Minggu, 05 Juli 2015

Frankfurt Book Fair: Seni Rupa, Barong Banyuwangi, Dwiki, Djaduk, Angkringan, dan Dangdut

OLEH Goenawan Mohamad

Di dinding ini saya pernah uraiakan sedikit tentang buku-buku Indonesia yang akan dipasang dalam Pekan Raya Buku di Frankfurt, dalam Frankfurt Book Fair. Sekarang saya akan menceritakan yang lain.

Setiap negara yang dipilih jadi “Tamu Kehormatan”, Guest of Honour, diharapkan menghadirkan kreasi bangsanya di bidang kreatifitas, tak hanya dalam sastra. Dalam tahun 2015 ini, Indonesia akan memamerkan karya arsitektur, seni rupa, fotografi, tari, dan musik.

Sedikit Tentang Frankfurt Book Fair 2015

OLEH Goenawan Mohamad

Di tahun 2015 ini, Indonesia jadi Ehrengast, atau The Guest of Honour, atau Tamu Kehormatan, dalam Frankfurt Book Fair (FBF) 2015. Sejak awal tahun ini pula, saya ditunjuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan sebagai Ketua Komite Nasional Pelaksana perhelatan itu.

Saya ingin menggunakan ruangan ini untuk menjelaskan beberapa hal yang dibicarakan dengan ramai, kadang sengit, dalam Facebook, tentang beberapa hal yang menyangkut hal ini.

Frankfurt Book Fair 2015: 17.000 Islands of Imagination

OLEH Adhimas Faisal

Perhelatan Frankfurter Buchmesse atau Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 yang belum saja dimulai, ternyata telah menimbulkan polemik di dalam negeri. Penyebabnya berakar, tema 17.000 Islands of Imagination yang diusung oleh delegasi Indonesia, bergeser ke tema “Peristiwa 65.” Polemik ini ikut menarik urat syaraf para penggiat literasi tanah air untuk memperdebatkannya.

70 Sastrawan Indonesia Berpartisipasi di Frankfurt Book Fair

Mantagibaru.com—Tidak hanya menjadi tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair di Jerman, Indonesia juga merupakan satu-satunya negara di wilayah Asean yang berhasil menembus salah satu festival buku tertua si dunia ini.

Partisipasi Indonesia di pameran buku terbesar di dunia ini sendiri sebetulnya bukan yang pertama kalinya. "Keikutsertaan Indonesia di pemeran buku di Frankfurt ini sudah dari beberapa tahun lalu, tapi tahun ini Indonesia mendapat kehormatan sebagai tamu kehormatan," kata Ainun Na'im Sekjen Kementerian dan Kebudayaan Republik Indonesia di kantornya, pada Rabu (28/2/2015).

Indonesia 85 Persen Siap Membanggakan Asia di Jerman

Mantagibaru.com—Indonesia siap memamerkan taringnya di Frankfurt Book Fair 2015. Ketua Komite Nasional Frankfurt Book Fair sekaligus penulis kondang Goenawan Mohamad menyebutkan, persiapan mengikuti ajang pameran buku terbesar di dunia itu telah sampai 85 persen.

"Kira-kira 85 persen sudah siap. Meliputi banyak bidang, buku sastra, buku nonsastra, pertunjukan, pameran seni rupa, seminar. Tinggal melaksanakan pada bulan-bulan berikutnya," ujar Goenawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/6/2015).

Frankfurt Book Fair, Rimba Buku Tertua di Dunia

Mantagibaru.com—Siapa pun yang pernah mengikuti Frankfurt Book Fair (FBF) di Jerman tentu sepakat ajang ini tak ubahnya rimba buku. Di sini, para profesional industri buku dunia—format cetak maupun digital—berguyub dan mengkreasikan hal baru.

Dari penerbit, penjual, agen, produser film sampai penulis buku turut berpartisipasi di pameran buku tertua dan terbesar di dunia ini. FBF sudah digelar sejak abad ke-15, seiring diciptakan mesin tik untuk pertama kali oleh Johannes Gutenberg.

Isu Indonesia di Frankfurt Book Fair, Jauh Panggang dari Api

Mantagibaru.com—“Jauh panggang dari api.” Sedikitnya dua kali budayawan Goenawan Mohamad menggunakan peribahasa ini dalam dua tulisannya yang ditayangkan di Facebook untuk menanggapi isu yang merundung partisipasi Indonesia di Frankfurt Book Fair (FBF) 2015.

Ia menilai komentar beberapa pihak bahwa Perisiwa 1965 dijadikan tema pokok kehadiran sastra Indonesia di FBF tidak tepat. Begitu juga komentar yang menyebut penulis Laksmi Pamuntjak dan Leila S. Chudori ditampilkan sebagai "pelopor" mengungkap 1965.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...