Kamis, 14 Maret 2024

Tiang Besi Roboh, Satu Orang Murid SD Meninggal Dunia


GELADI BERSIH KBN X DI PADANG PANJANG MAKAN KORBAN



Padang Panjang, mantagisme—Perhelatan berskala nasional di Kota Padang Panjang KBN X menelan nyawa. Satu pelajar SD meninggal dunia, empat  lainnya luka-luka. Tiang pengeras suara roboh. Pihak mana yang harus bertangganggu jawab?

Satu hari menjelang pelaksanaan kegiatan Kemah Budaya Nasional (KBN) X tahun 2019 yang akan dibuka pada hari ini, Senin 26 Agustus 2019, berujung duka. KBN dijadwalkan berlangsung hingga 30 Agustus 2019.

Kegiatan KBN X yang dipusatkan di Lapangan Bancah Laweh GOR Chatib Sulaiman, Kelurahan Koto Panjang, Kecamatan Padang Panjang Timur, Padang Panjang. Pada Minggu pagi, 25 Agustus 2019 pukul 08.15, tiang besi penyangga pengeras suara atau soundsystem roboh. Akibatnya, lima orang tertimpa dan satu orang dikabarkan meninggal dunia, empat lainnya alami luka-luka. Korban telah dievakuasi ke rumah sakit Yarsi Padang Panjang. Seperti diketahui, pagi itu, Lapangan Bancah Laweh ini sedang ramai karena aktivitas warga berolahraga kebugaran setiap hari Minggu dan sekaligus juga geladi bersih untuk KBN X.

Informasi dari lapangan,  korban yang meninggal dunia bernama Rara Rizkyatul Hanif, 12 tahun, seorang murid Sekolah Dasar Negeri 03 Guguk Malintang, Padang Panjang Timur, Padang Panjang di rumah sakit. Sedangkan korban luka bernama juga siswa yang berasal dari SD yang sama yaitu Niesya Defina Putri (11), dengan luka di kening dan kaki, Adina Raisa Claresta (11), mengalami kaki lebam, Tiara Afririani (28), seorang guru honorer di SD tersebut alami luka di kepala, dan Afrirona (27), staf tata usaha SD itu lebam pada punggung.

Akibat robohnya tiang penyangga yang membawa korban nyawa dan luka itu, pihak Polres Padang Panjang telah meminta keterangan dari pemilik soundsystem. Dari informasi yang diperoleh, pemasangan konstruksi pengeras suara berkekuatan tinggi dilakukan oleh empat orang pekerja, yaitu Dodi Efendi (34), Hendri (34), Majik (45), dan Herman (50).

Sementara pemilik peralatan soundsystem ialah Aldi (37) dengan Event Organizer (EO) Cebek Sound.

Kasat Reskrim Polres Padang Panjang AKP Hidup Mulia SH MH kepada Khazanah mengatakan, kasus robohnya soundsystem untuk pembukaan acara KBN X sudah ditangani pihak kepolisian dan bangkai besi konstruksi soundsystem yang menelan korban, sudah dipasang garis polisi.

"Kami sudah panggil pihak panitia dan pekerja yang bertugas memasang menara sound system untuk dimintai keterangan," kata Hidup Mulia.

Gindo, salah seorang tokoh masyarakat yang berada di lokasi kejadian kepada Khazanah, menceritakan bahwa kuat dugaan robohnya tiang pengeras suara milik EO Cebek Sound karena posisi konstruksi yang timpang dan tidak melekat ke tanah.

“Saya lihat konstruksi tiang itu hanya mengandalkan tapak empat sisi tetapi tidak dikunci ke dalam tanah agar tak goyang diterpa angin kencang. Kondisi Lapangan Banca Laweh cukup luas dan angin kencang sering tiba-tiba datang,” terang Gindo.

Gindo menguraikan, saat pemasangan tiang besi itu, angin sedang berhembus kencang dan tiang itu tak kuat menahan terpaan angin sehingga roboh. “Saat roboh, sekelompok siswa, guru dan staf TU sedang berada dekat tiang tersebut dan menimpa mereka,” katanya.
Sementara itu
, Panitia Penyelengara Pemko Padang Panjang kepada wartawan menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban.

“Kami atas nama Pemko Padang Panjang menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban. Kejadian ini diluar dugaan kita, dan kami mohon maaf,” kata Asrul, Wakil Wali Kota Padang Panjang kepada wartawan di Pendopo Rumah Dinas Wali Kota usai peyelengaraan jenazah Rara di Nagari Andaleh.

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan KBN X ini, Asrul mengatakan terus dilanjutkan karena peserta dari 18 provinsi di Indonesia sudah hadir di Padang Panjang.

Seperti dilansir sebelumnya, Kota Padang Panjang akan menjadi tuan rumah pelaksanaan  Kemah Budaya Nasional (KBN) tahun 2019. KBN X ini akan berlangsung sejak 26-30 Agustus mendatang berlokasi di Minang Fantasi Kota Padang Panjang.

"Kami ingin memanfaatkan kesempatan ini sebagai sarana pengenalan dan pelestarian budaya Minangkabau sebagai salah satu budaya bangsa," kata Wakil Wali Kota Padang Panjang Asrul saat rapat persiapan bersama pemerintah provinsi Sumbar di Padang beberapa waktu lalu.

KBN X diikuti 34 provinis di Indoneia dengan jumlah peserta 1.500 orang, terdiri dari 16 penggalang dan dua orang pembina. Selain itu KBN juga akan diramaikan utusan Kwarcab se-Sumbar sebanyak 342 orang, utusan 18 Gudep berjumlah 324 orang, panitia pusat dan daerah 132 orang  dan ada juga utusan Pramuka Luar Negeri dari negara-negara sahabat 90 orang.

Ia menjelaskan Pemko Padang sudah mempersiapkan hal teknis supaya semua peserta dan tamu yang akan hadir di Padang Panjang merasa nyaman selama berada di Kota Serambi Mekkah tersebut.

Aparat Kepolisian Resor Padang Panjang menangani perkara itu dan sudah memasang garis polisi di sekitar lokasi robohnya menara.

Pascatragedi itu, Lapangan Chatib Soelaiman saat ini tampak sepi, tidak ada kegiatan latihan persiapan Kemah Budaya Nasional. Hanya ada beberapa warga yang melihat kondisi menara yang roboh.

Kemah Budaya Nasional dijadwalkan dibuka Senin (26/8/2019) dalam acara yang antara lain meliputi tarian massal yang melibatkan 2.200 siswa dari jenjang SD hingga SMA di Padang Panjang. Pertunjukan tari massal itu ditujukan untuk memecahkan rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI).

Ratusan Warga Antar Jenazah Rara

Air mata dan denyut isakan tangis tak mampu lagi dibendung.  Suara sirene ambulans terdengar mendekat semakin menambah kepiluan kedua orang tua dan keluarga besar salah seorang korban tertimpa tiang pengeras suara.

Kesunyian di Jorong Koto Gantiang, Nagari Andaleh, Tanah Datar pecah. Duka membahana senagari itu. Orang-orang menitikkan sedih. Siang itu kian panjang terasa. Matahari terus bersinar kuat.

Kendaraan ambulans berhenti persis di depan rumah sederhana itu. Di dalam ambulans itu jenazah Rara Rizkyatul Hanif, 12 tahun, terbaring dengan senyum, Murid SDN 03 Guguk Malintang, Padang Panjang Timur, Padang Panjang, merupakan anak pasangan Sukri Anis (43) dan Yanti (40). Melihat anak tercinta sudah kaku diturunkan dari ambulan, air mata kedua orang tua ini makin berderai. Rara meninggal dunia di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang setelah ia mengalami luka parah tertimpa besi penyangga pengeras suara, Minggu pagi 25 Agustus 2019, pukul 08.30 di GOR Bancah Laweh Padang Panjang. Lokasi tempak kejadian ini merupakan tempat kegiatan KBN X.  

Semua pelayat warga jorong ini tampak sedih dan berdoa untuk Rara, begitu anak periang ini dipanggil.

Doa melantun dengan suara sabak sebelum jenazah Rara dihantar ke tempat peristirahatan terakhir. Iring-iringan pengantar jenazah bergegas meninggalkan pelataran masjid usai melaksana kan salat jenazah. Masing-masing orang pun berusaha meraih usungan jenazah itu dalam perjalanan menuju ke pandam perkuburan keluarga.

Buya Sarman Datuak Labai Sati, ninik mamak didampingi mantan Wali Nagari Faizul Datuak Rajo Mangkuto di rumah duka Jorong Koto Gantiang saat bersama pihak Pemko Padang Panjang mengatakan, kepergian Rara bukan hanya musibah tapi ketentuan Yang Maha Kuasa.

“Ini sudah ketentuan Allah Swt, yang kita tidak mengetahuinya. Insyaallah dia adalah anak surga. Keluarga hendaknya tabah dan sabar. Cobaan ini memang berat,” kata Buya Sarman.   

Sementara itu, Sonny Budaya Putra, Sekda Kota Padang Panjang mewakili Wali Kota Padang Panjang menyampaikan turut berduka cita yang sedalam dalam dan setulus tulusnya pada keluarga korban atas kejadian itu.

“Ini bukan saja duka keluarga dan masyarakat Nagari Andaleh ini juga duka Pemko Padang Panjang. Rara adalah pahlawan pendidikan Kota Padang Panjang. Dia meninggal dalam sebuah insiden. Meninggal dalam mengemban sebuah tugasnya sebagai siswa. Insyaallah Rara pergi dalam keadaan husnul khatimah,” ujar Sonny.

Tampak hadir dalam rumah duka,  Kadis kominfo Marwilis, Kadis Pendidikan dan Olahraga Desmon, anggota DPRD Padang Panjang Kiki Anugrah Dia, para kepala sekolah , tokoh masyarakat dan anggota DPRD Tanah Datar Nova Hendria. npaul hendri

Keterangan Foto Atas

Tiang besi penyangga pengeras suara yang akan digunakan untuk KBN X roboh dan menimpa sekelompok pelajar dan guru. Satu meninggal dunia. Foto pasbana.com


Keterangan Foto Bawah

Kedua orang tua Rara Rizkyatul Hanif, saat menaburkan bunga usai jenazah dikuburkan. Duka mereka sangat mendalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...