Lama tak bertemu, kami mengeratkan kembali buhul silaturahmi
dengan saling bertanya peruntungan masing-masing. Cukup asyik mengingat sudah
banyaknya kawan-kawan yang duluan dipanggil Illahi. Mampu mendatangkan
kesadaran bahwa sekali waktu setiap manusia akan mendapat perintah menghadap,
tentu dengan cara berangkat yang merupakan misteri Tuhan. Bisa dengan
tiba-tiba, bisa pula setelah cobaan bertahun-tahun di dera sebab. Wallahualam.
Di usianya yang senja, ahli agraria 4 zaman ini masih tetap
saja merokok, minum kopi, mengkonsumsi daging dan tidak pantang makan jeroan.
Lengkap sudah. Fully cholesterol. Ia telah merokok sejak umur belasan
tahun tanpa pernah istirahat namun merasa sehat walafiat di umurnya yang lewat
69 tahun. Suaranya masih lantang, mukanya berseri-seri, banyak ketawa dan tak
habis-habisnya melemparkan guyonan. Pendengaran prima, pikirannya sangat jernih
dan menyampaikan sesuatu dengan sistematika yang runut sehingga gampang
dipahami. Tak pernah sakit berat, paling-paling hanya flu ringan dan masuk
angin.
Siang itu, setelah kepedasan makan ikan peda ( ikan asin hasil
pengawetan dengan penggaraman yang tidak disusul dengan pengeringan) bersama
sambal terasi lengkap dengan petai dan lalapan, rokok kami langsung
mengepul-ngepul. Ganti berganti, Gudang Garam Surya maupun Sampoerna Mild.
Sampai pukul tiga kami ngalor ngidul membahas topik apa saja.
Sebelum interaksi intensif berakhir, Uwan tanya apa resepnya
bisa sehat di umur setua itu. Pak Gun menceritakan bahwa ia menjalani pola
hidup penuh kesederhanaan. Ojo ngoyo istilahnya orang Jawa.
Ia memulai hidupnya di pagi hari dengan melakukan olah
pernapasan yang paling sederhana, yakni pola air mengalir dalam metoda
pernapasan Cina. Tarik napas dari dada melalui hidung dalam-dalam, keluarkan
pelan-pelan. Cukup 10 sampai 20 kali. Lanjutkan dengan pernapasan perut, juga
tarikan dalam, lalu hembuskan dengan kuat bersamaan dengan mengeluarkan suara.
Ulangi agak 10-20 kali. Tutup olah napas dengan pernapasan dada agak 5 x lagi
dan lakukan relaksasi. Seluruh proses tak sampai setengah jam.
Kiat lain yang dikembangkan adalah banyak minum air putih.
Bangun pagi setelah olah napas, minum air putih semampunya. Rata-rata 4 gelas
atau sekitar 1.000 cc. Jumlah yang biasa saja, apalagi kalau sudah rutin.
Rata-rata 6-7 liter air dihirupnya per hari. Tiga kali seminggu ia mengkonsumsi
vitamin C dosis tinggi yang sekaligus ada unsur kalsiumnya, yakni tablet besar
Calcium D-Redoxon atau CDR. Di samping itu, tiap hari ia mengonsumsi sebutir
Hemaviton Skin Care. Multivitamin mana mengandung unsur vitamin E untuk
mendukung regenerasi sel kulit dan ada unsur selenium yang dipercayanya sebagai
pencegah kanker.
Terapi yang lebih strategis sebenarnya adalah mengembangkan
pola hidup yang tetap berpikir dan selalu berproduksi. Untuk itu, ia khusus
mencadangkan waktu untuk menulis. Bisa makalah, bahan kuliah ataupun artikel
ringan. Bahkan kumpulan puisinya kini tengah dipersiapkan untuk naik cetak. Ada
pula waktu khusus dialokasikan untuk menonton berita televisi, biasanya sore
hingga lepas Magrib. Mengamati perkembangan nasional maupun internasional.
Ruang dan pojok-pojok rumah dipenuhi oleh alunan musik klasik
selang seling dengan musik Jawa. Tak jarang diputar kaset macapat (bentuk puisi
Jawa tradisional, setiap baitnya mempunyai baris kalimat (gatra) tertentu,
setiap gatra mempunyai jumlah suku kata (guru wilangan) tertentu, dan berakhir
pada bunyi sanjak akhir (guru lagu; guru suara tertentu), misalnya Dandanggula,
Kinanti, Maskumambang; tembang cilik) yang berisi petuah-petuah dalam tradisi
masyarakat jawa tentang kehidupan, budi pekerti dan cara mengontrol hawa nafsu.
Nafsu untuk berkuasa, mengejar pangkat atau menumpuk materi.
Nuansa olah fisik dan nutrisi psikologis tampaknya kunci gaya
hidup Profesor Gunawan. Hidup sehat tetap merokok. Ha...ha...ha. Pembaca yang
budiman, itulah makan siang Uwan yang produktif dan bergizi, di tengah riuh
rendahnya transaksi di jantung pasar Bogor.
Kita nampaknya harus percaya ada korelasi langsung antara
proses kreatif seseorang dengan merokok. Buktinya, banyak sekali wartawan di Mimbar
Minang menulis reportase atau artikel sambil menikmati rokok. Apalagi
ditemani oleh kopi hangat. Berbatang-batang rokok dan bergelas-gelas kopi
tampaknya pemandangan rutin. Walaupun semua tahu, dampak merokok bisa
menyebabkan kanker dan meracuni perokok pasif di sekelilingnya, kebiasaan
merokok sulit untuk dihentikan.
Mitos merokok merangsang kreativitas tampaknya
belum akan sirna di masa masa turbulensi ekonomi yang masih mendera Indonesia
saat ini. Namun apapun, turut pengalaman Pak Gun, perlu dimbangi dengan olah
fisik, nutrisi psikologis, dan multivitamin suplemen. Itulah, hidup sehat tetap
merokok. ZS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar