Sabtu, 25 Januari 2014

Kerajaan Pagaruyung dalam Pandangan Tukang Kaba



OLEH M Yusuf
Staf Pengajar Fakultas Sastra Unand

Istana Pagaruyung setelag terbakar
Pendahuluan
Di dalam makalahnya Periodisasi Sejarah Minangkabau yang disampaikan pada Seminar Sejarah dan Kebudayaan Minangkabau pada bulan Agustus 1970, Amrin Imran mengemukakan bahwa keadaan sesungguhnya mengenai Kerajaan Minangkabau atau Pagaruyung masih tetap merupakan tabir yang tak dapat ditembus. Hal ini, menurut Imran, disebabkan bahan-bahan mengenai sejarah Minangkabau masih jauh dari lengkap.

Selasa, 21 Januari 2014

Konsep Kesenian dan Islam di Minangkabau



OLEH YUSRIWAL
Peneliti Fakultas Sastra Unand

Seni itu seperti sebuah mata uang legate yang pada satu sisi bersifat universal dan pada sisi lain bersifat lokal karena dipengaruhi oleh latar belakang penciptanya. Seorang kreator seni akan dipengaruhi oleh kebudayaan dan keyakinan yang melatarbelakanginya. Seandainya ia berasal dari Minangkabau yang sudah tentu beragama Islam, nilai-nilai Islam dan kebudayaan Minangkabau itu akan tercermin dalam karya yang diciptakannya. Kenyataan memang demikian, sangat banyak kesenian Minangkabau yang sangat erat kaitannya dengan agama Islam. Salawat dulang, dikia, indang, dan tabui, adalah beberapa contoh kesenian Minangkabau yang bernapaskan Islam.

Dalam Kaba, Orang Minang Sukses Merantau



OLEH YUSRIWAL
Peneliti di Fakultas Sastra Unand
Adaptasi kaba Lareh Simawang
Minangkabau banyak memiliki tradisi lisan. Tradisi ini masih hidup dan berkembang sampai sekarang. Untuk beberapa contoh dapat disebutkan, antara lain rabab pasisia, yaitu cerita yang dinyanyikan dengan iringan alat musik rabab, dendang pauah, cerita yang dinyanyikan dengan iringan saluang; basimalin, menyanyikan cerita Malin Deman; basijobang, menyanyikan cerita Anggun nan Tungga Mogek Jobang dengan iringan kecapi atau ketukan kotak korek api yang dipukulkan ke lantai dengan cara tertentu.

Senin, 20 Januari 2014

Nanggalo

OLEH Anas Nafis

Pada tahun 1894 beredar sebuah buku bertulisan Arab – Melayu yang membuat heboh masyarakat adat kawasan ini.
Buku berbahasa Melayu campur Minangkabau itu ialah karangan Syekh Ahmad Khatib yang dicetak di Kairo, berjudul “Al-Manhadj al-Masyru’ Tarjamat al-Da’I, al-Masnui … “.
Dalam buku tersebut ia melampiaskan amarahnya kepada orang Minangkabau yang  mengaku Islam, namun berpusaka kepada kemenakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Datuk Perpatih Nan Sabatang dan Datuk Ketumanggungan dikatakan “orang yang tidak berakal” dan sebagainya.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...