OLEH
Puji Santosa
Pusat
Bahasa, Jakarta
puji_santosa@kompascyber.com
Pada tanggal 23–26 Maret 1988 di Universitas Bung Hatta, Padang,
Sumatera Barat, diadakan sebuah “Seminar Susastra Indonesia” yang membahas
tentang teori dan kritik susastra Indonesia yang relevan, yakni teori dan
kritik sastra yang berpijak pada bumi sendiri. Makalah seminar di Padang itu
kemudian dikumpulkan oleh Mursal Esten dan diterbitkan menjadi buku oleh
penerbit Angkasa Bandung (1989) dengan judul Menjelang Teori dan Kritik Susastra Indonesia yang Relavan. Namun,
sampai sekarang tidak ada gayung bersambut, tidak ada tindak lanjut atas
gagasan pencarian, penggalian, penemuan, dan pengembangan menjelang teori dan
kritik susastra Indonesia yang relevan dengan kondisi dan situasi karya sastra
Indonesia dan daerah yang disuarakan melalui seminar tersebut. Mereka (para
pembicara dan pencetus gagasan seminar itu) kemudian lebih asyik dan menarik
dengan teori-teori dan kritik sastra Barat. Kehidupan teori dan kritik sastra
Barat masih mendominasi kehidupan akademik di kampus-kampus perguruan tinggi di
Indonesia, juga sebagai sarana utama penelitian di lembaga-lembaga penelitian
di Indonesia, bahkan menjadi perbincangan hangat (tak pernah basi) di
forum-forum pertemuan ilmiah, seminar, simposium, dan kongres Bahasa Indonesia
dari waktu ke waktu.