OLEH Nasrul Azwar
Sejak kecil cita-cita Rivai
Marlaut menjadi wartawan dan penulis. Hanya itu yang ada dalam pikirannya. Kedua
orangtuanya menambatkan
harapan agar Rivai Marluat menjadi seorang insinyur, ahli teknik. Untuk
mewujudkan cita-cita itu, orang tuanya memasukkan Rivai kecil ke sekolah Ambacht
bagian besi tetapi sekolah itu tak
membuatnya menjadi seorang teknisi.
Kekerasan hatinya menjadi seorang wartawan dan penulis, dia buktikan
dengan merantau meninggalkan kampung halamannya, Koto Baru, Solok. Pada usia 23
tahun, usia yang tageh-tagehnya,
Rivai muda berkelana ke Pulau Jawa. Di Jawa, sekira tahun 1935, Rivai Marlaut
bergabung dengan surat kabar Pemandangan
yang dipimpin Saeroen, sebuah surat kabar umum tapi menaruh perhatian pada budaya
Betawi. Pemimpin Redaksi Soeroen menempatkannya Rivai Marlaut pada “Desk Luar
Negeri” hingga dia pindah.