mantagisme.com—Masa depan milik para muda. Seperti hukum alam, setiap generasi punya tantangannya sendiri. Generasi muda saat ini— yang disebut milenial—yang hidup dalam era industri 4.0 dipastikan berbeda dibanding generasi era 80-an, misalnya.
Kendati begitu, pada era jaman now ini, saat perubahan drastis dan disrupsi kian menggila, belakangan, ada tren dan kecenderungan positif yang terlihat dalam perilaku kaum muda Islam kekinian. Kaum muda (profesional), mahasiswa, dan masyarakat umum di pelbagai kota-kota di Indonesia, termasuk Kota Padang, meramaikan kehidupan masjid-masjid dengan beragam aktivitas keagamaan, seperti mengaji, halakah, dan hafalan ayat-ayat pendek Alquran.
Selain meramaikan dengan aktivitas
positif itu, setiap masuk waktu salat lima waktu, saf berjamaah kian hari kian
banyak.
Penelusuran yang dilakukan di pelbagai
masjid-masjid yang cukup besar di Kota Padang,
suasana semerbak dengan lantunan ayat-ayat suci Alquran tak pernah putus.
Kekhusukan terlihat saat sebagian para
muda yang duduk bersila melingkar saat salah seorang rekan mereka sedang
melantunkan Surat Al-Kahfi ayat 1-2. Para muda Muslimin Kota Padang sedang
aktivitas hafalan Alquran di Masjid Agung Nurul Iman Padang, Jumat, 1 Maret
2019.
Di sudut ruang masjid lainnya, tampak
juga belasan anak muda melingkar dengan Alquran di tangan. Mereka tampak
asyik mengulang hafalan dan memperbaiki bacaan, dipandu oleh seorang ustaz
sebagai pembimbing tahfiz.
“Ini merupakan kegiatan tahfiz. Di sini,
kita mendapat bimbingan bagaimana membaca Alquran dengan baik dan benar,” kata Rizki,
mahasiswa Unand kepada Khazanah.
Rizki tengah menuntaskan hafalan juz
ke-29. Begitu pula teman-temannya yang lain.
Dengan tekun, Rizki memperdengarkan
bacaan dan hafalan Alqurannya kepada pembimbing tahfiz, Ustaz Fitrah, alumni
Universitas Al-Azhar, Mesir yang sekaligus Ketua Lembaga Tahfiz Masjid
Agung Nurul Iman.
Rizki mulai menghafal Alquran sejak akhir
2018. Kegiatan tahfiz telah mempertemukan
Rizki dengan anak-anak muda lainnya yang
memiliki semangat menghafal Alquran.
“Berinteraksi dengan penghafal Alquran
memberi motivasi bagi saya dalam menghafal
Alquran,” ujar Rizki.
Senada dengan Rizki, motivasi yang sama
diungkapkan oleh Kemas, mahasiswa UNP.
“Ini menjadi wadah bagi saya untuk
belajar membetulkan bacaan Alquran,” ujar Kemas.
Sembari membetulkan bacaan, Kemas secara
konsisten menambah hafalan dan mengulang hafalannya. Menghafal setidaknya 5-10
ayat setiap hari.
Rizki dan Kemas hanyalah beberapa dari
ratusan peserta tahfiz yang dinaungi Masjid
Agung Nurul Iman. Yang unik dari kegiatan
ini adalah untuk mengikutinya tidak membayar apapun dan cukup dengan mendaftar
langsung ke masjid.
“Kegiatan ini diperuntukan bagi seluruh
masyarakat Kota Padang. Tidak hanya menghafal Alquran, tapi kita
sekaligus memperbaiki bacaan, mentadabburi,
dan mempelajari terjemaahan dari setiap ayat Alquran,” kata Ustaz Fitrah.
Dilansir dari situs resmi www.dmi.or.id, dalam gelaran diskusi
“PRIMATalk”, yang diselenggarakan Pimpinan Pusat PRIMA DMI, antusiasme para
muda Islam yang terdiri dari mahasiswa, aktivis muda, tokoh komunitas, serta
para remaja masjid dan se-Jabodetabek, mengikuti kegiatan keagamaan ini sangat
besar. Kegiatan ini dilaksanakan di sebuah kafe di Jakarta.
“Para pemuda milenial Islam kini,
dihadapkan pada tantangan kehidupan yang disrupsi demikian deras. Tantangan
paling besar justru ada di sekitar kita. Jangan terjebak
pada rutinitas yang tidak bermanfaat,
kesenangan semu (instant gratification),
apalagi perilaku destruktif dan perbuatan tercela,” kata Muhammad Jamil, Wakil
Ketua Umum (Waketum) Pimpinan Pusat (PP) Perhimpunan Remaja Masjid (Prima)
Dewan Masjid Indonesia.
Menurutnya, kata kunci untuk menjawab
tantangan dalam menyongsong masa depan bagi para muda Islam ialah Iqra’.
“Iqra’ merupakan sebuah kata kerja
perintah (fi’il amr) dan hukum
asalnya sebuah kemestian/kewajiban. Membacalah dan terus belajar. Ramaikan
masjid-masjid dengan aktivitas yang positif,” jelas Muhammad Jamil.
Diuraikannya lebih jauh di hadapan
ratusan kaum muda Islam itu, bagaimana pergaulan remaja dan anak muda kini juga
diselingi beragam kisah akhlak tidak terpuji, serta berbagai ekses negatif
lainnya, menunjukkan bahwa toh di masa kini, pemuda
dihadapkan pada beragam ujian, godaan dan
tantangan.
Sementara itu, Ahmad Arafat Aminulla,
Ketua Umum PP PRIMA DMI, mengatakan tantangan para pemuda milenial dewasa ini
harus mampu memaknai dan mengejawantahkan perintah Iqra’ yang merupakan kata
pertama, dari wahyu pertama dari rentetan ayat ayat suci Alquran yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
“Iqra’ di sini tidak hanya bermakna tilawah tetapi Iqra’ memiliki makna
definisi dan implikasi yang sangat luas. “Membaca” ayat-ayatNya yang terdapat
di alam semesta raya (melalui ilmu pengetahuan/science dan teknologi), melakukan penelitian, perbandingan, dan
seterusnya,” kata Ahmad Arafat Aminulla. nasrul
azwar/rahmat denas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar