Sabtu, 18 Januari 2014

CARITO RANDAI SANTAN BATAPIH: Ide Carito dek Kabun Rangkai Batuah (Alm)

Disusun Baliak Dek Musra Dahrizal Katik jo Mangkuto
 
(BAGIAN 6)

Keterangan
Untuak pindah dari tapian, ka-ateh dandang panjang, buliah dianta jo tapuak tangan, buliah juo jo galombang silek, nan indak pakai gurindam, kalau anak randai lah duduak, nan diri Patiah Maudun, baiak dubalang Pandeka Sutan, jo diri bujang si Salamaik, lah tagak juo dalam lingkaran, mancaliak Salamaik tanang sajo, Patiah Maudun agak cameh, mako bakatonyo sakali.

Kamis, 16 Januari 2014

CARITO RANDAI MAGEK MANANDIN:Bapadoman Kapado Kaba Magek Manandin

Disusun Baliak Dek Musra Dahrizal Katik jo Mangkuto


(BAGIAN 5)


Keterangan
Aluran diri Santan Batapih jo diri bujang si Salamaik, kaduonyo masuak lingkaran, sabalun anak randai duduak, apolah sabab karanonyo, kato-kato Patiah Maudun, jo diri Santan Batapih, kito buang samo sakali, aluran diri Santan Batapih, langsuang basuo jo Salamaik, lah tibo di ateh dandang.

Bujang Salamaik (79-8)

Aciak rang ruhun nan lah datang
Nan jombang Santan Batapih
Raso ka karam dandang panjang
Mananti pinang nan sadidih

TAHUN 1946: Babak Baru Pemerintahan Nagari Minangkabau

OLEH Anas Nafis
Nagari Sumpur-Antara
Di awal revolusi tahun 1945, bentuk atau susunan pemerintahan di nagari-nagari Minangkabau masih seperti di jaman penjajahan Belanda juga, yaitu Kerapatan Nagari yang anggotanya terdiri dari para Penghulu.
Perubahan baru terjadi sejak Negara Republik Indonesia mulai diatur, yaitu tidak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan diumumkan. Bermula dengan turunnya instruksi Presiden tanggal 22 Agustus 1945 tentang pembentukan Komite Nasional Indonesia.
Kemudian turun pula dekrit pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 yang ditanda-tangani Wakil Presiden tentang mendirikan partai-partai di negeri ini yang disambut hangat oleh masyarakat.

Rabu, 15 Januari 2014

Kepatuhan Orang Minangkabau Terhadap Undang-Undang


OLEH Anas Nafis
Karena sangat setia pada sifat-sifat nenek moyang mereka, orang Minangkabau sangat keras kepala dan sulit sekali untuk diyakinkan. Terhadap penghinaan mereka tidak mudah melupakan dan secara diam-diam selalu berusaha membalas dendam terhadap nyawa dan harta. Terhadap teguran dan hukuman mereka tidak pernah merasa dendam.
Itu antara lain cerita yang dimuat oleh Encyclopaedie van Nederlandsch Indie tahun 1918.
Misalnya, jika seorang Minangkabau membuat kesalahan, ia menerima hukuman atas kesalahannya itu. Demikian pula teguran atas kelalaian yang dilakukan, ia menerimanya. Jadi tidak ada dendam, sebab dihukum atau mendapat teguran itu adalah akibat dari kesalahan sendiri.

Mengenang Wali Kota Pejuang Bagindo Aziz Chan

OLEH  Anas Nafis

 PENGANTAR

Enam tahun yang lalu yakni di bulan Juli tahun 1999 tulisan mengenai Bagindo Aziz Chan ini telah diturunkan Harian Singgalang, namun karena banyaknya pertanyaan mengenai sepak terjang beliau yang disampaikan kepada penulis, ada baiknya disampaikan kembali juga melalui harian yang sama. 
Asli tulisan berasal dari majalah resmi pemerintah “Madjalah Penerangan Sumatera Tengah” No. 112, 15 Djuli 1953, tahun IV dengan judul tulisan “PAHLAWAN NASIONAL AZIZ CHAN”.
Melihat judul tulisan di atas serta suara-suara yang berkembang belakangan ini agar beliau diusulkan sebagai “Pahlawan Nasional”, hemat penulis sebelum permintaan itu disampaikan, ada baik diteliti terlebih dahulu mengapa sampai ada judul majalah pemerintah tahun 1953 itu seperti demikian.
            Selamat membaca !

Padang Juli 2005
Anas Nafis
<a href="http://962b2kncnry4uua-zn3oysrpuj.hop.clickbank.net/" target="_top">Click Here!</a>

Cermin Halte dan Pemko Padang

OLEH Nasrul Azwar

Halte untuk penumpang Trans Padang tanpa tempat duduk
Tak jelasnya konsep, arah, realisasi pembangunan dan penataan Kota Padang 10 tahun terakhir, bukan saja direpresentasikan atau diwakili semrawutnya Pasar Raya Padang, tetapi dapat dilihat dari cara Pemerintah Kota Padang membangun halte dengan melakukan bongkar pasang berulang-ulang. Realitas ini adalah gambaran nyata buruknya tata kelola Pemerintah Kota Padang yang dipimpin Fauzi Bahar selama dua periode dengan dua wakilnya: Yusman Kasim (2004-2009) dan Mahyeldi Ansharullah (2009-2014). 

Selasa, 14 Januari 2014

Sistem Pendidikan: Penjara Nasional

OLEH Nasrul Azwar
Sistem Pendidikan Nasional Indonesia bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia lndonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sistem pendidikan juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berkeinginan untuk maju. Iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri sendiri dan budaya belajar di kalangan masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan berorientasi ke masa depan.

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...