REPORTASE Nasrul Azwar
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menargetkan kunjungan wisatawan lokal pada tahun ini 8,5 juta orang. Tahun sebelumnya, wisatawan nusantara yang datang ke Ranah Minang mencapai 8.073.070 orang. Sedangkan wisatawan mancanegara sebanyak 57.638 orang.
Sari
Lenggogeni, SE, MM, Pg.Dipl, Ph.D, Direktur Tourism Development Centre
Unand dan Staf Ahli Pokja Pariwisata KEIN RI, ranah Minangkabau dengan filosofinya adaik basandi syarak, syarak basandi
Kitabullah tetap akan memprioritaskan destinasi wisata halal.
“Pelabelan wisata halal mungkin tidak memberi dampak langsung pada
kunjungan wisman, tetapi ketika kita membrandingnya
sebagai destinasi yang memenuhi kebutuhan Muslim saat berwisata. Seperti
ketersediaan masjid destinasi, jaminan makanan halal, SDM yang menunjukkan
nilai islami, maka akan memberi penguatan pada kepuasan wisawatan Muslim saat
berwisata dan beribadah,” kata Sari Lenggogeni.
Wisata halal, akan terjadi penguatan rasa nyaman saat on trip dan attachment motivasi wisata dengan prinsip syariahnya akan
meningkatkan tingkat kunjungan kembali ke Sumbar. SDM yang jujur, destinasi
yang bersih, sehingga halal akan lebih pada penguatan kebutuhan wisatawan Muslim
beribadah di Sumbar,” kata Sari Lenggogeni.
Menteri Pariwisata Arief Yahya usai Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan Bank Indonesia (Rakorpusda) pada Senin, 18 Maret 2019 mengatakan, pemerintah
sebenarnya ingin target tetap dipatok US$20 miliar.
“Apalagi,
saat ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mendongkrak
pertumbuhan sektor pariwisata. Namun, kenyataan di lapangan tidak semudah yang
dibayangkan. Indonesia menghadapi banyak bencana belakangan ini, termasuk
beberapa di antaranya di titik-titik wisata penting yang sebenarnya diharapkan
bisa mengundang banyak wisatawan mancanegara,” kata Arief Yahya, Senin, 18 Maret
2019 kepada awak media di Kompleks Gedung Bank Indonesia (BI).
Menurut
Arief Yahya, kondisi demikian membuat jumlah kunjungan wisatawan terpengaruh.
Begitu pula dengan durasi masa tinggal wisatawan di Tanah Air dan jumlah
pengeluaran yang mereka belanjakan.
Rapat Koordinasi
ini diinisiasi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman bersama
Gubernur Bank Indonesia, dan dihadiri oleh Menteri Pariwisata, Ketua Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Kepala Badan Pusat Statistik, pejabat
kementerian/lembaga terkait, serta sejumlah kepala daerah tingkat provinsi
maupun kabupaten/kota dari daerah destinasi pariwisata.
Dikatakan
Arief Yahya, pada 2017, penerimaan devisa Indonesia ditargetkan mencapai US$15
miliar. Namun beberapa bencana, seperti erupsi Gunung Agung di Bali, membuat
penerimaan devisa Indonesia hanya mencapai kisaran US$14 miliar.
“Pun
begitu dengan 2018, terjadi bencana alam dari gempa bumi di Lombok, tsunami dan
pergeseran tanah di Palu, hingga meletusnya Gunung Anak Krakatau dan tsunami di
Banten. Hal ini membuat realisasi penerimaan devisa dari pariwisata hanya
berhasil mencapai US$15,8 miliar. Padahal targetnya 2018 kemarin, penerimaan
devisa bisa mencapai US$17 miliar,” paparnya.
Kendati
target penerimaan devisa menurun tapi bidikan jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara tetap sama, yaitu sebanyak 20 juta orang pada sepanjang tahun ini.
“Target
kunjungan masih bisa dikejar karena setidaknya masih lebih mudah mengejar
kunjungan wisatawan, ketimbang pengeluaran yang dihabiskan di Indonesia.”
Enam
Langkah
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia
(BI) Perry Warjiyo mengatakan, ada enam strategi akselerasi pencapaian target
devisa pariwisata yang dihasilkan dalam Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia (Rakorpusda) yang mengangkat tema “Strategi Akselerasi Pencapaian Target Devisa Pariwisata”.
Rapat
Koordinasi ini merupakan kelanjutan dari Rakorpusda yang diselenggarakan di
Yogyakarta pada 29 Agustus 2018 sebagai wujud komitmen bersama Pemerintah dan
Bank Indonesia dalam mendorong pengembangan
pariwisata, terutama terkait upaya meningkatkan penerimaan
devisa pariwisata.
“Pertama,
percepatan penyelesaian beberapa proyek infrastruktur, seperti New Yogyakarta
International Airport (NYIA) di Yogyakarta dan akses pendukungnya,landas pacu 3
Bandara Internasional Soekarno-Hatta, rapidexit
taxiway Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali, dan pengembangan
jalan di sekitar destinasi wisata,” kata Perry Warjiyo, usai rakor itu.
Kedua, lanjutnya, pengembangan
atraksi wisata, antara lain melalui pengembangan pariwisata di daerah
perbatasan (cross-border tourism) melalui penyelenggaraan sejumlah
kegiatan wisata secara periodik dan pengembangan atraksi wisata ke arah quality
tourism dengan menetapkan kapasitas daya dukung (carrying capacity) di
daerah destinasi wisata.
Ketiga, peningkatan
kualitas amenitas di daerah destinasi wisata melalui upaya yaitu percepatan
pembebasan lahan untuk pengembangan amenitas di Danau Toba dan Borobudur,
penyelenggaraan Program Indonesia Bersih untuk menjaga kebersihan dan
kelestarian lingkungan di berbagai daerah destinasi wisata serta kepastian
ketersediaan uang rupiah layak edar, termasuk ketersediaan fasilitas anjungan
tunai mandiri (ATM), kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA), operasional
kanal pembayaran, serta pengembangan elektronifikasi transaksi pelaku
pariwisata di destinasi wisata.
Keempat, memperkuat promosi
pariwisata nasional untuk meningkatkan lama tinggal (length of stay)
wisatawan mancanegara, antara lain melalui promosi digital (marketplace),
pengembangan paket wisata, perluasan paket promo wisata (hot deals) di
destinasi wisata, serta promosi di beberapa lokasi yang menjadi regional
tourism hub.
Kelima, upaya mendorong
investasi dan pembiayaan dalam pengembangan destinasi wisata, peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM), serta perbaikan dukungan data dan
informasi.
“Dan
keenam menyusun standar prosedur Manajemen Krisis Kepariwisataan dan membentuk
forum Manajemen Krisis Kepariwisataan Daerah (MKK Daerah),” urainya.
Selain
keenam butir kesepakatan di atas, tambah Perry Warjiyo, Rapat Koordinasi juga
menyepakati untuk tetap melanjutkan komitmen pengembangan destinasi wisata
dalam jangka menengah panjang, antara lain melalui pembangunan infrastruktur, pengembangan
atraksi pendukung, dan peningkatan kualitas amenitas; optimalisasi promosi
dengan kanal media digital; serta fasilitasi kemudahan investasi dan
peningkatan kualitas SDM.
Dalam
rangka monitoring dan evaluasi implementasi strategi kebijakan prioritas
pencapaian devisa pariwisata serta percepatan pengembangan destinasi wisata,
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Perry menuturkan, BI dan
Kementerian Pariwisata juga menandatangani Kesepahaman Bersama Pembentukan
Sekretariat Bersama Percepatan Pengembangan Pariwisata.
Selain
itu, tamnbah Arief Yahya, strategi ini dijalankan melalui penerbitan publikasi
standarisasi kegiatan usaha klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia (KBLI)
terkait aktivitas pariwisata.
“Penerbitan
petunjuk teknis (juknis) penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) pariwisata untuk
meningkatkan akses pembiayaan dan penyusunan kajian terkait insentif dan model
pembiayaan untuk pengembangan destinasi wisata,” katanya.
Kemudian,
urainya, upaya lainnya adalah peningkatan kapasitas SDM di daerah destinasi
wisata melalui pendidikan vokasi dan program sertifikasi di bidang
kepariwisataan dan pengkinian data dan informasi pariwisata untuk identifikasi
pola pengeluaran wisatawan mancanegara.
Sementara
itu, data yang dikeluarkan BPS Sumatera Barat terkait jumlah wisatawan
mancanegara dan nusantara yang datang ke ranah Minang melalui
Bandara Internasional Minangkabau (BIM) bulan Januari 2019 mencapai 4.052 orang
turis mancanegara. Terjadi penurunan 15,60 persen. Sedangkan tingkat penghunian
kamar (TPK) hotel berbintang di Sumatera Barat bulan Januari 2019 mencapai
rata-rata 46,14 persen, mengalami penurunan 12,45 poin dibanding TPK bulan
Desember 2018 sebesar 58,59 persen.
Jumlah penumpang angkutan udara domestik yang datang di BIM pada Januari 2019 turun sebesar 20.05 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu penumpang angkutan udara internasional yang datang di BIM juga mengalami naik sebesar 25,41 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar