PUISI
Esha Tegar Putra
Akan Ada yang Lelap
“Akan ada yang lelap dalam gerimis.” Seperti terakhir kali
aku katakan, seketika gerimis bertikaian. Dan kau benar
terlelap
dalam dongengan yang tak akan pernah mampu kuselesaikan.
Seketika itu aku lupa menanam potongan kisah tentang sakit.
Semisal amuk gelombang, pohon tumbang, tusukan pada
punggung, atau maut yang sembarangan bermain tangan.
Gerimis teramat lamban, ada angin bergerak kosong, tik-tak
tik-tok jam sahut-bersahut dengan napasmu (atau barangkali
bunyi getar pada jantungmu.)
“Tapi seketika itu waktu adalah hitungan mundur kepergian.”
Sampai hari bermain curang. Waktu cuma imajinasi mengenai
cuaca dalam potongan gambar bergerak, tak akan bisa
disangkal.
Di lamban gerimis, sisa napasmu tinggal gaung udara dalam
ruangan: Dan beberapa potongan gambar kuhentikan di
antaranya.