Craig Stephen Hicks |
mantagibaru.com—Pengadilan perdana
terhadap pelaku serangan penembakan tiga mahasiswa Muslim di Chapel Hill, Craig
Stephen Hicks, akan digelar pada Maret 2015.
Dilaporkan USA Today, polisi masih
mencoba menentukan apakah faktor sentimen terhadap agama memainkan peran dalam
pembunuhan Deah Shaddy Barakat, 23, istrinya, Yusor Mohammad, 21, dan adik
Yusor, Razan Mohammad Abu-Salha, 19, pada Selasa (10/2/2015) lalu.
Hicks, 46 tahun, yang langsung
menyerahkan diri ke polisi sesaat setelah meluncurkan serangan penembakan di
rumah Barakat, menyatakan peristiwa itu dipicu oleh cekcok tetangga yang
berebut lahan parkir.
Istri Hicks, Karen Hicks, mengkonfirmasi
klaim ini dan menyatakan insiden tersebut tidak terkait dengan kebencian agama.
"Dia sangat menghormati hak orang
lain. Pembunuhan ini tidak ada hubungannya dengan agama atau keyakinan korban,"
kata Karen, dikutip dari USA Today, Kamis (12/2).
Meski membela klaim suaminya, pada hari
yang sama, Karen mengajukan surat cerai dari suaminya.
Sementara, Mohammad Abu-Salha, ayah dari
dua korban perempuan, mengatakan bahwa kepada News & Observer bahwa
pembunuh menunjukkan tanda-tanda kejahatan rasial berdasarkan agama dan budaya.
"Ini bukan sengketa tempat parkir,
ini adalah kejahatan rasial. Pria ini telah berselisih dengan putri saya dan
suaminya beberapa kali sebelumnya, dan ia berbicara dengan pistol di sabuknya.
Dan mereka tidak nyaman dengan dia, tetapi mereka tidak tahu dia akan berlaku
sejauh ini," kata Abu-Salha yang juga seorang psikiater di Clayton.
Hicks menggambarkan dirinya sebagai pria
ateis di akun Facebook-nya. Para tetangga mengatakan dia selalu tampak marah
dan konfrontatif.
Hicks muncul di pengadilan pada Rabu
(11/2) atas tuduhan pembunuhan tingkat pertama. Polisi mengetahui insiden
tersebut dari sambungan telepon 911 yang menyatakan mereka mendengar suara
tembakan 5 hingga 10 kali, dan diikuti oleh suara orang berteriak.
Ribuan Orang
Hadiri Pemakaman
Lebih dari 5.000 pelayat menghadiri
pemakaman para korban di North Carolina, AS pada Jumat (13/2/2015).
Sebelumnya, acara mengenang para korban
yang diselenggarakan di sebuah masjid pada Kamis (12/2/2015), diikuti ribuan
orang sampai harus dipindahkan ke lapangan atletik Universitas North Carolina,
tempat para korban mengenyam pendidikan.
Sebelum memulai salat jenazah, keluarga
dan kerabat mengenang para korban di dalam masjid Asosiasi Islam Releigh,
tempat di mana korban dan keluarganya biasa menunaikan ibadah salat.
Ribuan warga ingin bergabung dalam salat
jemaah tersebut, menyebabkan salat dilakukan hingga ke sebuah lapangan yang
terletak di seberang masjid.
Sumber:
CNN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar