Minggu, 28 September 2014

Peta Perkembangan Tradisi Musik Rabab di Pesisir Minangkabau

OLEH Hajizar Koto 
Dosen STSI Padangpanjang

Latar belakang kehadiran tradisi musik rabab di Nusantara memiliki hubungan dengan sejarah perkembangan agama Islam.
Perkembangan agama Islam dari tanah Arab ke Nusantara umumnya dibawa oleh bangsa Persia dan bangsa-bangsa sekitar-nya, seperti Moroko, Turki, dan India Gujarat India. Mereka ini dikenal dengan pedagang-pedagang Arab saja.

Tradisi Musik Gamaik dan Pluralitas Masyarakat di Kota Padang

OLEH Anatona
Fakultas Sastra Unand
Pendahuluan
Salah satu antisipasi dalam menghadapi era informasi dan globalisasi sekaligus era otonomi pada permulaan abad ke 21 ini, dari segi kebuda-yaan antara lain ialah mempertahankan dan mengem-bangkan berbagai jenis kesenian tradisional yang ada di daerah.
Upaya ini perlu dilakukan apabila kita tidak menginginkan kesenian-kesenian lain yang terasa “asing” menjadi sangat dominan. Upaya mempertahan-kan dan mengembangkan kesenian daerah ini penting dilakukan karena ia tidak saja merupakan simbol ke-pribadian bangsa tetapi sekaligus dapat pula menjadi aset bagi pembangunan daerah.

Surau, di Mana Ia Sekarang

OLEH Anas Nafis
Maraknya keinginan  “kembali ke surau” belakangan ini, ada baiknya kita telaah terlebih dahulu apa yang terjadi selama menjalani pendidikan surau jaman dulu, teristimewa mengenai perkembangan karakter para remaja selama bermukim dan belajar di lembaga pendidikan tradisionil tersebut. 
Ada baiknya pula sebelum sampai kepada yang dimaksud, kita kutipkan arti kata “surau” yang bersua dalam berbagai kamus dan buku dibawah ini.

Sabtu, 13 September 2014

Apo Nan Kadikorupsi Dek Kusie Bendi

OLEH Wisran Hadi

“Kalakuan anak-anak kini ko macam-macam,” kato Muncak mambukak curito kutiko Mas Sam lah duduak di ateh bendinyo.
“Macam-macam bagaimana, Muncak?” tanyo Mas Sam.
“Anak-anak den tu ha. Nan bungsu kalau diagiah balanjo sikola nyo tarimo jo gadang hati, minta tarimo kasiah. Tapi nan tuo taruih se mangecekan pitih balanjonyo kurang,” jawek Muncak.

Jumat, 12 September 2014

Gerakan Pemurnian Seni: Sebuah Pemikiran Awal

OLEH Nasrul Azwar
Penikmat Kesenian



Kebudayaa n—termasuk kebudayaan Minangkabau—dapat dimaknai sebagai sistem nilai yang fungsinya adalah mendorong dan membimbing masyarakatnya menjawab tantangan yang mereka hadapi sepanjang masa. Sistem nilai tersebut merupakan ciri identitas sebuah kelompok masyarakat budaya. Pada masyarakat Minangkabau dicirikan dengan paham egalitarian yang hidup di dalam nagari-nagari.

Rabu, 10 September 2014

Adat Perkawinan di Minangkabau

OLEH H. Kamardi Rais Datuk Panjang Simulie

Bentangan tulisan ini memaparkan aturan dan tata cara perkawinan di Minangkabau, Sumatera Barat. Minangkabau sebagai satu-satunya daerah di Indonesia yang menganut sistem kekerabatan matrilineal, garis keturunan menurut ibu.
Sistem kekerabatan matrilineal di dunia ini yang masih bertahan sampai sekarang hanya sekelompok kecil komunitas masyarakat di tepi danau Nyasa di Afrika. Sedangkan menurut Moh Yamin di dalam bukunya 6000 Tahun Sang Merah Putih konon keturunan pelaut orang Minang yang tinggal sampai abad ke-10 di Madagaskar juga menganut sistem kekerabatan matrilineal.

Minggu, 07 September 2014

Seputar Panggilan Rangkayo di Minangkabau

OLEH Anas Nafis
Rangkayo Rasuna Said
Barangkali ada faedahnya, kalau kita memperbincangkan panggilan Rangkayo, yang biasanya dilekatkan pada kaum perempuan yang sudah bersuami dalam kultur budaya Minangkabau.  
Sebagai contoh, waktu masih gadis ia bernama Jamilah. Setelah bersuami ia dipanggil orang Rangkayo Jamilah. Demikian pula encik Rasuna Said, setelah bersuami disebut Rangkayo Rasuna Said. Namun demikian banyak pula yang menyebutnya Encik Rasuna Said.
Selain kata sebutan “rangkayo” untuk kaum perempuan di atas, banyak pula kaum laki-laki bergelar rangkayo, misalnya (alm) Rangkayo Ganto Suaro yang berasal dari Nagari Pilubang – Pariaman.
Sebagai diketahui panggilan di Luhak Nan Tigo Lareh Nan Duo kepada seorang Penghulu ialah Datuk, sebab Datuk itu adalah gelar bagi seorang Penghulu di Alam Minangkabau.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...