Jumat, 20 Juni 2014

Babendi-bendi Ka Sungai Tanang

OLEH Wisran Hadi

Tari jo lagu Babandi-bandi Ka Sungai Tanang kini lah tingga sejarah. Dalam kenyataannnyo, nan bendi samakin hari samakin samakin kurang, tari Babandi-bendi lah baganti jo joget baruak tabaka ikue, tari pijak kaco pacah. Namun samantangpun baitu, Muncak, pewaris tunggal budaya Minang, pemilik bendi jo sijarahnyo, pemilik kudo dan sekaligus kusie indak indak namuah inyo mangganti bendinyo jo angkot, ojek atau bus kota.

Tentang Ruang Wisran Hadi

Wisran Hadi 
Ota Kusie Bendi merupakan rubrik yang pernah hadir di Harian Haluan pada 2011. Rubrik ini berisi ota kusie bendi dengan penumpangnya yang ditulis sastrawan Wisran Hadi. Semua tulisan yang pernah dimuat di Harian Haluan itu, diturunkan lagi di blog www.mantagibaru.blogspot.com dengan nama Ruang Wisran Hadi. Redaksi

Sjahrir dan Parit-parit

OLEH Deddy Arsya
Sutan Sjahrir
Sutan Sjahrir menulis surat dari Bandar Neira. Dari tanah pembuangan. Tahun 1934. Suatu masa ketika pemerintah kolonial Belanda dengan keras mematikan setiap gerakan perlawanan kaum bumiputra, yang bersama itu beribu-ribu orang dipenjarakan dan diasingkan ke pulau-pulau yang jauh. Surat dari seorang terpasung kepada seorang lain yang bebas. Surat untuk istrinya yang jauh, nun di Belanda.

Analog Watch

Analog Watch: Syg126Sm Watches, Stainless Steel Case, Leather Strap. By Superdry.



Find this cool stuff here: http://zocko.it/LCPwL

Silakan beri komentar

Coffee Machine

Coffee Machine: Jura X7-S Coffee Machine by Jura



Find this cool stuff here: http://zocko.it/LCPsf

Silakan beri komentar

Instax Neo Classic

Instax Neo Classic: Fujifilm Instax Polaroid Camera Mini 90 Neo Classic.



Find this cool stuff here: http://zocko.it/LCPun

Silakan beri komentar

Ini tentang Pasar, Pak Wali! (Surat Terbuka untuk Walikota Padang)

OLEH Deddy Arsya
Kemacetan di Jalan M Yamin Padang
Bapak Walikota yang baik. Surat ini akan saya tulis tanpa basa-basi. Semoga Bapak punya waktu dan senang membacanya.
Ayah saya seorang pedagang, ibu saya pedagang, kakek dan buyut-buyut saya juga punya sejarah berniaga. Saya bangga menjadi anak pedagang, saya bangga dilahirkan dari keluarga kaum saudagar. Saya bangga menjadi bagian dari orang yang tidak tunduk pada tuan mana pun. Saya pun bercita-cita menjadi bagian dari mereka kelak, dari mereka yang berdiri di kaki mereka sendiri.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...