocacola, spiritus jo galeh-galeh sloki nan ketek-ketek. Di tonggak tenda bendi lah dipasang kipeh angin ketek-ketek. Ado pulo tissue sakotak bagantuangan di atok tenda. Dari tape recordernyo tadanga suaro-suaro cewek-cewek manyabuik an kato-kato; “welkam”, “ahlan wasahlan”, “sayonara”, “honda”, “fujimoru”, “merapi”, “singgalang”, “lembah anai”, “baruak mamanjek karambia” dan babagai-bagai kato lainnyo.

Rabu, 16 Juli 2014

Erotisme (Bukan Pornografi) dalam Sastra

OLEH Yusriwal
Peneliti Fakultas Sastra Unand
I
Selama ini, kita cenderung menganggap segala sesuatu yang berhubungan dengan seks adalah erotisme. Anggapan seperti itu merupakan suatu kesalahan, sekaligus menimbulkan suatu pertanyaan: apa bedanya dengan pornografi?
Secara sederhana erotisme memang berbeda dari pornografi. Erotisme adalah keinginan seksual yang mempengaruhi tokoh-tokoh dalam karya sastra, sedangkan pornografi adalah keadaan seksual yang dapat mempengaruhi pembaca atau audiens. Erotisme berpengaruh ke dalam dan pornografi berpengaruh ke luar. Akan tetapi, persoalannya tidak sesederhana itu.

Menyimpang dari Tujuan, Hapus Pekan Budaya Sumbar

OLEH Nasrul Azwar
Foto www.ranahberita.com 
Pekan Budaya Sumatera Barat yang telah digelar pada 20 Juni 2014 lalu, berbeda dengan pelaksanaan pekan-pekan budaya sebelumnya. Pembukaan yang dilangsungkan di halaman Kantor Gubernur pada sore itu, menampilkan berbagai seni kreasi dan pameren patung. Malamnya, digelar berbagai seni pertunjukan di Teater Utama Taman Budaya Sumatera Barat.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...