Rabu, 11 Maret 2015

Organisasi Kemasyarakatan ((Sistem Kelarasan)

OLEH Puti Reno Raudha Thaib
Ketua Umum Bundo Kanduang Sumatera Barat
Sampai sekarang, masyarakat Minangkabau baik yang di ranah maupun yang di rantau tetap mengamalkan sistem adat yang dikenal dengan istilah Lareh Nan Duo. Yang dimaksud dengan Lareh Nan Duo adalah dua sistem kemasyarakatan atau sistem keorganisasian atau disebut juga sistem kelarasan, terdiri dari kelarasan (sistem) Koto Piliang dan kelarasan (sistem) Bodi Caniago. Kedua-dua kelarasan ini disebut sebagai Lareh Nan Bunta.

Peranan Laki-laki dalam Sistem Matrilineal

OLEH Puti Reno Raudha Thaib
Ketua Umum Bundo Kanduang Sumatera Barat

Pusako adalah milik kaum yang tampak nyata; sawah, ladang, rumah gadang, pandam pakuburan. Pusako dimanfaatkan oleh perempuan. Lelaki berhak mengatur pemakaiannya tetapi tidak berhak untuk memiliki. Dalam pengaturan pewarisan, semua harta yang akan diwariskan harus ditentukan dulu kedudukannya. Kedudukan harta pusaka; 1. Pusako tinggi dan 2. Pusako randah.

Sabtu, 07 Maret 2015

Mengusung Cerita Topeng Betawi Tempo Doeloe Menuju Pertunjukan Dunia

(Malam Kesenian Tempo Doeloe di Galangan VOC, Penjaringan, Jakut, Minggu 2 Desember 2012)

OLEH Siti Gomo Attas
tigo_attas@yahoo.co.id 08179139960
Staf Pengajar Universitas Negeri Jakarta

Abstrak


Mengusung “Cerita Rakyat Topeng Betawi Menuju Pertunjukan Dunia”. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui bentuk pertunjukan cerita Topeng Betawi sebagai tradisi lisan Betawi yang dipertunjukan pada Malam Pementasan Jakarta Tempo Duloe di Gedung Galangan Kapal VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) Pluit Jakarta Utara, Minggu 2 Desember 2012. Para tamu asing yang turut menghadiri undangan Bapak Wali Kota Jakarta Utara malam itu, terdapat 14 negara sahabat, antara lain, negara India, Jepang, China, Amerika, Singafura, Korea Selatan Afrika Selatan, dan lain-lain.

Sastra sebagai Pilihan Model Berpikir Kreatif. Inovatif, dan Demokratis

OLEH Tirto Suwondo
Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta
/1/
Judul paparan ini menuntut pemahaman terhadap apa yang dimaksud dengan istilah (1) sastra, (2) pilihan model berpikir, dan (3) kreatif, inovatif, dan demokratis. Yang dimaksud dengan "sastra" dalam konteks ini merujuk pada pengertian yang diajukan Miller (2002), yaitu penggunaan secara khusus kata-kata atau tanda-tanda yang ada dalam beberapa bentuk kebudayaan manusia di mana pun dan kapan pun. Dalam kaitan ini sastra merupakan suatu kecerdasan universal mengenai kata-kata atau tanda-tanda lain yang dianggap sastra. Sebagai suatu kecerdasan universal, sastra mengeksploitasi kekuatan kata yang luar biasa untuk memberi tanda pada ketiadaan rujukan apa pun. Di samping itu, sastra bukan semata imitasi kata-kata tentang realitas yang sudah ada, melainkan lebih dari itu, sastra merupakan suatu penciptaan atau penemuan dunia baru (metadunia, hiperrealitas).

Senin, 02 Maret 2015

Pemberontakan Radjab dan Perantau Kita

OLEH Deddy Arsya
Sastrawan
Tahun 1950, sebuah buku terbit. Semasa Ketjil di Kampung (1913-1928). Penulisnya, seorang Minangkabau bernama Muhamad Radjab. Buku itu, sebut Radjab, adalah sebuah autobiografi. Autogiografi seorang anak Minangkabau, begitu sub-judulnya.
Kita bisa saja meragukannya. Buku itu lebih seperti novel ketimbang sebuah karya sejarah. Penggambaran latarnya detil, penokohanya hampir jelas, imajinasi mendapat perayaan. Narasinya, selain yang terdapat pada judul, nyaris terlepas dari angka-angka tahun. Tetapi tidakkah sebuah biografi atau autobiografi bisa saja berdiri tegak di antara prosa dan sejarah.

Makam Haji Miskin di Pandai Sikek

OLEH Deddy Arsya
Sastrawan

Kuburan H Miskin di Pandai Sikek
Haji Miskin telah lama mati, tetapi namanya di sini seperti abadi.
Saya mengunjungi kuburnya di Pandai Sikek—sebuah nagari dingin di pinggang Gunung Singgalang di Kabupaten Tanah Datar. Makam itu terletak tidak jauh dari jalan utama nagari. Dari jalan utama itu menuju ke makam dihubungkan jalan setapak licin dengan tangga-tangga dari beton. Di ujung tangga-tangga itu, masa silam menyumbulkan diri: sebuah makam dari abad ke-19 kokoh berdiri.

Minggu, 01 Maret 2015

Pengarang A. Damhoeri dan Aksara Minang

OLEH H. Kamardi Rais Dt. P. Simulie
Bupati Alis Marajo berziarah ke makan A Damhoeri
Sebuah laporan dari daerah Kabupaten Limapuluh Kota mengatakan bahwa Bupati dr. Alis Marajo Datuk Sori Marajo bersama instansi terkait telah berziarah ke makam pengarang A. Damhoeri (almarhum) di Lurah Bukit, Kenagarian Balai Panjang, Kecamatan Sago Halaban baru-baru ini.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...