Jumat, 29 April 2016

Dato’ Mahkota Maharaja Pagaruyung dalam Kerayaan Pagaruyung dan Perannya Proses Islamisasi Nusantara

OLEH Nurmatias (Peneliti Budaya)
Prolog
Meretas eksistensi  Dato’ Mahkota Maharaja Pagaruyung dalam khazanah historiografi Indonesia umumnya dan Minangkabau khususnya merupakan sebuah keharusan. Fondasi ini didasarkan pada intinya yakni “masih sedikitnya”  perihal Mahmud Dato’ Mahkota Maharaja tertuang dalam literatur sejarah. Perihal lainnya dalam sejarah Minangkabau, telah banyak dikaji oleh peneliti baik peneliti Indonesia maupun luar negeri. Tak salah Benda-Beckmann (2000 : xxvi) pernah menuliskan bahwa Minangkabau sudah banyak yang menyigi dari berbagai aspek penyigihannya.

Sabtu, 23 April 2016

Membaca Kurenah “Parewa Sato Sakaki” Rusli Marzuki Saria

OLEH Nasrul Azwar (Sekjen AKSI)
Saya tulis tentang Rusli Marzuki Saria, bukan dari sisi proses kreatif sebagai penyair. Bagian ini sudah jamak ditulis. Saya coba membaca “Papa”—demikian ia akrab disapa siapa saja—dari rubrik “Parewa Sato Sakaki” yang terbit di Harian Haluan. Kolom tetap yang ia rawat setiap Minggu hadir dalam rentang sejak 2000-2005. Lebih kurang lima tahun. Jika rata-rata setahun ada 50 tulisan, maka esai itu paling tidak kini ada sekitar 250-an.

Selasa, 19 April 2016

RPJMD Sumbar 2016-2021: Nyanyian Seniman dalam Jangka Menengah

OLEH Nasrul Azwar (Sekjen AKSI)
Irwan Prayitno-Nasrul Abit
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sedang menyusun dan merumuskan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Sumatera Barat 2016-2021. Untuk menghimpun masukan, Gubernur Irwan Prayitno dan Wakil Gubernur Nasrul Abit telah membuka diskusi publik dengan pelbagai elemen dan tokoh masyarakat, dan dihadiri semua kepala-kepala dinas, badan, dan jajarannya.
Penyusunan RPJMD dikaitkan dengan visi dan misi kedua pasangan ini yang disampaikan saat kampanye pemilihan kepala daerah tahun lalu. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumatera Barat akan menyusun dokumen perencanaan lima tahunan (RPJMD) yang memuat visi-misi, tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, program prioritas, dan indikasi pendanaannya. 

"Tonggak Tuo" Demokrasi di Minangkabau

OLEH Nurmatias (budayawan)
Prolog
Masyarakat Minangkabau yang dulu sebagai penjunjung sistem yang egaliter dan demokrasi masihkah kelihatan sekarang ini? Masihkah bulek aie dek pambuluh, bulek kato jo mufakek (Bulat air kerena saluran bambu). Bulat kata karena mufakat masih identik dengan kondisi Minangkabau kekinian. Rumah gadang sebagai simbol kebesaran demokrasi Minangkabau masih kelihatan karismanya atau benar kata Von Benda Beckmann tonggak demokrasi di Minangkabau sudah rapuh dan hampir hancur.

Minggu, 13 Maret 2016

Buku Puisi dari Buih Laut

OLEH Ivan Adilla (pengajar di Jurusan Sastra Indonesia, FIB Unand)

Judul Buku: Ombak Menjilat Runcing Karang, Sebuah Antologi Puisi
Karya: Eddy Pranata PNP
Penerbit: CV. Rumahkayu Pustaka Utama, Padang.
Tahun Terbit: Maret 2016
Halaman: x +148 halaman.

Ivan Adilla saat menyajikan makalahnya
Adakah yang bisa dilakukan lelaki saat sendiri di malam sepi pada sebuah pulau karang di tengah laut? Penyair Eddy Pranata PNP memanfaatkan kesempatan itu untuk berdialog dengan ombak, karang, pelangi dan angin. Sebagai petugas navigasi laut, ia   menjalankan pekerjaan di menara suar yang terletak di pulau karang terpencil selama puluhan tahun. Ia menyaksikan kapal, sampan, gelombang, dan para nelayan yang hilir mudik di lautan. Dari tempat sepi itulah ia merajut puisi tentang cinta, kerinduan, persahabatan dan Tuhan. 

Memaknai Rasa pada Empat Perempuan Penyair

OLEH Eva Krisna (Peneliti di Balai Bahasa Sumbar)
Eva Krisna saat diskusi buku antologi puisi
Mereka Berempat
Sulit untuk mengatakan tidak ketika Rieska Praditya Ernaningtyas meminta untuk membedah karya mereka. Inginnya berjarak dengan keempatnya agar ulasan yang akan diberikan terlepas dari cakrawala wawasan tentang mereka sehingga  pemaknaan terbebas dari horizon pengetahuan tentang masing-masingnya. Namun apa daya, kenangan telah terbentang panjang dan perasaan pun telah terjalin lama dengan keempatnya.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...