OLEH Kamardi Rais Datuk Panjang Simulie
Pemilu 1955 di Indonesia |
PEMILIHAN
Umum tahun 1955 yang dilaksanakan oleh
kabinet “BH” (Burhanuddin Harahap) dari Masyumi didasarkan kepada UU No. 7/1953. Pemilihan
Umum di waktu itu dilaksanakan dua kali. Artinya dua kali setiap warga negara
yang sudah wajib pilih pergi ke TPS (Tempat Pemungutan Suara).
Saya akan mencatatkan di sini, siap-siapa wakil rakyat Sumatera Tengah yang duduk di Perlemen RI dan Majelis Konstituante RI hasil Pemilihan Umum 1955.
Pada waktu itu pulau Sumatera terbagi atas 3 propinsi, yakni Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan. Di dalam Sumatera Tengah termasuk Sumatera Barat, Riau dan Jambi.
Partai-partai politik yang bertarung pada Pemilihan Umum 1955 mirip dengan Pemilihan Umum 1999. Artinya dengan sistem banyak partai (multi partai). Ada sekitar 39 parpol yang ikut pemilu ditambah dengan calon-calon perorangan seperti Nauman Jamil Datuk Mangkuto Ameh (Walikota Bukittinggi waktu itu) dengan tanda gambar cincin stempel emas. Mr. Muhammad Yamin dan Chairul Saleh dengan tanda gambar Si Binuang.
Di samping calon perorangan ditambah lagi dengan organisasi kemasyarakatan dan profesi seperti MTKAAM (Majelis Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau) yang dipimpin oleh Mamanda Datuk Simarajo Simabur. Sementara Engkau M. Syafei Kayutanam dicalonkan oleh Ikrupins.
Secara nasional yang keluar sebagai pemenang adalah 4 partai besar yakni PNI, Masjumi, NU dan PKI. Sedangkan di Sumatera Tengah yang unggul adalah Masjumi dan Partai Islam PERTI sebagai runner-up. Masing-masing memperoleh suara 480.521 suara dan 271.513 suara. Kemudian secara mengejutkan PKI (Partai Komunis Indonesia) dapat memperoleh suara sebanyak 61.591 suara dan PPTI (Partai Politik Tharikat Islam) yang dipimpin oleh Dr. Syekh H. Djalaludin memperoleh 22.081 suara.
Dengan demikian tersusunlah anggota DPR-RI dari Propinsi Sumatera Tengah sebagai berikut PPI Masyumi 6 kursi, Partai Islam PERTI 4 kursi, PKI 1 kursi dan PPTI 1 kursi.
Siapa Orangnya?
PPI
Masyumi: H. Mansur Daud Dt Palimo Kayo (Ketua Masjumi Sumatera Tengah), Saalah
Jusuf Sutan Mangkuto (Konsul Muham-madiyah Sum. Tengah), Dr. H. Ali Akbar
(Jakarta), M.O Bafadhal (Jambi) Encik Rahmah El Yunusiah (Tokoh Pendidik,
Padangpanjang), dan Zainal Abidin Ahmad (Pengurus DPP Masjumi, Jakarta).
PI PERTI: H. Sirajuddin Abbas (Ketua Umum PB PERTI Jakarta), H. Rusli Adul Wahid (Ketua PI PERTI Jakarta), Ma’arifat Marjani (Taluk Kuantan/ Riau), dan Tengku Sidi Mardjohan (Pariaman).
PKI: Bachtaruddin (Tokoh PKI dari Maninjau).
PPTI: Dr. Syekh H. Djalaluddin (Ulama Tharikat, Koto Baru Maninjau).
Demikianlah nama-nama anggota Parlemen RI (DPR) hasil Pemilu 1955 dari Daerah Sumatera Tengah (Sumatera Barat/Riau/Jambi). Mengutip laporan Komite Aksi Pemilihan Umum (KAPU) Masyumi Sumatera Tengah yang ditandatangani oleh H. Fachryddin HS Dt. Majo Indo bulan Februari 1956, sebenarnya PII (Partai Islam Indonesia) yang dipimpin oleh H. Darwis Djambak, Koto Tuo, Bukittinggi mendapat suara lebih tinggi dari PPTI Dr. Syekh H. Djalaluddin. Tapi karena PPTI mendapat penggabungan suara dari partai kecil lainnya yang sepaham (stembus accord) maka PPTI meninggalkan PII H. Darwis Djambak.
Lalu siapa pula tokoh Sumatera Tengah yang duduk di Majelis Konstituante? Dari hasil pemilu 1955 itu, Masyumi dapat kursi 11, PI PERTI dapat 5, PKI 2, PSII 1, NU 1, PPTI 1 Partai Sosialis Indonesia (PSI) dapat pula 1. Jumlahnya 22 kursi, terdiri dari: PPI Masjumi: Syekh Ibrahim Musa Parabek (Ulama Besar), Ahmad Rasyid st Mansur (Ketua Umum PB Muhammadiyah), Ruslan Muljohardjo (Gubernur Sumatera Tengah), H. Iljas Jacoub (Ketua DPR-Sumatera Tengah), Zainal Abidin Ahmad (Pengurus DPP Masjumi), Duski Samad (Tokoh Muhammadiyah), Rangkayo Ratna sari (Tokoh Mus-limat), H. A.Malik Ahmad (Kepala Kantor Sosial Sumatera Tengah), Zamzami Kimin (Bomber Masjumi Sumatera Tengah), Mohammad Djaa’far bin Abdul Djalil (Riau) dan Muchtar Husni (Jambi).
PI PERTI: Syekh Sulaiman Ar Rasuli Canduang (Ulama Besar), H. Mansur Dt Nagari Basa (Tokoh PERTI), Umi H.Syamsiah Abbas (Muslimat PERTI), Tengku Bay Mahmud (Riau), H. Umar Bakri (Ulama PERTI). PKI: Noersoehoed (Tokoh PKI Jakarta). Nahdatul Ulama: H. Syarkawi (Tokoh NU 50 Kota). PPTI: Dr. Syekh H. Djalaluddin (Ulama Tharikat Bukittinggi). PSII: H. Zainal (Tokoh PSII Bukittinggi). PSI: Sutan Syahrir (Ketua Umum PSI/Jakarta).*
Harian Semangat, tahun 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar