Minggu, 16 November 2014

Merayakan Kembali Berdesa

OLEH Undri
Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang)
Apa untungnya kalau kita kembali berdesa lagi seperti yang terjadi pada masa Orde Baru? Apa hanya sekadar mengharapkan bantuan yang besar atau hanya sebagai bukti atas sikap kita yang kompromitif atas kebijakan pusat atau lebih jauh lagi karena adanya bingkai NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang konsekuensinya harus menerima kebijakan pusat tersebut.
Kerontokan kekuatan tradisional merupakan sebuah bentuk konsekuensi yang diterima oleh masyarakat Minangkabau akibat terjadinya perubahan nagari menjadi desa yang terjadi pada Orde Baru tersebut. Ini merupakan fakta historis yang tidak terbantahkan sampai sekarang ini.

Rabu, 12 November 2014

Keberadaan PLTA Singkarak Diduga Berdampak pada Kualitas Ekosistem Danau Singkarak

PLTA Singkarak


Bila berkunjung ke Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, tidak lah lengkap rasanya kalau belum menikmati ikan bilih.
Ikan bilih paling dicari masyarakat ketika mengunjungi Danau Singkarak, karena terasa gurih bila telah dimasak. Ikan bilih juga bisa dapat dikeringkan dan diasinkan sehingga awet untuk waktu yang lama.

Endemik Ikan Bilih Danau Singkarak Terancam Punah

OLEH Dahmuri
KAUR Ekonomi Pemerintahan Nagari Guguk Malalo, Singkarak, Tanah Datar

Alat tangkap ikan bilih (Jala Apung) Foto http://www.mongabay.co.id/
Beberapa hari terakhir, Harian Haluan mengangkat keberadaan, potensi ikan bilih Danau Singkarak, dan ancaman masuknya ikan sejenis hasil budi daya nelayan di Danau Toba ke Sumatera Barat. Selain itu, ikan bilih yang dibudidayakan di Danau Toba dan masuk ke Sumatera Barat ditengarai diawetkan dengan zat kimia formalin.

Derita Permanen Petani Gambir

OLEH Ari Febrianto
Anak Petani Gambir
Petani gambir (kotoalam.wordpress.com)
Keadaan petani gambir menjadi semakin  tidak menentu, hidup di daerah penghasil terbesar gambir, komoditas ekspor, tapi harganya sayur. Petani berharap dengan janji toke yang mengatakan harga gambir akan segera naik, tapi kenyataannya sekarang harga komuditas ekspor itu semakin menurun tajam jauh di bawah rata-rata.
Lagi-lagi orang membayangkan enaknya menjadi petani gambir, padahal jika dilihat dengan situasi dan kemurungan petani ditengah kegalauan harga gambir yang tidak menentu, bisa saja dibilang petani gambir adalah petani termiskin diantara petani komuditas ekspor lain, betapa tidak, dengan harga yang sedemikian rendahnya tidak menutup kemungkinan petani mempunyai hutang yang jauh lebih besar dari penghasilan perbulannya, apakah ini yang disebut petani sejahtera?

Penganugerahan DR HC dan Etika Perguruan Tinggi

OLEH Wannofri Samry
Dosen FIB Unand
Gamawan Fauzi dapat Doktor HC dari UNP (Antara Foto)
Sejarah menunjukkan bahwa perguruan tinggi adalah sumber  perubahan. Ia adalah lembaga akademis yang tertinggi, ia dipandang sebagai  sumber dari pengembangan ilmu, sumber etika dan sumber peradaban. Nilai-nilai peradaban yang baik diharapkan lahir dari perguruan  tinggi.
Bagi masyarakat moderen, pencapaian-pencapaian perguruan tinggi dipandang sebagai acuan kemajuan, ia akan diikuti dan akan diimplemantasikan dalam kehiduapan  mereka. 

Kapur IX Mengusik Nyali Kepemerintahan

OLEH H. Fachrul Rasyid HF
Wartawan Senior
Masyarakat Kapur IX bergotong royong (anakama06.blogspot.com)
Berkunjung ke Nagari Sialang dan Gelugur Kecamatan Kapur IX sungguh menggugah  perasaan kemanusian dan nyali kepemerintahan. Inilah yang dirasakan saat menyertai rombongan safari Ramadan Bupati Limapuluh Kota Dr. Alis Marajo bersama sejumlah pejabat kepala satuan kerja pemerintah daerah setempat ke perbatasan Sumatera Barat dan Riau itu, Sabtu 20 Aguastus 2011 lalu.

Senin, 03 November 2014

Pangulu, Gadangkanlah Kamanakan

OLEH Haswar Muis Datuak Bagindo Sati
Hazwar
Pangulu, gadangkanlah kamanakan, jan manggadangkan anak ula. Begitulah refleksi kami atas refleksi almarhum Wisran Hadi budayawan kita. Galaunya Wisran Hadi menyesakkan dadanya yang ikut mengantarkannya pulang keharibaan Sang Khalik, menyesakkan dada kita juga.
Dan tentu banyak lagi refleksi dan reaksi dari pemuka-pemuka adat, alim ulama, cadiak pandai, bundo kaduang, pemuda sampai kepada parewa sato sakaki dalam alam Minangkabau yang adatnya Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitab Allah (Alquran)
Betapa tidak akan galau hati kita, betapa tidak akan sakit hati ini, dek ulah manisan (nila) satitiak, rusak susu sabalango. Jalan dialiah urang datang, cupak dipapek urang manggaleh.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...