OLEH GUSRIYONO
Jurnalis
|
Pementasan Orang-orang Bawah Tanah |
…. Ada kunjungan. Datang
sumbangan. Tidak berbunga.
Kalungkanlah!
Kalungkan bunga-bunga….
…. Ada kunjungan. Turun bantuan.
Lunak bunganya. Sajikan!
Sajikanlah adat budaya
lama….
Selamat datang di Koto
Tingga. Welcome….
Malin meneriakkan kata-kata tersebut beberapa kali melalui
toa atau pengeras suara yang dipegangnya. Pemberitahuan tersebut sebagai
isyarat agar penduduk Koto Tingga, yang tinggal beberapa orang itu,
bersiap-bersiap menyambut tamu yang berkunjung dengan tarian sesuai budaya yang
mereka pertahankan—dalam hal ini Minangkabau. Muncullah penduduk Koto Tingga
yang berprofesi sebagai pedagang, yang menjual berbagai macam produk Koto
Tingga termasuk adat dan budaya.
Kemudian,
pemusik dengan gandang tamburnya menyajikan musik riang menyambut pengunjung,
diiringi penari, 3 laki-laki dan 3 perempuan. Mereka menarikan budaya lama itu
di depan kuburan yang dianggap kuburan Bundo Kanduang. Kuburan itu didirikan di
atas tanah yang disewa secara kredit kepada Panglimo.