OLEH H. Kamardi Rais Dt. P.
Simulie
“Ketika orang menaikkan
bendera putih ketundukkan kepada musuh, namun kami tetap berjuang dengan
mengorbankan harta dan jiwa untuk menyelamatkan Negara Republik Indonesia yang
tercinta ini di bawah pimpinan PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia)
yang berkantor di bawah pohon-pohon kayu dalam rimba raya Sumatera.” (Ketua Dewan Banteng
Letkol Ahmad Husein)
|
| Kolonel Ahmad Husein, duduk paling kanan, dalam pertemuan rapat yang membahas PRRI |
Pada penghujung tahun
1957 situasi Tanah Air kita semakin panas. Seakan-akan bara api yang siap nyala
membakar daun-daun kering yang berserakan di persada Tanah Air. Belum setahun
gerakan-gerakan daerah seperti pengambilalihan jabatan Gubernur Sumatera Tengah
oleh Ketua Dewan Banteng A. Husein dari tangan gubernur sipil Ruslan
Muljohardjo, Gubernur Sumatera Utara Komala Pontas oleh Simbolon, Gubernur
Sumatera Selatan Winarno oleh Barlian. Kabinaet Ali II memang sudah jatuh
digantikan oleh Kabinet Djuanda yang dibentuk oleh formatur tunggal Bung Karno.
Keadannya semakin tidak berdaya menyelesaikan kemelut Tanah Air yang chaos di segala bidang: politik,
ekonomi, sosial, keamanan, dan pemerintahan.