Kamis, 05 Februari 2015

Perantau Minang Tak Sekadar Melepas Rindu

OLEH Khairul Jasmi (Wartawan Senior)

PULANG kampung tak sekadar melepas rindu, tapi sekaligus membangun kampung halaman. Begitulah tekad perantau Minang. Dulu, ketika mereka pergi ke rantau, selalu diniatkan, kampung halaman baru akan diinjak lagi jika sudah berhasil di negeri orang. Artinya, perantau akan pulang bila sudah mampu menyumbang untuk tanah kelahiran.
Untuk ukuran provinsi, perantau Minang memang dahsyat. Jumlah penduduk Sumatera Barat sebanyak delapan juta jiwa, separuhnya di rantau. Dua juta di Jakarta. Maka tak heran di metropolitan ini terbit surat kabar khusus untuk perantau, namanya Minang Pos.

Rabu, 04 Februari 2015

Sail Tomini Diselenggarakan September 2015

mantagibaru.com—Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menyatakan bahwa acara Sail Tomini menurut rencana akan diselenggarakan pada bulan September 2015.

Pemerintah Bersiap Laksanakan Pilkada Langsung Serentak Tahun Ini

mantagibaru.com—Pemerintah telah mengundangkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu)  Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota, dan Perppu Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang telah disetujui DPR-RI menjadi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015.

Salawat Dulang, Berawal dari Jamuan Makan

OLEH Yusriwal
Tandikek merupakan kenagarian yang terletak di ujung utara Kabupaten Padang Pariaman atau lebih tepatnya di Kecamatan Patamuan. Selain kenagarian Tandikek, di Kecamatan Patamuan terdapat kenagarian lain, yaitu Kenagarian Sungai Durian yang terletak sebelah selatan Tandikek. Secara geografis, Tandikek sebelah utara berbatas dengan Kabupaten Agam dan Gunung Tandikek, sebelah barat berbatas dengan Kecamatan V Koto, sebelah selatan berbatas dengan Kenagairan Sungai Durian dan Kecamaatan Padang Sago, dan sebelah timur berbatas dengan Kecamatan 2 X 11 Enam Lingkung dan Bukit Barisan.

Dikia dalam Dimensi Sosial

OLEH Yusriwal
Peneliti di Fakultas Sastra Unand
Di Pariaman—karena dulunya merupakan salah satu pusat pengembangan Islam di Minangkabau—ditemukan banyak kesenian yang berkaitan dengan Islam atau bercirikan Islam (islami). Salah satu kesenian yang bercirikan Islam adalah dikia. Pertunjukan dikia  disebut badikia. Menurut masyarakat Pariaman, kesenian dikia pertama kali diperkenalkan oleh Syekh Burhanuddin Ulakan. Badikia biasa dilaksanakan di masjid atau surau.

Pameran ‘Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa’

mantagibaru.com—Pameran ‘Aku Diponegoro: Sang Pangerran dalam Ingatan Bangsa’ terbagi menjadi tiga bagian yang masing-masing mewakili pendekatan berbeda terhadap Diponegoro. Bagian pertama, Diponegoro di Mulut Sejarah Seni Indonesia: Pembentukan seorang pahlawan pada karya seni Indonesia yang memiliki topik Diponegoro. Sorotan utama bagian ini adalah lukisan penangkapan Diponegoro (1857) karya Raden Saleh yang baru saja direstorasi.

Kamis, 29 Januari 2015

Pedoman Penyelesaian Sengketa Adat Sako dan Pusako di Lingkungan KAN di Minangkabau

Dalam hal timbulnya perselisihan tentang sako dan pusako di nagari-nagari diselesaikan dan diusahakan mencari jalan perdamaian secara musyawarah mufakat oleh berjenjang naik bertangga turun berdasarkan hukum adat.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...