OLEH Deddy Arsya
Sastrawan
Tahun 1950, sebuah buku terbit. Semasa Ketjil di Kampung (1913-1928).
Penulisnya, seorang Minangkabau bernama Muhamad Radjab. Buku itu, sebut Radjab,
adalah sebuah autobiografi. Autogiografi
seorang anak Minangkabau, begitu sub-judulnya.
Kita bisa saja meragukannya. Buku itu
lebih seperti novel ketimbang sebuah karya sejarah. Penggambaran latarnya
detil, penokohanya hampir jelas, imajinasi mendapat perayaan. Narasinya, selain
yang terdapat pada judul, nyaris terlepas dari angka-angka tahun. Tetapi tidakkah sebuah biografi atau
autobiografi bisa saja berdiri tegak di antara prosa dan sejarah.