Kamis, 01 Mei 2014

Pidato Pati Ambalau

Sri Sultan Hamengku Buwono XGelar Yang Dipatuan Maharajo Alam Sati dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas Gelar Puan Gadih Puti Reno Indaswari

KETUA UMUM Pucuk Pimpinan LKAAM Sumatera Barat H. Kamardi Rais Dt P Simulie selesai menyisipkan keris kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X Yang Dipertuan  Agung Maharajo Alam Sati di Istano Basa Batusangkar. Foto Istimewa
Bismillahir Rahmanir Rahim

Biluluk ada dalam ketiding
Siturak jatuh ke lembah
Bila duduk hamba hendak berunding
Jika tegak mendatangkan sembah

Lapun melapun ke Inderagiri
Naik juara orang Batipuh
Sungguhpun hamba tegak berdiri
Lebih dari duduk bersimpuh

Rabu, 30 April 2014

PENGANTAR Tentang Ruang Kamardi Rais Datuk Panjang Simulie

12 Maret 1933-25 Oktober 2008
Artikel di dalam rubrik "Ruang Kamardi Rais Datuk Panjang Simulie" merupakan tulisan yang dimuat pada buku “Mesin Ketik Tua (Paparan, Ulasan, dan Komentar Wartawan Tua)  karya H. Kamardi Rais Datuk Panjang Simulie yang diterbitkan Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau (PPIM) pada 2005 yang dieditori Nasrul Azwar. Tulisan-tulisan yang dihadirkan, masih aktual dan relevan dengan kondisi kekinian.

Membangun Pendidikan Karakter yang Berkualitas

OLEH H. Mas’oed Abidin
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. (UUD-45). “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”, dan "Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab, serta berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. (UU No. 20 th 2003, Sistem Pendidikan Nasional).

Estetika Seni Posmodern di Indonesia

OLEH Yusriwal

Peneliti di Fakultas Sastra Unand

Postmodernisme sering disalahpahami sebagai penolakan terhadap modernitas, dan kerap diidentikkan dengan khaos, ketidakteraturan, kesemana-menaan[1].

Posmodernisme muncul sebagai antitesis terhadap kebekuan modernisme, bukan antitesis terhadap modernisme. Sementara sebagian kalangan berangggapan, kemunculan posmodernisme adalah harapan baru bagi masa depan dunia karena dengan posmodern keberagaman akan tampil sebagai sebuah nilai unggul dalam kehidupan manusia. Dengan begitu tidak akan ada lagi klaim sesuatu atas sesuatu karena kebenaran hidup adalah milik bersama dan setiap orang berhak mengucapkan serta menjalankan kebenaran itu menurut keyakinan dan caranya  sendiri. 

Senin, 28 April 2014

Doa dari Taeh Baruah untuk Chairil Anwar

OLEH Nasrul Azwar
Rumah bako (orang tua laki-laki Chairil Anwar)
Malam hening. Gemericik hujan gerimis melembabkan tanah nagari kecil itu, yang jaraknya lebih kurang 8 km dari pusat Kota Payakumbuh atau 150 km dari Kota Padang.
Gerimis tak juga reda, namun puluhan majelis taqlim anak nagari Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuah, Kabupaten Limapuluhkota, dengan khusuk melantunkan doa-doa dan ayat Yasin untuk alharmum Chairil Anwar, sastrawan besar Indonesia, yang orangtuanya berasal dari nagari itu, pada Sabtu (28/5/2005).

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...