Minggu, 05 Juli 2015

Indonesia 85 Persen Siap Membanggakan Asia di Jerman

Mantagibaru.com—Indonesia siap memamerkan taringnya di Frankfurt Book Fair 2015. Ketua Komite Nasional Frankfurt Book Fair sekaligus penulis kondang Goenawan Mohamad menyebutkan, persiapan mengikuti ajang pameran buku terbesar di dunia itu telah sampai 85 persen.

"Kira-kira 85 persen sudah siap. Meliputi banyak bidang, buku sastra, buku nonsastra, pertunjukan, pameran seni rupa, seminar. Tinggal melaksanakan pada bulan-bulan berikutnya," ujar Goenawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/6/2015).

Frankfurt Book Fair, Rimba Buku Tertua di Dunia

Mantagibaru.com—Siapa pun yang pernah mengikuti Frankfurt Book Fair (FBF) di Jerman tentu sepakat ajang ini tak ubahnya rimba buku. Di sini, para profesional industri buku dunia—format cetak maupun digital—berguyub dan mengkreasikan hal baru.

Dari penerbit, penjual, agen, produser film sampai penulis buku turut berpartisipasi di pameran buku tertua dan terbesar di dunia ini. FBF sudah digelar sejak abad ke-15, seiring diciptakan mesin tik untuk pertama kali oleh Johannes Gutenberg.

Isu Indonesia di Frankfurt Book Fair, Jauh Panggang dari Api

Mantagibaru.com—“Jauh panggang dari api.” Sedikitnya dua kali budayawan Goenawan Mohamad menggunakan peribahasa ini dalam dua tulisannya yang ditayangkan di Facebook untuk menanggapi isu yang merundung partisipasi Indonesia di Frankfurt Book Fair (FBF) 2015.

Ia menilai komentar beberapa pihak bahwa Perisiwa 1965 dijadikan tema pokok kehadiran sastra Indonesia di FBF tidak tepat. Begitu juga komentar yang menyebut penulis Laksmi Pamuntjak dan Leila S. Chudori ditampilkan sebagai "pelopor" mengungkap 1965.

'Memoles' Partisipasi Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015

Linda Christanty 
Mantagibaru.com—Seratus hari menjelang perhelatan Frankfurt Book Fair di Jerman, pada Oktober mendatang, menguar kritik dari beberapa penulis tentang partisipasi Indonesia di ajang jual beli rights tersebut. Salah satunya, kritik yang dilontarkan sastrawan Linda Christanty di akun Facebook-nya, pekan lalu.

Ia antara lain menyoroti tema yang diusung Indonesia, tidak adanya kriteria dan transparansi dalam menentukan penulis partisipan, dan proses subsidi penerjemahan yang tidak berjalan semestinya.

Jalan Berliku ke Frankfurt Book Fair 2015

London Book Fair
Mantagibaru.com—Tanda tanya yang menggelayuti pikiran penulis-penulis Indonesia perihal Frankfurt Book Fair 2015 seakan dijawab oleh daftar nama yang beredar. Daftar itu menyebut puluhan nama penulis yang bakal ikut ke ajang festival buku terbesar di dunia itu. Mereka akan mewakili Indonesia, negara yang menjadi tamu kehormatan di acara itu pada Oktober nanti.

Wajah Perbukuan Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015

Mantagibaru.com—Stan seluas dua ribu meter persegi di Frankfurt Book Fair 2015 bakal menjadi wadah Indonesia menampilkan segala imajinasinya. Tahun ini Indonesia menjadi tamu kehormatan dalam ajang festival buku terbesar dunia itu.

Ratusan buku bakal dipamerkan. Puluhan penulis didatangkan. Sajian-sajian kuliner lezat dihidangkan. Keberagaman Indonesia dinomorsatukan. Persis seperti tema Komite Nasional, "17.000 Islands of Imagination".

Selasa, 09 Juni 2015

CATATAN DARI PANGGUNG PUBLIK SUMATERA #4: Ruang Publik Bocor dan Pertunjukan Jauh dari Dapur


OLEH Nasrul Azwar
Presiden Aliansi Komunitas Seni Indonesia

Pementasan Ranah Teater di PPS IV Padang Panjang
Panggung Publik Sumatera #4 dihelat 28-30 Mei 2015 di Lapangan Kantin Kota Padang Panjang sudah usai. Perhelatan seni pertunjukan tahunan itu difokuskan dalam satu situs ruang publik di tengah pusat kota Padang Panjang yang akrab disebut Lapangan Kantin. Lapangan ini punya nilai sejarah penting bagi masyarakat kota. Ia merupakan lapangan rumput terbuka yang di sekeliling ada kantor militer, terminal angkutan desa, dan sekolah.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...