CERPEN Delvi Yandra
Malam ini adalah malam terberat sepanjang hidupku. Pikiranku
terus melambung. Aku hanya terus duduk merenung di sudut kamar. Di atas lapik
kubentangkan kitab suci tanpa membaca surat-surat di dalamnya. Sesungguhnya, besok
aku akan menjadi marapulai.
Bukan pekerjaan yang kupersoalkan atau masalah setoran
yang cukup membuat repot tapi ini adalah persoalan anjuran agama. Besok aku
akan melaksanakan akad nikah. Gadis pinangan yang dipilih Abak bukanlah
perempuan yang kucintai. Sebenarnya aku belum berniat mencari pendamping hidup
dengan alasan bahwa aku masih ingin menikmati kesendirian dengan pekerjaanku. Jadi,
tak perlu kiranya kusebutkan bagaimana sebenarnya perempuan itu. Yang jelas, ia
bukan perempuan yang dapat membuat aku jatuh hati padanya. Tidak ada pesona
yang menarik.