Sabtu, 26 April 2014

Siapa yang Peduli dengan Nasib Petani Kita

OLEH Moehar Daniel
Direktur Pemberdayaan Petani Yayasan AFTA
Sering kita baca dan sering kita dengar dan bahkan juga sering kita lihat, petani menerima penghargaan. Petani sering diusung ke Istana Negara untuk menerima hadiah, menerima piagam penghargaan ataupun menerima sertifikat. Setiap tahun di Agustus, saat peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik, sangat banyak lapisan masyarakat yang menerima segala macam penghargaan.

Rabu, 23 April 2014

KERADJINAN AMAI SETIA: “Perlawanan” Kaum Perempuan Pribumi

OLEH Fitriyanti
Keradjinan Amai Setia (KAS) merupakan organisasi perempuan pertama yang berdiri di  Kotogadang, Bukittinggi, Minangkabau, Sumatera Barat. Tujuan utama pendirian KAS adalah untuk kemajuan perempuan dan berupaya melestarikan serta mengembangkan berbagai keahlian kerajinan tangan. Terbentuknya organisasi perempuan KAS disebabkan kaum perempuan belum mendapat kesempatan menempuh pendidikan formal dan nonformal, karena pada masa itu pendidikan lebih diutamakan untuk kaum laki-laki.

Minggu, 20 April 2014

CATATAN PANGGUNG PUBLIK SUMATERA III: Saatnya Ruang (Panggung) dan Waktu untuk Publik

OLEH Nasrul Azwar

Pembukaan PPS III (Dok Sakata)
Situs Pusat Dokumentasi dan Informasi Minangkabau (PDIKM) Padangpanjang seperti bergerak. Sejak siang hingga malam, kawasan Taman Mini Minangkabau itu, seolah diberi napas baru. Napas itu bernama seni pertunjukan.
Lokasi ini merupakan satu simpul dari tujuh titik yang dijadikan ruang publik untuk berkesenian dalam iven Panggung Publik Sumetera (PPS) III yang digelar 27-29 Maret 2014 di Kota Serambi Mekkah Padang Panjang.

ARB, Capres yang Dihantui Kasus Buruk Lumpur Lapindo

Calon Presiden dari Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) adalah salah satu capres yang punya rekam jejak kurang baik.
Hal itu dikemukakan pengamat politik dari Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo dalam diskusi bertema ‘Nasionalisme di Tengah Krisis Kepemimpinan’ di Galeri Kafe, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, kemarin.

Daftar Cukong Jokowi Sang Capres Boneka

OLEH Ronin Samurai
Pemungutan suara sebagai salah satu tahapan Pemilu baru usai, PDIP yang menggunakan Joko Widodo untuk mendulang suara terpaksa menelan pil pahit karena perolehan suara versi perhitungan cepat (quick count) hanya meraih suara sekitar 19% atau jauh di bawah target > 30% suara.
Perolehan suara PDIP ini sangat mungkin membuyarkan harapan pencapresan Jokowi untuk ditetapkan. Kekecewaan terbesar dialami para cukong atau mafia konglomerat cina, pendukung utama pendanaan dan segala sumber daya untuk pemenangan Jokowi.

Prabowo Gagal Menjaga Timtim Bagaimana Mau Jadi Presiden?

OLEH Esther Wijayanti
“Kami melihat pembunuhan orang-orang yang sudah menyerah, bahkan perempuan dan anak-anak, bahkan yang terkecil.. Wanita hamil tidak disisakan: mereka dipotong. Mereka mengangkat kaki anak-anak lalu membanting kepalanya ke batu. [Barbedo de Magalhaes, East Timor: Land of Hope].
Keputusan mantan Presiden Habibie melepas Timor Timur, bukanlah keputusan yang datang mak blug dari langit. Namun didasari oleh situasi di Timor Timur yang tidak dapat diredam oleh para petugas penjaga keamanan di Timor Timur itu sendiri. Tidak dapat dinegosiasikan, tidak dapat dikondusifkan, tidak dapat dikuasai. Akhirnya Timor Timur merdeka.

ABDUL MUIS: Kemampuan Bahasa Belandanya Melebihi Orang Belanda

Abdul Muis
Abdul Muis lahir pada tanggal 3 Juni 1883 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Ia adalah putra Datuk Tumenggung Lareh, Sungai Puar. Seperti halnya orang Minangkabau, Abdul Muis juga memiliki jiwa petualang yang tinggi. Sejak masih remaja, ia sudah berani meninggalkan kampung halamannya, merantau ke Pulau Jawa. Bahkan, masa tuanya pun dihabiskannya di perantauan.
Sastrawan yang sekaligus juga pejuang dan wartawan ini meninggal dunia di Bandung pada tanggal 17 Juni 1959 dalam usia 76 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Taman Pahlawan Cikutra, Bandung. Ia meninggalkan 2 orang istri dan 13 orang anak.
Abdul Muis lulusan Sekolah Eropa Rendah (Eur. Lagere School atau yang sering disingkat ELS). Ia pernah belajar di Stovia selama tiga setengah tahun (1900--1902). Namun, karena sakit, ia  keluar dan sekolah kedokteran tersebut. Pada tahun 1917 ia  pergi ke negeri Belanda untuk menambah pengetahuannya.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...