Minggu, 23 November 2014

La Paloma: Generasi Keroncong Sumatera Barat

OLEH Sahrul N
Pengajar ISI Padang Panjang

Alunan musik keroncong terdengar dari sudut kampus ISI Padangpanjang yang dimainkan oleh sekitar delapan generasi muda yang rata-rata berpenampilan metal. Sambil menghirup kopi mereka asyik berlatih mematangkan beberapa repertoar yang kata mereka dipersiapkan untuk ivent tertentu. Mereka menamakan grup ini dengan nama Orkes Keroncong (OK) La Paloma yang awalnya dipimpin oleh Alm. Desriland (mantan dosen ISI Padangpanjang). Mereka bukan datang dari Jawa namun adalah generasi Sumatera Barat yang peduli terhadap budaya Indonesia. 

Minggu, 16 November 2014

Mambangkik Batang Tarandam Perkeretaapian Sumatera Barat

OLEH Willson Gustiawan
Dosen Politeknik Negeri Universitas Andalas Padang
Kereta api wisata di Sumbar
Suara tut…tut…tut, sinyal nyala, serangkaian kereta siap masuk stasiun. Setelah melewati ampang-ampang perlintasan sebidang. Lokomotif bergerak di rel bergigi, melambat untuk beristirahat sejenak. Lalu siap melanjutkan perjalanan melewati kawasan berpemandangan elok di Sumatera Barat.
Kereta api Sumatera Barat, pada masa jayanya melayani penumpang dan barang di berbagai rute. Kereta api melayani relasi Payakumbuh sampai Padang, Sawahlunto sampai Teluk Bayur Padang. Ujung rel di Sungai Limau dan Limbanang juga pernah dilewati. Bahkan jalur sampai ke Pekanbaru melalui Muaro. Total, jalur kereta api di Sumatera Barat mencapai 240 km.

Salah Urus, Penanganan Tindak Asusila di Kota Padang

OLEH Muhammad Al Asyhari
Sekjen Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Barat (PAHAM Sumbar)
Masih cukup hangat dalam ingatan kita bagaimana berita tentang kejadian terbongkarnya praktik penari telanjang (striptease) di sebuah cafe di Kota Padang (26/9). Hal ini jelas menjadi sesuatu yang sangat merusak nilai susila yang ada di dalam kehidupan masyarakat kita, dan sangat membuat keprihatinan bagi setiap masyarakat yang masih peduli dengan Kota Padang yang selama ini ber-merk filsafat adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.

Meningkatkan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana di Sumatera Barat

OLEH  Badrul Mustafa
Ahli Kegempaan Unand
Akibab gempa 2009 di Padang Pariaman 
Bencana demi bencana tidak lepas menimpa daerah Sumatera Barat.  Setelah reda dari gempa dan tsunami yang terakhir menimpa Mentawai 25 Oktober 2010, longsor menghantam beberapa wilayah di Sumatera Barat, terutama Pesisir Selatan, Pasaman Barat dan Agam. Memang agak tepat julukan yang pernah diberikan kepada wilayah ini, yakni: supermarket bencana.

PETANI BERGERAK: Galang Kekuatan untuk Menggapai Kesejahteraan

OLEH Moehar Daniel
Peneliti Sosial Ekonomi/Kebijakan Pembanguan Pertanian BPTP Sumatera Barat

Pertanian Bergerak
Satu langkah maju sudah dimulai. Petani kakao Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh telah berhimpun mendirikan sebuah lembaga untuk memayungi petani lainnya. Kenyataan ini perlu diacungkan jempol dan dibantu secara serius, agar pucuk yang baru tumbuh ini bisa berkembang dan mengembangkan sayap keseluruh Nusantara demi kesejahteraan petani.
Petani selalu berjuang untuk manusia lainnya, tetapi mereka sering tidak menerima imbalan yang setimpal. Mereka tidak mengharapkan penghargaan, tidak mengharapkan sanjungan ataupun pujian yang muluk-muluk. Yang diharapkan petani hanyalah perolehan pendapatan yang memadai dari hasil cucur keringat, untuk menupang kehidupan yang semakin keras dan semakin tidak punya nurani.

Perjuangkan Nagari Bersifat Istimewa

OLEH M Sayuti Datuak Rajo Pangulu
Ketua Umum Pucuk Pimpinan LKAAM Sumbar

Nagari Pariangan
Menanggapi pendapat yang dikemukakan Hermanto, anggota Komisi II DPR-RI (periode 2009-2014) yang menyatakan Revisi UU No.32/2004 berpotensi rugikan Sumbar. Apa yang dikatakan Hermanto ada benarnya bila pembangunan nagari selalu diukur dengan uang. Kembali ke sistem pemerintahan nagari baik di kabupaten maupun di kota merupakan amanat dari Peraturan Daeran No 2 Tahun 2006 Tentang Ketentuan Pokok Pemerintahan Nagari.

Merayakan Kembali Berdesa

OLEH Undri
Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang)
Apa untungnya kalau kita kembali berdesa lagi seperti yang terjadi pada masa Orde Baru? Apa hanya sekadar mengharapkan bantuan yang besar atau hanya sebagai bukti atas sikap kita yang kompromitif atas kebijakan pusat atau lebih jauh lagi karena adanya bingkai NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang konsekuensinya harus menerima kebijakan pusat tersebut.
Kerontokan kekuatan tradisional merupakan sebuah bentuk konsekuensi yang diterima oleh masyarakat Minangkabau akibat terjadinya perubahan nagari menjadi desa yang terjadi pada Orde Baru tersebut. Ini merupakan fakta historis yang tidak terbantahkan sampai sekarang ini.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...