Mata Air
rahasia hujan yang kerap singgah dalam diri kita, yang
berupa
butir yang bersemayam di titik pecahnya itu.
bertahun-tahun hujan
berenang di tiap perguliran uap bumi. menyapih kelopak
mawar
dan segala benih-benih yang tunas
namun hujan kadang
menghilang dari padang hijau
dan kulit-kulit
kehidupan
di tepi bukit itu, ada yang selalu menggelitik ingatan
kita, katamu.
mata air yang mengalir dari batangan bambu.
bermusim-musim
tetap mengalir seperti halnya angin yang senantiasa
menggetarkan
dedaun kayu. saat musim kering merayap di hamparan tanah,
dimana sebagian ditanami benih dan sebagaian lainnya
lahan tidur
atau hakulah, kita pernah menyaksikan bocah-bocah
menjinjing
sekian dirijen air dari mata air itu. dalam kabut petang,
dalam lenguh
sapi yang pulang kandang, kita tak habisnya meneruka
sekian makna
“ sesungguhnya di tiap perguliran uap bumi ke langit
lepas itu,
termaktub sebuah keikhlasan bagi yang ranggas dan yang
kering”
Padang, 2010