Sabtu, 11 Januari 2020

Di Nagari Koto Gadang Tiap Rumah Ada Sarjana


OLEH Khairul Jasmi
Seratus tujuh belas tahun silam, Agus Salim lahir. Meski telah teramat lama, di Sumatera Barat, anak-anak sekalipun tetap mengenal namanya. Betul juga kata orang bijak: harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.
Nama besarnya nyaris tidak tertandingi oleh siapapun, kecuali oleh sejumlah orang di zamannya yang kemudian menjadi ‘bapak bangsa’ ini. Agus Salim adalah tipe orang Minang, yang dalam istilah Rosihan Anwar gilo-gilo baso alias gendeng. Semua orang Minang yang pintar memang memiliki sikap demikian.

Minggu, 05 Januari 2020

Pedagang di Padang Cenderung Berbahasa Kasar


DR ASLINDA, M.HUM, LINGUIS FIB UNAND
Seorang peneliti bahasa dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang menyebutkan, pedagang di Kota Padang tidak ramah pada pembeli atau pengunjung saat berinteraksi. Ketidaksantunan berkomunikasi ini ancaman pengembangan wisata di Sumatera Barat.
Simpulan itu diperoleh dari riset yang dilakukan terhadap perilaku dan bahasa pedagang terhadap pembeli dan pengunjung, terutama di objek dan destinasi wisata di Kota Padang.
“Kesantunan berbahasa pedagang di objek wisata di Kota Padang jadi objek penelitian saya. Hasil penelitian yang saya lakukan menemukan pedagang kerap kali bersikap tidak ramah kepada pengunjung dan pembeli,” kata Dr Aslinda, M.Hum, Selasa, 9 April 2019 di ruang kerjanya.

Sabtu, 04 Januari 2020

2019, Pemajuan Pariwisata Rata-rata Air


Pada tahun 2019 ini, pemerintah menurunkan target penerimaan devisa sektor pariwisata dari semula US$20 miliar menjadi hanya US$17,6 miliar dengan target kunjungan wisatawan mancanegara  sebanyak 20 juta orang.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menargetkan kunjungan wisatawan lokal pada tahun ini 8,5 juta orang. Tahun sebelumnya, wisatawan nusantara yang datang ke Ranah Minang mencapai 8.073.070 orang. Sedangkan wisatawan mancanegara sebanyak 57.638 orang.

Minggu, 01 Desember 2019

Militansi Kelompok Seni Tradisi Minangkabau

30 TAHUN SANGGAR PALITO NYALO
kelompok Seni Tradisi Palito Nyalo 
bersama dengan Wali Kota Padang Mahyeldi
Militansi sebuah grup atau kelompok seni, khusus seni tradisi Minangkabau, tergambar dari perjalanan panjang Palito Nyalo. Palito Nyalo ialah sebuah kel0mpok atau sanggar atau komunitas yang berbasis pada seni tradisi Minangkabau bermarkas di Kelurahan Limau Manih, Pauh, Padang.
Komunitas Palito Nyalo awalnya merupakan sebuah kelompok yang beranggotakan keluarga dan beberapa kerabat didirikan Djamaluddin Umar pada 14 April 1989. Tujuan dihadirkan Palito Nyalo untuk mengisi acara kesenian dalam perhelatan warga di Pauh dan sekitarnya.

Senin, 04 November 2019

3 Seni Menautkan 2 Bangsa


TITIAN BUDAYA ISI PADANG PANJANG-NEGERI SEMBILAN
OLEH Nasrul Azwar, Presiden AKSI dan Jurnalis

“The Margin of Our Land #3”
Salah satu bentuk kolekvitas seni yang mendahului masyarakat zaman sekarang ialah cerita rakyat (folk tale) dan lagu rakyat (folk song). Dua hal ini merupakan bentuk seni yang terkait erat masyarakat tradisional dalam batas-batas ideologis tertentu dan suku tertentu, malah. (St. Sunardi, dalam Popular Culture, 2016).
Kalimat di atas saya kutipkan karena relevan dengan tulisan apresiatif ini terhadap tiga pertunjukan karya seni dari ISI Padang Panjang yang dipentaskan di Kompleks Jabatan Kebudayaan dan Kesenian Negara (JKKN) Negeri Sembilan dalam program Titian Budaya Malaysia-Indonesia pada 23-26 Oktober 2019 lalu.

Senin, 07 Oktober 2019

Menjemput Raja Malewar ke Pagaruyung untuk Menjadi Raja di Negeri Sembilan

OLEH Kamardi Rais Datuak Panjang Simulie

H. Kamardi Rais Datuak Panjang Simulie menjabat tangan Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan, Malaysia, DYMM Tuanku Jaafar ibnu Tuanku Abdur Rahman sesampainya di Pagaruyung pada tahun 1985. Tuanku diantar oleh Bupati Tanah Datar Ikasuma Hamid dan kerabat Pagaruyung Sutan Indrawansyah.
Saya bawa pembaca lebih dahulu mengenal tentang perantauan orang Minangkabau di Negeri Sembilan Darul Khusus, Semenanjung Tanah Melayu.
Jiwa perantau orang Minangkabau memang sudah berlangsung sejak beberapa abad yang lampau. Pada abad ke-12 Masehi, ada catatan yang mengatakan orang Minangkabau sudah menetap di Pulau Temasik, Singapura sekarang.

Senin, 02 September 2019

Prof Mestika Zed, di mana Saja Asal di Surga

Saya bersama dengan Prof Dr Mestika Zed, M.A dalam sebuah seminar. Foto Dok Pribadi


 IN MEMORIAM

OLEH Muhammad Nasir (Dosen di UIN Imam Bonjol Padang)

Suatu siang 30 Agustus 2019 di sebuah seminar, seseorang pria yang amat saya kenal menggamit saya yang baru masuk ke ruangan sebuah seminar. “Sini!” katanya seraya menggeser sebuah kursi kosong di sampingnya. Di barisan paling belakang ruangan. Nervous dan agak grogi saya duduk di sampingnya. Di samping Prof Dr Mestika Zed, M.A, Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Padang. Guru saya juga.

“Bagaimana tesis Anda? Jadi membahas terorisme?” tanya Prof Mestika Zed singkat dan hangat.

“Alhamdulillah Prof. Sudah selesai. Ya Allah, Prof masih ingat itu,” jawabku sedikit kaget dengan pertanyaan yang lebih mirip sapaan hangat itu.

“Ya, ingatlah. Tapi saya hanya  agak-agak lupa nama Anda,” jawabnya.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...