OLEH Reni Nuryanti
Universitas
Samudra
Aceh
Tulisan ini membahas relasi antara: perempuan,
seks, dan perang dalam pergolakan PRRI (1958-1961). Selama kurun tiga tahun
pergolakan di Sumatera Barat, perempuan Minangkabau dihadapkan pada situasi
dilematis. Dalam situasi rumit, sebagian perempuan ikut menjadi korban. Beragam
kepentingan atas nama PRRI, menjadi tragedi tersendiri. Mereka mengalami
intmidasi dari dua arah: pasukan PRRI dan APRI. Pada akhirnya, PRRI membawa
perempuan dalam dua kelompok: mereka yang eksis dan tenggelam dalam konflik.
Mereka yang eksis, menginduk ke organisasi politik atau mengikuti suami
bergerilya dalam barisan PRRI. Sementara yang tenggelam, pasrah dengan situasi.