Minggu, 22 Februari 2015

Rivai Marlaut: The Old Journalist Never Die

OLEH Kamardi Rais Dt P Simulie
Adam Malik menanyakan Rivai Marlaut kepada penulis
Seorang wartawan tua telah pergi. Pergi untuk selamanya. Dia adalah Bapak Rivai Marlaut, mantan Pemimpin Redaksi Harian Haluan Padang.
Keluarga besar pers Sumatera Barat khususnya, dan Indonesia umumnya, berkabung. Berdukacita atas kepergiannya. Pergi untuk tidak kembali lagi. Seperti diibaratkan oleh mamang orang-orang tua kita. Bagi Pak Rivai, “Cupak sudah penuh, gantang sudah melimpah.”

Rabu, 18 Februari 2015

Kaba Mamak si Hetong

Ditulis Kembali OLEH Anas Nafis
(Bagian 4)
Aso siang hari barisuak hari Jumaik - hari manjalang tangah hari - bakato Mamak Si Hetong:
"Barabab kito Rona ai - basaluang kito sabanta - saluang ka ubek litak - rabab ka ubek auih".
Tinggi randah bunyinyo saluang - gagok tigo bunyinyo rabab. Pipik tabang  jadilah inggok - aia mailia jadi baranti - mandanga rabab Si Rona – mandanga saluang Mak Hetong.

Senin, 16 Februari 2015

Pariwisata sebagai Leading Sector, People to People Bukan Government to Government

mantagibaru.com—Meskipun ada kencenderungan menegangnya hubungan kedua negara terkait dengan sikap pemerintah yang akan tetap melakukan eksekusi terpidana mati narkotika dan obat-obatan (narkoba), termasuk terhadap dua warga Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata tetap berharap target 1,2 juta kunjungan wisatawan dari negeri Kanguru itu bisa dicapai.

Minggu, 15 Februari 2015

WAWANCARA DENGAN AJIP ROSIDI: Desain Pendidikan Indonesia Hanya Menciptakan Kelas Pekerja

Ajip Rosidi
Permendikbud No 49 tentang pembatasan masa kuliah s1maksimal 5 tahun, banyak orang melihat sebagai keputusan yang baik dari sudut efisiensi anggaran. Namun pada sisi lain, banyak yang melihat kebijakan ini merupakan sebuah desain untuk menciptakan kelas pekerja semata. Pendapat terakhir ini punya alasan yang lebih visible dan masuk akal secara etika.

WAWANCARA DENGAN FARUK TRIPOLI: Kita Kekurangan Ruang Diskusi Kebudayaan yang Mendalam

Faruk Tripoli
Prof Dr Faruk Tripoli, SU menyebutkan, dalam kesempatan yang terbatas berkenan wawancara dengan KoranOpini.com, Winda Efanur FS di UGM. Perbincangan ini  berkisar pada isu dan pandangannya tentang kemelut perdebatan terbitnya buku '33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh' yang melahirkan babak baru, yaitu dipolisikannya sastrawan Saut Situmorang dan Iwan Soekri oleh sastrawan lain Fatin Hamama.
Menurut Guru Besar Ilmu Budaya UGM ini, masalah perdebatan tentang buku itu sudah mulai padam sendiri dan sasaran petisi dianggap gagal, tetapi berhasil dalam menguak fakta-fakta lain yang tak terduga seperti pengakuan sastrawan Ahmadun Herfanda, Remy Sylado. Sementara, soal proses hukum yang menjerat Saut Situmorang dan Iwan Soekri, ia siap menjadi saksi ahli bila diminta. Berikut laporan lengkapnya.

Kaba Mamak si Hetong

Ditulis Kembali OLEH Anas Nafis
(Bagian 3)
Kok lai ibo kakak di den – kok lai kasiah di nan bansaik – salangilah den  rencong kakak – nan dititiak tukang duo baleh – nan disapuah tukang batujuah - malampeh nan pandai bana. Kok lai buliah den manyalang - kok lai ka  tabangkik malu  - gadang nak baganti-ganti - cadiak nak sakali surang".

WAWANCARA DENGAN JIM SUPANGKAT: Tak Semua Seniman Berorientasi Pasar

Jim Supangkat 
Jim Supangkat merupakan kurator seni rupa Indonesia paling dihormati. Heri Dono bahkan menilainya sebagai kurator terbaik Indonesia dan internasional yang dimiliki bangsa Indonesia saat ini. Gagasan dan pandangannya tentang seni rupa serta kebudayaan secara umum menjadi bagian penting dalam perjalanan dialektika kebudayaan Indonesia.
Dalam kesempatan wawancara ini, Jim Supangkat memberikan pandangan-pandanganya seputar isu pasar seni rupa dan eksistensi seni rupa Indonesia dalam kontestasi kebudayaan dunia. Berikut kutipan wawancara reporter KoranOpini.com dengan Jim Supangkat.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...