Pontianak, Ribuan buku dengan berbagai judul dan berstempel Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kalbar dijual ke sebuah tempat penampungan barang bekas di Pontianak Tenggara, Minggu (15/11/2015).
Menurutnya, buku milik Perpusda Kalbar
tidak boleh diperjual-belikan. Dilaporkan http://pontianak.tribunnews.com/
di lokasi penampungan barang bekas, Selasa (17/11/2015) siang. Oleh sejumlah
pekerja, buku-buku tersebut sedang dilepas cover atau sampulnya satu per satu.
Entah sudah berapa banyak buku yang
dikupas covernya. Buku yang telah dikupas covernya kemudian dimasukkan ke dalam
karung beras berukuran 50 kilogram. Setiap karung yang telah penuh terisi oleh
buku, diikat erat.
Ada sekitar lima karung yang telah
dikemasi. Tak jauh dari tumpukan karung-karung tersebut, tergeletak 5 dus besar
bekas rokok, yang berisi ratusan buku. Buku-buku dalam kardus tersebut, belum
seluruhnya dikuliti covernya.
Tribun kemudian memilah-milah buku mana
saja yang masih bisa diselamatkan. Setelah dipilah, Tribun menebus 60 kilogram
buku aneka jenis. Buku-buku tersebut, rencananya akan dikembalikan Tribun ke
Perpusda Kalbar, hari ini, Rabu (18/11/2015).
Mengetahui buku-buku tersebut akan
disumbangkan, pemilik penampungan barang bekas, sebut saja namanya Ian,
langsung memberikan potongan harga. "Saya akan kurangi harganya. Kalau
tadi Rp 2.500 per kilogram, sekarang Rp 1.500 pun satu kilogram tak apa-apa,"
katanya
Ia mengatakan buku-buku ini disortir
dengan cara dikuliti covernya. Buku yang sudah tanpa cover selanjutnya dikirim
ke pengepul kertas lebih besar di Jakarta untuk didaur ulang. Selain dijual
lagi ke Jakarta, buku juga dijual kepada siapa saja yang hendak membelinya. Ian
menjualnya Rp 2.500 per kilogram.
Ian mengaku membeli ribuan buku tersebut
seharga Rp 1.100 per kilogram atau sekitar Rp 1 juta lebih. "Hari Minggu
kemarin datang (Buku. Red) nya. Orang pakai mobil Perpustakaan Keliling yang
datang, bawa buku ini ke sini," ucap Ian.
Ia menuturkan ada tiga orang yang datang
pakai Mobil Perpustakaan Keliling tersebut menjual buku kepadanya. Namun, ia
tidak mengetahui siapa ketiga orang tersebut. Ia enggan bertanya- tanya, karena
ia hanya membeli barang bekas dari orang yang hendak menjualnya.
Setelah ditimbang, ribuan buku tersebut
beratnya lebih dari 1 ton. Selain dibeli Tribun, buku- buku yang masih terlihat
bagus itu, dibeli juga oleh orang dari Sekadau. Orang tersebut memborong
bukunya hingga 200 kilogram.
Baca Juga: Inilah Buku-buku Perpusda
Kalbar yang Dijual ke Penampung Barang Bekas
Ian menceritakan dari keterangan pemilik
penampungan sebelumnya, pernah juga ada yang datang menjual buku Perpusda
Kalbar. Saat itu, berat bukunya mencapai 3 ton. "Dua tahun yang lalu,
malah lebih banyak. Sampai empat kali angkut pakai mobil," tuturnya.
Pemilik penampungan barang bekas, Ian
mengaku heran, mengapa buku-buku yang masih layak digunakan dijual kepadanya. Di
antara buku-buku tersebut, ada yang tentang sains, pengetahuan umum, agama,
cerita anak, dan hobi.
Untuk sains ada Perhitungan Instalasi
Listrik karya AJ Watkins dan RK Parton dengan penerbit Erlangga, yang
pembeliannya berasal dari APBD 2009. Buku ini bahkan belum pernah dipinjam.
Buku lainnya, Mekanisme dan Dinamika
Mesin karangan Ramses Y Hutahaean dengan penerbit Andi. Buku setebal 540
halaman ini, berasal dari APBD 2010 dan belum pernah dipinjam sama sekali.
Berbeda dengan buku Tenik Sipil karya Ir V Sunggono KH dan diterbitkan penerbit
Nova, buku ini sudah tiga kali dipinjam.
Masing-masing oleh anggota perpustakaan
dengan nomor anggota 6896 dikembalikan pada 03 November 2010, Nomor Anggota
7440 dikembalikan 30 November 2010, dan Nomor Anggota 7076 dengan tanggal
kembali 11 April 2011.
Buku yang lain, Ensiklopedia Iptek untuk
Pelajar dan Umum edisi Cahaya dan Energi, bahkan belum distempel Perpusda.
Apalagi dipinjam. Untuk kategori buku agama, ada Cerita Alquran untuk Anak
dengan penerbit Erlangga for Kids yang ditulis Tim Penulis EFK, dengan
pembelian dari APBD 2010.
Inilah
Buku-buku Perpusda Kalbar yang Dijual ke Penampung Barang Bekas
Puluhan judul buku Perpusda Kalbar yang
diperoleh Tribun Pontianak dari penampung barang bekas di Pontianak Tenggara,
Selasa (17/11/2015) sore. Satu ton buku dari Perpusda Kalbar dijual ke
penampung barang bekas tersebut.
Buku dengan ilustrasi setebal 176 halaman
ini, sudah delapan kali dipinjam. Buku dipinjam pertama kali pada 30 September
2011 dan terakhir dikembalikan pada 03 Mei 2013. Buku lainnya adalah Kitab
Tawwabin, Kembalinya Orang-orang yang Salah Jalan, yang diterbikan Al Mawardi
dengan penulis Ibu Qudamah Al Magdisi.
Buku setebal 226 halaman ini dibeli
dengan APBD 2008. Di kategori buku anak, di antaranya ada Benda Apa Ini karya
Il Sung Na yang diterbitkan Erlangga for Kids yang dibeli dengan APBD 2013.
Ada juga Si Basil Yang Serakah karya A
Nabila Indriarti diterbitkan Aneka Ilmu, yang dibeli dari APBD 2008. Buku ini
telah tiga kali dipinjam. Masing-masing pada 20 Juni 2012, 16 Juli 2012, dan 29
Agustus 2013.
Ada juga serial Thomas & Friends
dengan judul Thomas dan Layang-layang Lepas, yang diterbitkan Erlangga For
Kids. Buku ini, bahkan masih sangat fresh. Sampul plastiknya saja belum dibuka.
Di kategori pengetahuan umum, ada buku
Pemikiran dan Sikap Politik Gus Dur karya Dr Ali Masykur Musa dengan penerbit
Erlangga. Buku setebal 162 halaman dan dibeli dengan APBD 2010 ini.
Buku ini belum pernah dipinjam. Begitu
juga dengan buku Lebih Dekat Dengan SBY karangan Taufik Adi Susilo yang
diterbitkan Kelompok Penerbit Arruzz Media. Buku setelab 213 halaman ini, masih
terlibat baru dan belum pernah dipinjam sama sekali.
Perpusda
Membantah
Untuk buku Komik Bung Hatta karya
Komikers Studio, dibeli menggunakan APBN, telah dipinjam tiga kali.
Masing-masing 16 September 2012, 10 Januari 2013, dan 02 September 2013.
Di buku hobi, ada Bekerja sebagai
Sutradara karya Fitryan G Dennis yang diterbitkan Esensi. Buku yang dibeli
dengan APBD 2010 ini, belum pernah dipinjam.
Begitu juga dengan buku Mengenal Usaha
Bengkel yang ditulis Mikha Utomo, dengan penerbit Esensi. Buku yang dibeli
menggunakan APBD 2011 ini, juga belum sempat dipinjam masyarakat.
Hal yang sama juga terjadi dengan buku
Mari Memelihara Ikan karya Ferdiansyah SE dan Ir H Abitur A, yang diterbitkan
Penerbit Cahaya. Buku yang dibeli dengan APBD 2010 ini, belum pernah dipinjam.
Sama seperti buku hobi lainnya, buku
Mengenal Bunga tulisan Malina Ika Murdiasari yang diterbitkan Satubuku, juga
belum pernah dipinjam. Buku ini, sesuai dengan yang tertera pada halaman depan,
dibeli menggunakan APBD 2009.
Buku-buku tersebut tidak hanya berstempel
Perpusda Kalbar, namun juga dilengkapi dengan Label dan Kartu Klasifikasi.
Label ini, menunjukkan di rak mana, buku tersebut disimpan. Seperti buku
Pembangunan Krisis karya Faisal Baasir misalnya, memiliki Nomor Label 320-
BAS-P.
Menanggapi 1 ton buku Perpusda yang
dijual kepada pengepul barang bekas ini, Kepala UPT Perpusda Kalbar, Untad
Dharmawan, membantah pihaknya yang telah menjual buku-buku milik Perpustakaan
Daerah itu.
Sebab menurutnya, buku-buku Perpusda
tidak boleh diperjual belikan. "Kalau memang ada, itu oknum. Tapi saya
juga tidak bisa menyatakan oknum dari Perpustakaan atau pengunjung. Pastinya,
tidak mungkin kami-kami yang ada di Perpustakaan ini," tegas Untad.
Ditemui di ruang kerjanya, di UPT
Perpusda Kalbar, Jl Sutoyo Pontianak, Untad berjanji akan mengevaluasi dan
mengecek kembali buku-buku di Perpusda Kalbar. Termasuk juga petugas yang ada
di Perpusda. "Pastinya kalau yang sampai dijual, Insya Allah tidak pernah
kami lakukan," ucapnya.
Malah selama ini menurut Untad, pihaknya
terus menambah jumlah koleksi buku. Karena memang manfaat buku bacaan untuk
masyarakat sangat baik. "Jadi saya tidak yakin, kalau ada yang
menjualnya," imbuhnya.
Ditanya apa sanksi jika ada oknum
Perpusda Kalbar yang terbukti menjual ribuan buku milik Perpustakaan tersebut,
Untad menjawab masih akan mempelajarinya. "Jadi mesti kami pelajari dulu.
Yang jelas, itu bentuk pelanggaran," imbuhnya.
Untad juga mengakui, petugas Perpusda
Kalbar masih lemah. Masih banyak kekurangan. Mulai dari pengawas maupun sumber
daya manusia (SDM) itu sendiri.
"Apalagi pengunjung Perpustakaan
sangat banyak sekarang ini. Sementara petugas kami sangat minim, hingga kami
cukup kewalahan," ujar Untad.
Sumber: Pontianak Tiribunnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar