OLEH Gusriyono
Jurnalis
Angga Djamar |
Tidak banyak perempuan yang berani mengabdikan diri dan bertahan
menjadi penari. Angga Djamar salah seorang dari perempuan yang sedikit itu.
Kerja keras dan proses yang terus menerus menjadi kunci utama suksesnya.
”Menari adalah hidupku,” kata Angga tegas. Dia baru saja selesai
latihan, bersama penari Nan Jombang lainnya; Rio, Intan, Geby, dan Ririn. Kami
bertemu di rumahnya di Belimbing, Padang, tempat latihan sekaligus tempat
tinggal keluarga besar Nan Jombang Dance Company yang dinakhodai Ery Mefri,
koreografer.
“Sejak gempa September 2009 lalu, kami latihan di sini. Sebelumnya di
Taman Budaya Sumbar. Mudahan-mudahan tidak lama lagi, “ladang tari” Nan Jombang
di Balaibaru sudah bisa dipakai untuk latihan,” tuturnya, memberi kabar tentang
tempat latihan dan pertunjukan seni yang sedang dibangunnya. Barangkali, Angga
sedikit dari perempuan yang bersikukuh memilih jalan hidup sebagai penari.
Baginya, apapun pilihan hidup, kemauan dan kerja keras adalah prinsip yang
harus dipegang kuat, untuk mencapai apa yang dipilih dan dicita-citakan itu.