CERPEN Andika
Destika Khagen
I
Sumber: www.vebidoo.de |
Aku
jarang pulang ke kampung. Bila ada kesempatan untuk pulang, itu pastilah karena
dua orang: Emak dan Mamak.
Emakku begitu perindu. Sebulan saja aku tidak pulang, ia
bisa saja sakit. Anehnya, bila aku telah di sampingnya, dan menciumi keningnya
yang berkerut, Emak tiba-tiba saja
sehat. Seolah-olah tidak pernah sebelumnya ia merasa sakit. ”Kamu harus sering
pulang, Jang,” tutur Udaku.
Baik Emak maupun Uda, pernah berkeinginan aku menetap
saja di kampung. Dua hektare tanah peninggalan Bapak masih belum digarap. Tanah
itu telah diberikan kepadaku, tersebab Emak tak punya anak perempuan. Aku tak
menjawab tawaran Uda. Ia tentu tahu aku tidak pernah diajarkan memegang
cangkul, bertanam padi, dan mengenal pekerjaan yang bisa dijadikan pegangan
untuk hidup.