Senin, 09 Juni 2014

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Secara Adat dan Budaya Minangkabau

OLEH Puti Reno Raudha Thaib
Ketua Umum Bundo Kanduang Provinsi Sumatera Barat

Sejumlah warga Kota Padang membakar pondok yang diduga 
tempat maksiat di Bungus
Segan Bergalah Hanyut Serantau
Kita dikejutkan dengan adanya video mesum anak SMA dan penari bugil yang nyata basuluah matoari terjadi di ranah Minangkabau yang kita cintai ini. Video mesum, penari bugil (pornografi dan pornoaksi), korupsi, pembunuhan, penipuan, penggelapan, narkoba, pelacuran dan berbagai kejahatan lainnya, disebut penyakit masyarakat, merupakan perbuatan yang dilakukan secara individual atau kelompok dengan berbagai sebab dan alasan. Penyakit masyarakat bukanlah produk dari suatu budaya, apalagi  ajaran-ajaran adat maupun agama.

Minggu, 08 Juni 2014

Mewakili Indonesia, Koreografer Ali Sukri Akan Tampil di Amerika

Proses latihan The Inside karya Ali Sukri
Kreativitas dunia seni pertunjukan Sumatera Barat tak pernah mati. Buktinya, pada Jumat (31/6/2014) lalu, drama tari Garak Nagari Perempuan sukses ditampilkan di Nagari Pasia Talang, Sungai Pagu, Solok Selatan, dengan melibatkan ratusan orang pendukung disaksikan ribuan penonton dengan koreografer Susas Rita Loravianti.
Menurut, Raudha Thaib, inilah pertunjukan yang cukup fenomenal sepuluh tahun terakhir  yang digelar di Sumatera Barat. Karya tari ini mengantarkan penciptanya meraih gelar doktor pencipta tari pertama di Sumatera Barat, dan keempat di Indonesia.

CATATAN PEMENTASAN DRAMA TARI GARAK NAGARI PEREMPUAN

Perempuan dalam Lima Dimensi Budaya
OLEH Nasrul Azwar

Drama tari Garak Nagari Perempuan karya Susas Rita Loravianti yang dipentaskan pada Jumat (31/05/2014) di Nagari Pasia Talang, Sungai Pagu, Solok Selatan. Foto-Ezu Oktavianus
Dalam catatan saya, inilah pertunjukan seni yang fenomenal di Sumatera Barat sepanjang 10 tahun terakhir, malah mungkin lebih. Pertunjukan drama tari berdurasi hampir dua jam ini melibatkan ratusan orang, disaksikan seribuan lebih penonton, dengan menggunakan lima ruang pementasan. Masyarakat menyatu dalam pertunjukan ini. Berbaur dan memberi respons.
Lima simpul dan ruang pertunjukan itu adalah surau, rumah gadang, pasar, balai adat, dan istana. Tentu saja kelima ruang publik itu, merupakan simpul yang berkaitan erat  dengan masyarakat dan kebudayaan Minangkabau.

Selasa, 27 Mei 2014

GARAK NAGARI PEREMPUAN: Koreografi dari Pembacaan Atas Perempuan dalam Kaba dan Realita Minangkabau

OLEH Susas Rita Loravianti
Kandidat Program Doktor (S3) di ISI Surakarta
Rumah gadang yang akan dijadikan lokasi pertunjukan
Latar Belakang Karya
Masyarakat Minangkabau dikenal sebagai salah satu komunitas yang menerapkan sistem matrilineal, yaitu garis keturunan secara adat diatur menurut ibu. Namun jauh di balik itu, masyarakat Minangkabau sebenarnya juga menganut sistem matriarkhi (matriarkhaat), di mana perempuan memiliki posisi strategis dalam kekuasaan. Menurut Thaib, perempuan Minangkabau secara ideal harus berperan dan berfungsi sebagai; pertama, puncak dan basis dari sistem kekeluargaan yang disebut matrilineal; kedua, pemimpin masyarakatnya; ketiga, pemeran utama dalam kehidupan sosial budaya; keempat, figur yang mulia dan dimuliakan; dan kelima, tokoh, pejuang, pendidik, jurnalis, politisi, bisnis, dan berbagai bidang dan aktivitas lainnya (2010a: 4).

Jumat, 23 Mei 2014

Festival Sastra KOBIMO: Festival Sastra Online Pertama di Indonesia


Pada 5-7 Juni mendatang, grup facebook KOBIMO yang selama ini rutin mengadakan kelas belajar menulis, akan mengadakan festival sastra yang menghadirkan para penulis muda berprestasi Tanah Air.
Beda dari festival sastra lainnya, festival yang satu ini diadakan secara online. Setiap kegiatan dilakukan melalui metode chatting antara narasumber dengan peserta dan dipandu dua moderator. Festival ini bisa dibilang unik karena semua peserta tidak bertatap muka. Yang terpenting dari festival ini adalah tukar pikiran, interaksi dan menguatkan jalinan persahabatan antar-anggota yang sudah melebihi 20 ribu orang.

Kamis, 22 Mei 2014

Wabah Penyakit dan Penanganannya di Sumatera Barat (1873-1939)

OLEH  Deddy Arsya
Di atas sebuah bendi yang sedang menuju ke pinggiran kota, di samping kusir yang telaten memainkan tali kekang, duduk Bahder  Johan.  Usianya belum belasan tahun ketika itu. Dari atas bendi itu, dengan mata kanak-kanaknya, dia menyaksikan serdadu-serdadu berkuda (kavelari) Belanda tampak berparade di jalan-jalan kota. Mereka, kenang Bahder Johan di kemudian masa yang jauh, “berkeliling kota dengan gagah tapi menakutkan.” 

Kamis, 08 Mei 2014

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...