Kamis, 30 Oktober 2014

Menciptakan Petani Masa Depan

OLEH Moehar Daniel
Peneliti Sosial Ekonomi/Kebijakan Pembanguan Pertanian BPTP Sumatera Barat

Dalam sebuah renungan terbitlah sebuah angan-angan yang bisa dikatakan mimpi untuk masa depan anak bangsa. Mayoritas masyarakat kita adalah petani. Sampai saat ini petani masih dikategorikan sebagai bagian dari komunitas yang lemah, tidak berdaya. Dan sedihnya selalu dikatakan komunitas yang sangat berjasa ini, mempunyai jenjang pendidikan yang rendah, sehingga sulit untuk bangkit menonjolkan peran dan fungsinya. 

Penelitian Paradigma Agama dengan Isu Sosial Kemanusiaan

OLEH Yulizal Yunus
Ketua Lembaga Penelitian IAIN Imam Bonjol

Sumatera Barat berkepentingan dengan penelitian “perspektif agama, isu sosial kemanusiaan” dalam penguatan perencanaan dan pelaksanaan keseluruhan sistem pembangunan daerah. Di antara indikasinya isu sosial kemanusiaan itu sering mencuat dalam berbagai event pembicaraan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, seperti event yang dilaksanakan Bappeda bersama Dinas, Badan, Kantor dan Bagian, serta lembaga non pemerintah (NGO). Terakhir isu itu menonjol mencuat dalam beberapa kali “Diskusi Kelompok Terpokus” (FGD) Bappeda diselenggarakan Dewan Riset Daerah Sumatera Barat yang bertugas memberi masukan kepada Gubernur Sumatera Barat. 

Selasa, 28 Oktober 2014

Under The Volcano Tampil di Olimpiade Teater Beijing

Yusril Katil, sutradara teater Indonesia asal Sumatera Barat akan “meledakkan” Gedung Dayin Teater Beijing, Tiongkok dengan karyanya berjudul Under The Volcano pada 7-8 November 2014. “Ledakan” estetik dan artistik itu digelar dalam iven seni pertunjukan yang prestisius kelas dunia di Olimpiade Teater ke-6 Beijing, Republik Rakyat Tiongkok.
Pementasan teater Under the Volcano di Olimpiade Teater Beijing kerja sama antara komunitas seni HITAM-PUTIH dengan Bumi Purnati Indonesia.   
komunitas seni HITAM-PUTIH merupakan kelompok teater pertama dari Indonesia (Sumatera Barat) untuk ikut ambil bagian dalam Olimpiade Teater ke-6 di Beijing ini. Olimpiade Teater ini merupakan iven prestisius yang di dunia,” kata Yusril Katil, Senin (27/10/2014).
Under the Volcano diproduksi Bumi Purnati Indonesia dengan Direktur Artistik Restu Imansari Kusumaningrum.  

Minggu, 26 Oktober 2014

Penyamaan Persepsi Atas Makna Adat Basandi Syarak dalam Hukum Adat Minangkabau

(Bagian dua dari dua tulisan)
OLEH Bachtiar Abna Datuak Rajo Suleman


Variabel kedua adalah Sandi yang harus dibedakan dengan asas. Dipilihnya istilah sandi dalam pepatah ABSSBK ini merupakan hasil dari hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan yang terjadi di Bukik Marapalam, karena dengan dipakainya istilah ini konflik berkepanjangan yang terjadi di Minangkabau dapat diakiri.
Perbedaan Makna Sandi dan Asas
Selama ini sering  terjadi salah faham mengenai pepatah ABSSBK karena kesadaran menggunakan Bahasa Indonesia yang tinggi dari anak Minang, yang dahulu disebut Bahasa Melayu Tinggi, yang menterjemahkan istilah sandi menjadi sendi sehingga berarti asas atau dasar.

Penyamaan Persepsi Atas Makna Adat Basandi Syarak dalam Hukum Adat Minangkabau

(Bagian Pertama Dua Tulisan)
OLEH Bachtiar Abna Datuak Rajo Suleman

Penghulu baru Nagari Koto nan Ampek, berfoto bersama gubernur, walikota, wawako dan ketua LKAAM Payakumbuh dan LKAAM Sumbar, di depan Balai Adat di Kelurahan Balai nan Duo, (foto humas pemko payakumbuih)
Menurut Prof. Dr. Hamka Dt. Indomo, dalam bukunya : Islam dan Adat Minangkabau, Minangkabau sudah pernah menempuh zaman kebesaran dan kejaaan semasa 500 tau 600 tahun yang lalu, tidak lah dapat dipungkiri lagi.
Lahirnya Pepatah Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah (ABSSBK)
Dalam tahun 1286 Baginda Maharaja Kertanegara mengirimkan patung Budha ke Minangkabau sebagai tanda perhubungannya dengan raja-raja keturunan Jawa itu. Di Pariaman terjadi perebutan kekuasaan Portugis dengan Aceh, dan di zaman Iskandar Muda yang mula memerintah tahun 1604, terjadi perebutan pengaruh yang hebat.

Kamis, 23 Oktober 2014

Seminar Adat Minangkabau 1910


OLEH Anas Nafis
Melihat kian susutnya kekuasaan dan kebesaran penghulu, demikian pula hubungan mamak dengan kemenakan yang kian merenggang, ditambah lagi masalah hutan tanah dari waktu ke waktu bertambah ruwet, lalu pada tahun 1910 atas inisiatip Gubernur Sumatra’s Westkust, diadakanlah pertemuan dengan sejumlah tokoh masayarakat terkemuka Minangkabau di kota Fort de Kock memperbincangkan masalah tersebut.

Rabu, 15 Oktober 2014

Menggugat Kemunafikan Pakaian Manusia

CATATAN PEMENTASAN TEATER SIGN OUT

OLEH Nasrul Azwar

Pementasan Sign Out 
Sekelompok perempuan bak peragawati di atas catwalk melenggok bersama dentuman musik tekno yang melatarinya. Semua perempuan di atas panggung dengan kilatan cahaya merepresentasikan tubuhnya dengan pakaian adat Minangkabau yang telah dimodifikasi sedemikian rupa. Baju-baju berkelebat seperti menyindir habis-habisan kepalsuan manusia di balik busana yang ia kenakan. Maka, cerita teater selanjutnya berangkat dari sini.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...