Kamis, 05 November 2015

Politisasi Pendidikan

OLEH Israr Iskandar
Pengajar Sejarah Politik FIB Universitas Andalas Padang
Tulisan Nora Eka Putri “Dunia Pendidikan, Kejujuran yang Kian Langka” tak hanya mengonfirmasikan karut marut dunia pendidikan, tapi juga dampak sistemiknya terhadap sistem nilai  dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (baca: link ini). Republik ini kian terjebak dalam siklus ketidakjujuran.

Kejujuran yang Kian Langka dalam Dunia Pendidikan

OLEH Nora Eka Putri

Dosen Fakultas Ilmu Sosial UNP

Pendidikan, tidak saja mengajarkan keilmuan akan tetapi juga sikap dan tingkah laku, sehingga sering kita dengar dalam pepatah usang maupun kiasan kontemporer bahwa orang yang berilmu adalah orang yang jujur dan menjadi teladan bagi orang lain.

Memajukan Pendidikan Pamong

OLEH Djohermansyah Djohan 
Penulis Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan
Ketersediaan sumber daya aparatur negara atau biasanya disebut sebagai pamong yang menguasai bidang pekerjaannya secara profesional, baik yang hadir secara otodidak maupun melalui lembaga pendidikan pamong, merupakan salah satu kekuatan bagi terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik.

Sisi Lain dalam Buku Al Fathun Nawa

OLEH  Salma, M. Ag, Ph. D
Dosen Pada Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang
Peluncuran buku Al Fathun Nawa

Allah SWT sangat menghargai orang-orang yang berilmu sehingga Allah SWT meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Seruan untuk menuntut ilmu ini dinyatakan oleh Allah dalam banyak ayat, misalnya dalam surat al-Mujadalah ayat 11 dengan makna:”Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu:”Berlapang-lapanglah dalam majlis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Corak Penafsiran dalam Buku Al-Fathun Nawa

OLEH Prof Dr Yaswirman, MA
Dalam dunia perkembangan ilmu tafsir, ada beberapa corak yang sudah dikembangkan, mulai dari masa klasik sampai masa kontemporer. Tujuan penafsiran ini tidak lain adalah agar umat Islam mudah memahami pesan-pesan yang terkandung di dalam Alquran’ lagi pula bahasa Alquran tidak bisa hanya dipahami dari kaidah-kaidah bahasa Arab, karena uslub  (bentuk kata) dalam Alquran sangat tinggi. Misalnya kalimat “wa jaadilhum billati hiya ahsan”. Kalau dalam gramatika bahasa Arab, seharusnya diungkapkan dengan kalimat “wa jaadilhum billati hiya husna” karena hiya menunjukkan kata mu’annats dan tentunya kata sesudahnya juga mu’annats, yaitu husna, tetapi Allah mengungkapkan dengan kata ahsan, dalam bentuk isn tafdhil mudzakkar.

Rabu, 04 November 2015

M'sia Mengecewakan di Frankfurt

OLEH Pauline Fan
“Di udara dingin mengaum sejarah…” kata-kata penyair Indonesia Sitor Situmorang seolah bergema di sanubariku ketika saya menjejaki Frankfurt, kota kelahiran penyair Jerman agung Johann Wolfgang von Goethe.
Angin musim gugur lembut bertiupan, daun-daun emas kemerahan berserakan di lorong dan taman, membuat fikiran saya melayang dan merenung tokoh sastera dan sejarah yang berasal dari kota ini.

Sabtu, 31 Oktober 2015

Perusahaan Pembakar Hutan, Boikot untuk Produk Sinar Mas dan Wilmar Kian Meluas

Beberapa waktu terakhir, media sosial Twitter dan Facebook bermunculan seruan boikot terhadap produk perusahaan, yang dituding bertanggung jawab atas aksi pembakaran lahan sekaligus penyebab bencana asap di Sumatera dan Kalimantan.
Seruan boikot ini datang dari forum-forum dan lembaga sosial masyarakat yang konsern terhadap lingkungan. Bahkan seruan boikot itu akan dengan mudah ditemui di Facebook atau Twitter. Caranya  cukup menggunakan tagar (#) untuk kata #Boikot, #Wilmar, #APP atau #Sinarmas.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...