“The Margin of Our Land #3” |
Senin, 04 November 2019
3 Seni Menautkan 2 Bangsa
Senin, 07 Oktober 2019
Menjemput Raja Malewar ke Pagaruyung untuk Menjadi Raja di Negeri Sembilan
OLEH Kamardi Rais Datuak Panjang Simulie
|
H. Kamardi Rais Datuak Panjang Simulie menjabat tangan Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan, Malaysia, DYMM Tuanku Jaafar ibnu Tuanku Abdur Rahman sesampainya di Pagaruyung pada tahun 1985. Tuanku diantar oleh Bupati Tanah Datar Ikasuma Hamid dan kerabat Pagaruyung Sutan Indrawansyah. |
Senin, 02 September 2019
Prof Mestika Zed, di mana Saja Asal di Surga
Saya bersama dengan Prof Dr Mestika Zed, M.A dalam sebuah seminar. Foto Dok Pribadi
IN MEMORIAM
OLEH Muhammad Nasir (Dosen di UIN Imam Bonjol Padang)
Suatu siang 30 Agustus 2019 di sebuah seminar, seseorang pria yang amat saya kenal menggamit saya yang baru masuk ke ruangan sebuah seminar. “Sini!” katanya seraya menggeser sebuah kursi kosong di sampingnya. Di barisan paling belakang ruangan. Nervous dan agak grogi saya duduk di sampingnya. Di samping Prof Dr Mestika Zed, M.A, Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Padang. Guru saya juga.
“Bagaimana tesis
Anda? Jadi membahas terorisme?” tanya Prof Mestika Zed singkat dan hangat.
“Alhamdulillah
Prof. Sudah selesai. Ya Allah, Prof masih ingat itu,” jawabku sedikit kaget
dengan pertanyaan yang lebih mirip sapaan hangat itu.
“Ya, ingatlah. Tapi saya hanya agak-agak lupa nama Anda,” jawabnya.
Pidato Pati Ambalau: H. M. Taufiq Kiemas Gelar Datuak Basa Batuah dan Ibu Megawati Soekarno Putri Gelar “Sangsako” Adat Puti Reno Nilam
Minggu, 01 September 2019
Ranah Minang Berduka, Sejarawan Indonesia Mestika Zed Berpulang
Mantagisme.com—Kabar duka datang dari Ranah Minangkabau, Sumatera Barat. Salah seorang putra terbaiknya, sejarawan Indonesia, Prof Dr Mestika Zed, MA, guru besar di UNP dan Unand, meninggal dunia Minggu, 1 September 2019 pukul 08.00 di Rumah Sakit Umum M Djamil Padang. Ia meninggal tersebab serangan jantung mendadak.
Berpulangnya Mestika Zed terkonfirmasi dari ratusan status-status dan ucapan duka cita serta doa-doa di media sosial yang ditulis orang-orang dekat yang mengenalnya dan juga muridnya di pelbagai perguruan tinggi di Sumatera Barat.
Kamis, 08 Agustus 2019
KABUT ASAP MULAI PEKAT: 112 Titik Api di Sumatera
Padang,
mantagisme—Sebanyak 112 titik panas yang menjadi indikasi awal kebakaran
hutan dan lahan (karhutla) terpantau satelit di wilayah Sumatera pada Kamis, 8
Agustus 2019.Kebakaran hutan di Sumatera
Berdasarkan data Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, seratusan titik
panas atau hotspot tersebar di
sembilan provinsi dan paling banyak di Riau, yakni ada 59 titik.
“Di Sumatera 112 titik panas, Riau 59 titik,” kata Sanya Gautami, Staf Analisis
BMKG Stasiun Pekanbaru.
Selain di Riau, titik panas banyak terpantau di Sumatera Selatan dan Bangka Belitung yang masing-masing ada 15 titik. Kemudian di Jambi 13 titik, Aceh 3 titik, Kepri dan Sumatera Utara masing-masing 2 titik, Sumatera Barat 4 titik, dan Lampung satu titik.
Selasa, 06 Agustus 2019
Wartawan dan Penulis yang Dipuji Pengarang Perancis
Kristenisasi di Ranah Minang
Foto: Kompasiana Pemeluk Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...
-
Saldi isra Saldi Isra, SH, MPA, anak muda yang energik. Dosen pascasarjana program studi hukum Universitas Andalas, Padang, adalah ahli huku...
-
Foto: Kompasiana Pemeluk Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...
-
Ombak memecah kecil-kecil di bibir pantai. Desau angin pagi terasa mencubit kulit, agak dingin. Ketika salat Subuh baru saja selesai ditunai...