Universitas Muhammadiyah
Surakarta/HISKI Cabang
Surakarta
Abstrak
Sosok perempuan dalam karya
sastra Indonesia tampil dengan pluralitas budaya dan makna yang kaya nuansa.
Sejalan dengan mencuatnya issu gender dan eksisnya kaum wanita pada abad XXI
seperti diprediksikan oleh futurolog Naisbitt & Aburdence (1990), citra dan
stereotip perempuan dalam sastra Indonesia pun mengalami dinamika yang luar biasa
unik dan menarik.
Permasalahannya adalah
bagaimana dinamika prasangka gender dalam sastra Indonesia. Lalu, bagaimana
citra perempuan dalam sastra Indonesia dalam perspektif gender, dan bagaimana
tipologi suara pengarang laki-laki dan perempuan dalam menyoroti sosok
perempuan?
Dengan menggunakan pendekatan
kritik sastra feminis ideologis dan dengan sampel bertujuan (purposive sample), maka ditemukan bahwa nuansa gender telah lama disoroti oleh para sastrawan
kita, setidak-tidaknya dimulai pada roman Sitti Nurbaya karya Marah Rusli pada
zaman Balai Pustaka. Sitti Nurabaya merupakan tokoh profeminis yang memprotes
ketidakadilan gender yang telah mendarah daging, meskipun idenya tidak radikal.
Dia hanya ingin membenahi sistem hubungan laki-laki dan perempuan sebagaimana
mestinya.