OLEH Nasrul Azwar (Sekjen AKSI)
Saya tulis tentang Rusli
Marzuki Saria, bukan dari sisi proses kreatif sebagai penyair. Bagian ini sudah
jamak ditulis. Saya coba membaca “Papa”—demikian ia akrab disapa siapa
saja—dari rubrik “Parewa Sato Sakaki” yang terbit di Harian Haluan. Kolom tetap yang ia rawat setiap
Minggu hadir dalam rentang sejak 2000-2005. Lebih kurang lima tahun. Jika
rata-rata setahun ada 50 tulisan, maka esai itu paling tidak kini ada sekitar
250-an.