Padang,
mantagibaru.com—“Sumbang Dua Baleh” yang jadi acuan etika dan kesopanan, serta
perilaku perempuan Minangkabau harus dijaga dan dilestarikan tapi tidak bisa
dipaksakan. Jika perlu, “Sumbang Dua Baleh” diperdakan pelaksanaannya.
Menurut Sastri Yunizarti Bakry atau Sastri Bakry salah seorang aktivis perempuan dan sastrawan, poin-poin dalam “Sumbang Dua Baleh” harus disesuaikan dengan zamannya, waktu, dan tempat.