Senin, 25 Februari 2019

Keluarga Harus Siap Tas Siaga

Wawancara dengan Badrul Mustafa
Senyampang terjadi gempa bumi dengan durasi (rentang waktu) lebih 30 detik, pilihan terbaik bagi masyarakat yang berada di zona merah pesisir pantai ialah menyiapkan diri untuk evakuasi, baik vertikal maupun horizontal, dengan membawa ransel yang telah disiapkan. Manfaatkan semaksimal mungkin “waktu emas” (golden time) yang terbatas itu unrtuk mengevakuasi diri. 

Berikut wawancara mendalam saya dengan Badrul Mustafa, salah seorang ahli gempa dan pengajar Fakultas Teknik Unand dan alumnus Jurusan Tectonics-Geodynamics di Université Pierre-et-Marie Curie (PARIS-VI, Jussieu).  Selamat membaca.
Para ahli gempa memprediksi soal ancaman zona patahan raksasa di segmen Kepulauan Mentawai yang bisa melepas energinya dengan kekuatan mencapai magnitudo gempa (M) 8,8 dan diikuti tsunami besar. Bagaimana Anda menilai dan menjelaskan ini, terus apa yang harus dilakukan pihak pemerintahan di Sumatera Barat?

Jumat, 25 Januari 2019

Sahar BS, Wartawan Sederhana yang Merawat Harga Diri


OLEH Nasrul Azwar
Sahar Bagindo Sutan atau Sahar BS 
Sepanjang kariernya di dunia kewartawanan, Sahar Bagindo Sutan atau lebih dikenal dengan nama Sahar BS banyak menerima penghargaan dari pelbagai lembaga berkaitan dengan capaian dan prestasi sebagai wartawan.
Penghargaan yang dia terima antara lain, “Medali 15 Tahun Kesetiaan Menjalani Profesi Wartawan dari LKBN Antara, Penghargaan 30 Tahun Kesetiaan Profesi dari PWI Pusat (2006), dan Penghargaan Purna Bakti PWI Pusat dari PWI Sumbar (2008).
“Masih banyak piagam perhargaan lainnya yang diterima Papa tapi karena banjir bencana gempa bumi, berkas arsip dan piagam itu rusak dan hancur. Hanya ada 3 piagam itu yang masih tersimpan pada putra-putri Papa,” kata Fifi Suryani, anak keempat dari delapan bersaudara pasangan suami-istri Sahar BS dan Yuniar ini kepada penulis, akhir November 2017 lalu.

Masyarakat Sumbar Sepakat Chatib Sulaiman Dijadikan Pahlawan Nasional


70 TAHUN GUGURNYA CHATIB SULAIMAN


OLEH  Nasrul Azwar
MASYARAKAT Sumbar didukung pakar dan peminat sejarah sepakat bahwa Chatib Sulaiman pantas dan sudah patut dijadikan pahlawan nasional. Panitia pengusulan harus segera bekerja menyusun dokumen dan melengkapi adminsitrasinya agar keinginan bersama ini terealisasi.
Itulah benang merah yang mencuat dalam seminar nasional dan bedah buku tentang pejuang kemerdekaan Chatib Sulaiman yang dilaksanakan pada Sabtu, 19 Januari 2019 di Gedung Dilo Telkom Padang. 

Sabtu, 08 Desember 2018

Lima Teater Merespons Silek dalam Tanda yang Bocor


CATATAN PEMENTASAN TEATER SAF-INDONESIANA 2018
OLEH Nasrul Azwar (Jurnalis dan Presiden AKSI)
Membaca “respons teatrikal terhadap silek”, tema yang diangkat dalam rangkaian Silek Arts Festival (SAF)-Platform Indonesiana yang dilaksanakan pada 19-22 November 2018 di ISI Padang Panjang, menghadirkan 7 kelompok seni pertunjukan teater dari pelbagai kota di Indonesia, bagi saya sangat menarik.
Ketertarikan itu tak lepas—tentu bagi saya—tema yang ditetapkan memiliki konsekuensi langsung terhadap bentuk garapan karya seni (teater) yang dipanggungkan. Bagaimana bentuk respons sutradara terhadap silek (silat)—yang merupakan kekayaan kultural masyarakat di Nusantara ini—pada karya yang dihadirkannya di atas pentas?

Senin, 03 Desember 2018

Ekspresi Anak Nagari Merayakan Budaya


ALEK NAGARI SIJUNJUANG

OLEH Nasrul Azwar (Jurnalis dan Presiden AKSI)
Foto Edy Utama
JALAN kampung sepanjang 1,5 kilometer di Nagari Sijunjung sore itu dipenuhi warga. Mereka berjejer-jejer di tepi jalan dan tak sedikit pula menyembulkan kepalanya dari jendela rumahnya. Anak nagari dan warga sekitar sedang menikmati peristiwa budaya alek nagari dengan wajah dan gestur riang gembira. Sebuah peristiwa budaya yang mereka rasakan dengan tulus dan ikhas. Semuanya mengekspresikan dirinya.

Jumat, 02 November 2018

Teatrikal yang Gugat Sistem Pendidikan “Ini Budi”


PEMENTASAN ”BANGKU KAYU DAN KAMU YANG TUMBUH DI SITU”
OLEH Nasrul Azwar (Jurnalis dan Presiden AKSI)
Bangku Kayu dan Kamu yang Tumbuh di Situ (Foto Adek)
Memigrasikan teks-teks—apalagi itu teks berupa kode-kode dan tanda-tanda yang sangat referensial dengan ingatan kolektif publik yang telah mengkristal—ke atas panggung sebagai teks pertunjukan, mengemban dua opsi: komunikatif dan tidak komunikatif, baik secara pesan makna simbolisme maupun nonsimbolisme.
Teks pertunjukan ”Bangku Kayu dan Kamu yang Tumbuh di Situ” dalam durasi 55 menit yang saya saksikan di Teater Arena Taman Budaya Jambi, pada Jumat, 31 Agustus 2018, secara resepsif menempatkan karya yang disutradarai Yusril Katil itu pada posisi teks yang komunikatif dengan artistik-estetika pemanggungan dan pesan makna simbolisme maupun nonsimbolisme, memenuhi capaian yang pas walau dengan beberapa catatan menyertainya.

Sabtu, 27 Oktober 2018

“The Margin of Our Land” #2Reklamasi” Kolaboratif Setengah Hati"


POSTFEST IKJ 2018

OLEH Nasrul Azwar (Presiden AKSI)
Penampilan kolaboratif “The Margin of Our Land #2Reklamasi dalam rangkain PostFest 2018 Sekolah Pascasarjana, Jumat, 3 Agustus 2018, di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Foto Denny Cidaik
Relevansi teks (tertulis) dengan wujud koreoteaterik yang divisualisasikan dalam panggung pertunjukan bukan serta merta hubungan yang bersifat setangkup (simetris). Keduanya (teks dan visual-audio koreoteaterik) bisa saja saling kontraprestasi dan juga terbuka kemungkinan duplikasi teks tertulisnya. Keindahan sebuah pertunjukan seni memang terletak pada kekayaan tafsir dan interpretasinya tapi mungkin saja sebaliknya. 

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...