GELADI BERSIH KBN X DI PADANG PANJANG MAKAN KORBAN
Padang Panjang, mantagisme—Perhelatan berskala nasional di Kota
Padang Panjang KBN X menelan nyawa. Satu pelajar SD meninggal dunia, empat lainnya luka-luka. Tiang pengeras suara
roboh. Pihak mana yang harus bertangganggu jawab?
Satu hari menjelang pelaksanaan kegiatan Kemah Budaya Nasional (KBN) X tahun 2019 yang akan dibuka pada hari ini, Senin 26 Agustus 2019, berujung duka. KBN dijadwalkan berlangsung hingga 30 Agustus 2019.
Kegiatan KBN X yang dipusatkan di Lapangan Bancah Laweh GOR
Chatib Sulaiman, Kelurahan Koto Panjang, Kecamatan Padang Panjang Timur, Padang
Panjang. Pada Minggu pagi, 25 Agustus 2019 pukul 08.15, tiang besi penyangga pengeras suara
atau soundsystem roboh. Akibatnya, lima orang tertimpa dan satu orang dikabarkan meninggal
dunia, empat lainnya alami luka-luka. Korban telah dievakuasi ke rumah sakit
Yarsi Padang Panjang. Seperti diketahui, pagi itu, Lapangan Bancah Laweh ini
sedang ramai karena aktivitas warga berolahraga kebugaran setiap hari Minggu
dan sekaligus juga geladi bersih untuk KBN X.
Informasi
dari lapangan, korban yang meninggal
dunia bernama Rara Rizkyatul Hanif, 12 tahun, seorang murid Sekolah Dasar
Negeri 03 Guguk Malintang, Padang Panjang Timur,
Padang Panjang di rumah sakit. Sedangkan korban luka bernama juga siswa yang berasal
dari SD yang sama yaitu Niesya Defina Putri (11), dengan luka di kening dan
kaki, Adina Raisa Claresta (11), mengalami kaki lebam, Tiara Afririani (28), seorang
guru honorer di SD tersebut alami luka di kepala, dan Afrirona (27), staf tata
usaha SD itu lebam pada punggung.
Akibat robohnya tiang
penyangga yang membawa korban nyawa dan luka itu, pihak Polres Padang Panjang telah meminta keterangan
dari pemilik soundsystem. Dari informasi
yang diperoleh, pemasangan konstruksi pengeras suara
berkekuatan tinggi dilakukan oleh empat orang pekerja, yaitu Dodi Efendi (34), Hendri (34), Majik (45), dan Herman (50).
Sementara pemilik peralatan soundsystem ialah Aldi (37) dengan Event Organizer (EO) Cebek Sound.
Kasat Reskrim Polres Padang Panjang
AKP Hidup Mulia SH MH kepada Khazanah
mengatakan, kasus robohnya soundsystem
untuk pembukaan acara KBN X sudah ditangani pihak kepolisian dan bangkai besi konstruksi
soundsystem yang menelan korban,
sudah dipasang garis polisi.
"Kami
sudah panggil pihak panitia dan pekerja yang bertugas memasang menara sound
system untuk dimintai keterangan," kata Hidup Mulia.
Gindo, salah seorang tokoh masyarakat yang berada di lokasi
kejadian kepada Khazanah, menceritakan bahwa kuat dugaan robohnya tiang pengeras suara milik EO Cebek Sound karena posisi konstruksi yang timpang dan tidak melekat ke tanah.
“Saya lihat konstruksi tiang itu hanya mengandalkan tapak empat sisi tetapi tidak dikunci ke dalam tanah agar tak goyang diterpa angin
kencang. Kondisi Lapangan Banca Laweh cukup luas dan angin kencang
sering tiba-tiba datang,” terang Gindo.
Gindo
menguraikan, saat pemasangan tiang besi itu, angin sedang berhembus kencang dan tiang itu tak
kuat menahan terpaan angin sehingga roboh. “Saat roboh, sekelompok siswa, guru dan staf TU sedang berada dekat tiang tersebut dan
menimpa mereka,” katanya.
Sementara itu, Panitia Penyelengara Pemko Padang Panjang kepada wartawan menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga
korban.
“Kami atas nama Pemko Padang Panjang menyampaikan duka
cita yang mendalam kepada keluarga korban. Kejadian ini diluar dugaan kita, dan
kami mohon maaf,” kata Asrul, Wakil Wali Kota Padang Panjang kepada wartawan di
Pendopo Rumah Dinas Wali Kota usai peyelengaraan jenazah Rara di Nagari Andaleh.
Terkait dengan pelaksanaan kegiatan KBN X ini, Asrul
mengatakan terus dilanjutkan karena peserta dari 18 provinsi di Indonesia sudah
hadir di Padang Panjang.
Seperti dilansir sebelumnya, Kota Padang Panjang akan
menjadi tuan rumah pelaksanaan Kemah
Budaya Nasional (KBN) tahun 2019. KBN X ini akan berlangsung sejak 26-30
Agustus mendatang berlokasi di Minang Fantasi Kota Padang Panjang.
"Kami ingin memanfaatkan kesempatan ini sebagai
sarana pengenalan dan pelestarian budaya Minangkabau sebagai salah satu budaya
bangsa," kata Wakil Wali Kota Padang Panjang Asrul saat rapat persiapan
bersama pemerintah provinsi Sumbar di Padang beberapa waktu lalu.
KBN X diikuti 34 provinis di Indoneia dengan jumlah
peserta 1.500 orang, terdiri dari 16 penggalang dan dua orang pembina. Selain
itu KBN juga akan diramaikan utusan Kwarcab se-Sumbar sebanyak 342 orang,
utusan 18 Gudep berjumlah 324 orang, panitia pusat dan daerah 132 orang dan ada juga utusan Pramuka Luar Negeri dari
negara-negara sahabat 90 orang.
Ia menjelaskan Pemko Padang sudah mempersiapkan hal teknis
supaya semua peserta dan tamu yang akan hadir di Padang Panjang merasa nyaman
selama berada di Kota Serambi Mekkah tersebut.
Aparat
Kepolisian Resor Padang Panjang menangani perkara itu dan sudah memasang garis
polisi di sekitar lokasi robohnya menara.
Pascatragedi
itu, Lapangan Chatib Soelaiman saat ini tampak sepi, tidak ada kegiatan latihan
persiapan Kemah Budaya Nasional. Hanya ada beberapa warga yang melihat kondisi
menara yang roboh.
Kemah Budaya Nasional dijadwalkan dibuka Senin (26/8/2019) dalam acara yang antara lain meliputi tarian massal yang melibatkan 2.200 siswa dari jenjang SD hingga SMA di Padang Panjang. Pertunjukan tari massal itu ditujukan untuk memecahkan rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI).
Ratusan Warga Antar Jenazah Rara
Air mata dan denyut isakan tangis tak mampu lagi dibendung. Suara sirene ambulans terdengar mendekat semakin menambah kepiluan kedua orang tua dan keluarga besar salah seorang korban tertimpa tiang pengeras suara.
Kesunyian
di Jorong Koto Gantiang, Nagari Andaleh, Tanah Datar pecah. Duka membahana
senagari itu. Orang-orang menitikkan sedih. Siang itu kian panjang terasa.
Matahari terus bersinar kuat.
Kendaraan
ambulans berhenti persis di depan rumah sederhana itu. Di dalam ambulans itu
jenazah Rara Rizkyatul Hanif, 12 tahun, terbaring dengan senyum, Murid SDN 03 Guguk
Malintang, Padang Panjang Timur, Padang Panjang, merupakan anak pasangan Sukri
Anis (43) dan Yanti (40). Melihat anak tercinta sudah kaku diturunkan dari
ambulan, air mata kedua orang tua ini makin berderai. Rara meninggal dunia di
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang setelah ia mengalami luka parah
tertimpa besi penyangga pengeras suara, Minggu pagi 25 Agustus 2019, pukul
08.30 di GOR Bancah Laweh Padang Panjang. Lokasi tempak kejadian ini merupakan
tempat kegiatan KBN X.
Semua
pelayat warga jorong ini tampak sedih dan berdoa untuk Rara, begitu anak
periang ini dipanggil.
Doa
melantun dengan suara sabak sebelum jenazah Rara dihantar ke tempat
peristirahatan terakhir. Iring-iringan pengantar jenazah bergegas meninggalkan
pelataran masjid usai melaksana kan salat jenazah. Masing-masing orang pun
berusaha meraih usungan jenazah itu dalam perjalanan menuju ke pandam perkuburan
keluarga.
Buya
Sarman Datuak Labai Sati, ninik mamak didampingi mantan Wali Nagari Faizul Datuak
Rajo Mangkuto di rumah duka Jorong Koto Gantiang saat bersama pihak Pemko
Padang Panjang mengatakan, kepergian Rara bukan hanya musibah tapi ketentuan
Yang Maha Kuasa.
“Ini
sudah ketentuan Allah Swt, yang kita tidak mengetahuinya. Insyaallah dia adalah
anak surga. Keluarga hendaknya tabah dan sabar. Cobaan ini memang berat,” kata
Buya Sarman.
Sementara
itu, Sonny Budaya Putra, Sekda Kota Padang Panjang mewakili Wali Kota Padang
Panjang menyampaikan turut berduka cita yang sedalam dalam dan setulus tulusnya
pada keluarga korban atas kejadian itu.
“Ini
bukan saja duka keluarga dan masyarakat Nagari Andaleh ini juga duka Pemko
Padang Panjang. Rara adalah pahlawan pendidikan Kota Padang Panjang. Dia meninggal
dalam sebuah insiden. Meninggal dalam mengemban sebuah tugasnya sebagai siswa. Insyaallah
Rara pergi dalam keadaan husnul khatimah,” ujar Sonny.
Tampak
hadir dalam rumah duka, Kadis kominfo Marwilis,
Kadis Pendidikan dan Olahraga Desmon, anggota DPRD Padang Panjang Kiki Anugrah
Dia, para kepala sekolah , tokoh masyarakat dan anggota DPRD Tanah Datar Nova Hendria.
npaul hendri
Keterangan Foto Atas
Tiang besi penyangga
pengeras suara yang akan digunakan untuk KBN X roboh dan menimpa sekelompok
pelajar dan guru. Satu meninggal dunia. Foto pasbana.com
Keterangan Foto Bawah
Kedua orang tua Rara Rizkyatul Hanif, saat menaburkan bunga usai jenazah dikuburkan. Duka mereka sangat mendalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar