Jumat, 18 Agustus 2017
Selasa, 15 Agustus 2017
Pentingnya Memahami Nilai Sejarah bagi Pembentukan Karakter Bangsa
OLEH Nurmatias (Peneliti)
Prolog
Kenapa perlu memahami nilai sejarah bagi pembentukan karakter bangsa? Sebuah
pertanyaan mendasar yang perlu kita kuak kembali melihat bingkai kondisi anak
bangsa yang cenderung tak dinamis-ke arah kemunduran dewasa ini. Bahkan
persoalan mengenai karakter bangsa kini menjadi sorotan utama masyarakat.
Betapa tidak? Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan,
kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang
konsumtif, mafia hukum, dan sebagainya seolah hadir tiada henti. Bahkan hal itu
pun menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di berbagai
kesempatan. Setidaknya gambaran mengenai permasalahan tersebut menggelitik kita
untuk bertanya kembali. Adakah yang salah dengan karakter bangsa ini?
Problem Eksistensi Lelaki Minangkabau
OLEH Sondri BS (Budayawan)
Pengakuan
terhadap keberadaan individu di tengah lingkungan sosial dalam berbagai
lingkupnya menjadi penting bagi manusia. Manusia yang mengalami krisis identitas dan eksistensi karena serangan atau tekanan dari pihak lain akan menunjukan
gejala-gejala tidak percaya diri, lalu berusaha
menunjukkan keberadaannya dalam bentuk simbol-simbol tradisi dan romantisme kejayaan di masa lalu.
Asketik, Holistik, Paradigma “Modernity”
OLEH
Gus tf (Sastrawan)
Saya
gunakan istilah modernity, tidak modernisasi, karena kata ini lebih
merujuk kepada pengertian modern dalam hubungannya dengan perubahan cara
berpikir tanpa perlu meniru mutlak apa yang ada di Barat. Penekanan ini
diperlukan mengingat istilah modernisasi, pada banyak sisi, lebih kita pahami
sebagal westernisasi. Tapi apa yang
lebih mengganggau adalah bahwa pembicaraan tentang modernisasi tak mungkin
dipisahkan dari kerangka teori, yang berarti pula harus membicarakan teori
dependensi dan teori sistem dunia yang merupakan antitesis terhadap
masing-masingnya. Saya pikir, apa yang paling menyusahkan dari sebuah teori
ialah keharusannya untuk menekankan titik pandang sendiri. Sedangkan tulisan
ini lahir justru dari sifat sebaliknya, bahwa setiap perbedaan ingin dilihat
sebagai motivasi untuk saling memahami.
Rabu, 07 Juni 2017
Penyamaan Persepsi atas Makna ABSSBK dalam Hukum Adat Minangkabau
OLEH Bachtiar Abna, SH.MH. Dt. Rajo
Suleman
A. Lahirnya Pepatah Adat Basandi Syarak Syarak Basandi
Kitabullah (ABSSBK)
Menurut
Prof. Dr. Hamka Dt. Indomo, dalam bukunya: Islam
dan Adat Minangkabau, Minangkabau sudah pernah menempuh zaman kebesaran dan
kejaaan semasa 500 atau 600 tahun yang lalu, tidaklah dapat dipungkiri lagi.
Dalam tahun 1286 Baginda Maharaja Kertanegara mengirimkan patung Budha ke
Minangkabau sebagai tanda perhubungannya dengan raja-raja keturunan Jawa itu.
Langganan:
Postingan (Atom)
Kristenisasi di Ranah Minang
Foto: Kompasiana Pemeluk Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...
-
Saldi isra Saldi Isra, SH, MPA, anak muda yang energik. Dosen pascasarjana program studi hukum Universitas Andalas, Padang, adalah ahli huku...
-
Foto: Kompasiana Pemeluk Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...
-
Ombak memecah kecil-kecil di bibir pantai. Desau angin pagi terasa mencubit kulit, agak dingin. Ketika salat Subuh baru saja selesai ditunai...