(Disampaikan dalam Silaturahmi Sastrawan Sumatera Barat)
OLEH Darman Moenir
Sastrawan
Betapa lagi pidato ini harus dimulai dengan
menyebut halaman Remaja Minggu Ini (RMI) Harian Haluan yang berawal pada 1976 dan berakhir 1999. Ruang ini jadi
persemaian kelahiran sastrawan dari Sumatera Tengah penggal kedua abad lampau.
Pula, masa-masa itu mendatangkan kenangan tersendiri, sesudah dinamika Grup Krikil Tajam yang saya pimpin pada
1973, berakhir. Sebelum RMI eksis, sudah ada halaman Budaya Minggu Ini (BMI) tiap
Selasa.
Izinkan saya menjelaskan, Haluan adalah
salah satu surat kabar tertua di Indonesia, didirikan oleh H. Kasoema bersama
Adaham Hasibuan dan Amarullah Ombak Lubis. Menurut Wikipedia, Ensiklopedia
bebas, edisi perdana Haluan terbit
pada 1 Mei 1948 di Bukittinggi. Selama dan sehabis pergolakan PRRI, April
1958
sampai Mei 1969, surat kabar ini berhenti terbit. Pada bulan Mei 1969 Haluan kembali beredar. Tercatat wartawan
yang mengawaki Haluan, antara lain,
H. Kasoema, Rivai Marlaut,
Chairul Harun, M. Joesfik Helmy, Sjafri Segeh, Annas
Lubuk, A. Pasni Sata, Rusli Marzuki Saria,
Basri Segeh, Sy. Datuk Tuo. Pada generasi berikut muncul nama-nama Benny Aziz,
Nasrul Djalal, Sjukril Sjukur, Azurlis Habib, Ersi Rusli, Darman Moenir, Masri Marjan, Wall Paragoan,
Yalvema Miaz, Herman L., Mufthi Syarfie.