Ketua V LKAAM Sumatera Barat
Nagari Seribu Rumah Gadang (Sumber: yathada.wordpress.com) - |
Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Pemerintah Provinsi Sumatera
Barat, 24-26 Juni 2011, menggiatkan Forum Anak Sumatera Barat Tahun 2011. Sesi
menarik ditawarkan ke LKAAM Sumbar, membincangkan “fungsi nilai adat, budaya
dan agama dalam upaya membangun kepribadian anak“.
Pengalaman orang
Minangkabau mendidik anak berkarakter, adalah melaksanakan agama dengan adat
sebagai kebudayaan lokalnya. Di lingkungan rumah tangan dan kaum suku/ kampung,
orang tua sebagai guru pertama mengajar anaknya berpengetahuan hingga cerdas,
ninik mamak mendidik kamanakan (anak saudara perempuannya) berbudi di surau
suku/ kampung. Anak kamanakan pun mau berguru dengan orang tua, mempertinggi
budi dengan mamak. Kemauan kedua belah pihak itu (orang tua – mamak dan anak
kamanakan) mengajar dan belajar adat dan agama direkat nilai/ norm agama dan adat.
Norm agama dalam hadis disebut „belajar tak ada henti/ longlife education/ uthlub
al-ilma min l-mahdi ila l-lahdi (cari ilmu mulai dari ayunan sampai ke
liang lahad). Nilai adat, “kalau ingin pandai berpengetahuan dan berilmu tidak
ada jalan lain rajin berguru, kalau hendak mulia dan bermatabat tidak ada cara
lain, dipertinggi budi pekerti. Nilai ini menjadi prioritas agama yakni makrima
l-akhlaq (budi mulia), adat melaksanakannya seperti terdapat pada petatah
di antaranya sebagai berikut:
Anjalai
tumbuh di munggu
Sugi-sugi
di rumpun padi
Supayo
pandai rajin baguru
Supayo
tinggi naikkan budi