Kamis, 19 November 2015

PENGKHIANATAN PERADABAN: 1 Ton Buku Perpustakaan Daerah Kalbar Dijual ke Pengepul Barang Bekas


Pontianak, Ribuan buku dengan berbagai judul dan berstempel Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kalbar dijual ke sebuah tempat penampungan barang bekas di Pontianak Tenggara, Minggu (15/11/2015).
Buku yang diangkut menggunakan satu unit Mobil Perpustakaan Keliling itu beratnya lebih dari 1 ton. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpusda Kalbar, Untad Dharmawan, membantah pihaknya telah menjual buku-buku tersebut ke pengepul barang bekas.
Menurutnya, buku milik Perpusda Kalbar tidak boleh diperjual-belikan. Dilaporkan http://pontianak.tribunnews.com/ di lokasi penampungan barang bekas, Selasa (17/11/2015) siang. Oleh sejumlah pekerja, buku-buku tersebut sedang dilepas cover atau sampulnya satu per satu.
Entah sudah berapa banyak buku yang dikupas covernya. Buku yang telah dikupas covernya kemudian dimasukkan ke dalam karung beras berukuran 50 kilogram. Setiap karung yang telah penuh terisi oleh buku, diikat erat.
Ada sekitar lima karung yang telah dikemasi. Tak jauh dari tumpukan karung-karung tersebut, tergeletak 5 dus besar bekas rokok, yang berisi ratusan buku. Buku-buku dalam kardus tersebut, belum seluruhnya dikuliti covernya.
Tribun kemudian memilah-milah buku mana saja yang masih bisa diselamatkan. Setelah dipilah, Tribun menebus 60 kilogram buku aneka jenis. Buku-buku tersebut, rencananya akan dikembalikan Tribun ke Perpusda Kalbar, hari ini, Rabu (18/11/2015).
Mengetahui buku-buku tersebut akan disumbangkan, pemilik penampungan barang bekas, sebut saja namanya Ian, langsung memberikan potongan harga. "Saya akan kurangi harganya. Kalau tadi Rp 2.500 per kilogram, sekarang Rp 1.500 pun satu kilogram tak apa-apa," katanya
Ia mengatakan buku-buku ini disortir dengan cara dikuliti covernya. Buku yang sudah tanpa cover selanjutnya dikirim ke pengepul kertas lebih besar di Jakarta untuk didaur ulang. Selain dijual lagi ke Jakarta, buku juga dijual kepada siapa saja yang hendak membelinya. Ian menjualnya Rp 2.500 per kilogram.
Ian mengaku membeli ribuan buku tersebut seharga Rp 1.100 per kilogram atau sekitar Rp 1 juta lebih. "Hari Minggu kemarin datang (Buku. Red) nya. Orang pakai mobil Perpustakaan Keliling yang datang, bawa buku ini ke sini," ucap Ian.
Ia menuturkan ada tiga orang yang datang pakai Mobil Perpustakaan Keliling tersebut menjual buku kepadanya. Namun, ia tidak mengetahui siapa ketiga orang tersebut. Ia enggan bertanya- tanya, karena ia hanya membeli barang bekas dari orang yang hendak menjualnya.
Setelah ditimbang, ribuan buku tersebut beratnya lebih dari 1 ton. Selain dibeli Tribun, buku- buku yang masih terlihat bagus itu, dibeli juga oleh orang dari Sekadau. Orang tersebut memborong bukunya hingga 200 kilogram.
Baca Juga: Inilah Buku-buku Perpusda Kalbar yang Dijual ke Penampung Barang Bekas
Ian menceritakan dari keterangan pemilik penampungan sebelumnya, pernah juga ada yang datang menjual buku Perpusda Kalbar. Saat itu, berat bukunya mencapai 3 ton. "Dua tahun yang lalu, malah lebih banyak. Sampai empat kali angkut pakai mobil," tuturnya.
Pemilik penampungan barang bekas, Ian mengaku heran, mengapa buku-buku yang masih layak digunakan dijual kepadanya. Di antara buku-buku tersebut, ada yang tentang sains, pengetahuan umum, agama, cerita anak, dan hobi.
Untuk sains ada Perhitungan Instalasi Listrik karya AJ Watkins dan RK Parton dengan penerbit Erlangga, yang pembeliannya berasal dari APBD 2009. Buku ini bahkan belum pernah dipinjam.
Buku lainnya, Mekanisme dan Dinamika Mesin karangan Ramses Y Hutahaean dengan penerbit Andi. Buku setebal 540 halaman ini, berasal dari APBD 2010 dan belum pernah dipinjam sama sekali. Berbeda dengan buku Tenik Sipil karya Ir V Sunggono KH dan diterbitkan penerbit Nova, buku ini sudah tiga kali dipinjam.
Masing-masing oleh anggota perpustakaan dengan nomor anggota 6896 dikembalikan pada 03 November 2010, Nomor Anggota 7440 dikembalikan 30 November 2010, dan Nomor Anggota 7076 dengan tanggal kembali 11 April 2011.
Buku yang lain, Ensiklopedia Iptek untuk Pelajar dan Umum edisi Cahaya dan Energi, bahkan belum distempel Perpusda. Apalagi dipinjam. Untuk kategori buku agama, ada Cerita Alquran untuk Anak dengan penerbit Erlangga for Kids yang ditulis Tim Penulis EFK, dengan pembelian dari APBD 2010.
Inilah Buku-buku Perpusda Kalbar yang Dijual ke Penampung Barang Bekas
Puluhan judul buku Perpusda Kalbar yang diperoleh Tribun Pontianak dari penampung barang bekas di Pontianak Tenggara, Selasa (17/11/2015) sore. Satu ton buku dari Perpusda Kalbar dijual ke penampung barang bekas tersebut.
Buku dengan ilustrasi setebal 176 halaman ini, sudah delapan kali dipinjam. Buku dipinjam pertama kali pada 30 September 2011 dan terakhir dikembalikan pada 03 Mei 2013. Buku lainnya adalah Kitab Tawwabin, Kembalinya Orang-orang yang Salah Jalan, yang diterbikan Al Mawardi dengan penulis Ibu Qudamah Al Magdisi.
Buku setebal 226 halaman ini dibeli dengan APBD 2008. Di kategori buku anak, di antaranya ada Benda Apa Ini karya Il Sung Na yang diterbitkan Erlangga for Kids yang dibeli dengan APBD 2013.
Ada juga Si Basil Yang Serakah karya A Nabila Indriarti diterbitkan Aneka Ilmu, yang dibeli dari APBD 2008. Buku ini telah tiga kali dipinjam. Masing-masing pada 20 Juni 2012, 16 Juli 2012, dan 29 Agustus 2013.
Ada juga serial Thomas & Friends dengan judul Thomas dan Layang-layang Lepas, yang diterbitkan Erlangga For Kids. Buku ini, bahkan masih sangat fresh. Sampul plastiknya saja belum dibuka.
Di kategori pengetahuan umum, ada buku Pemikiran dan Sikap Politik Gus Dur karya Dr Ali Masykur Musa dengan penerbit Erlangga. Buku setebal 162 halaman dan dibeli dengan APBD 2010 ini.
Buku ini belum pernah dipinjam. Begitu juga dengan buku Lebih Dekat Dengan SBY karangan Taufik Adi Susilo yang diterbitkan Kelompok Penerbit Arruzz Media. Buku setelab 213 halaman ini, masih terlibat baru dan belum pernah dipinjam sama sekali.
Perpusda Membantah
Untuk buku Komik Bung Hatta karya Komikers Studio, dibeli menggunakan APBN, telah dipinjam tiga kali. Masing-masing 16 September 2012, 10 Januari 2013, dan 02 September 2013.
Di buku hobi, ada Bekerja sebagai Sutradara karya Fitryan G Dennis yang diterbitkan Esensi. Buku yang dibeli dengan APBD 2010 ini, belum pernah dipinjam.
Begitu juga dengan buku Mengenal Usaha Bengkel yang ditulis Mikha Utomo, dengan penerbit Esensi. Buku yang dibeli menggunakan APBD 2011 ini, juga belum sempat dipinjam masyarakat.
Hal yang sama juga terjadi dengan buku Mari Memelihara Ikan karya Ferdiansyah SE dan Ir H Abitur A, yang diterbitkan Penerbit Cahaya. Buku yang dibeli dengan APBD 2010 ini, belum pernah dipinjam.
Sama seperti buku hobi lainnya, buku Mengenal Bunga tulisan Malina Ika Murdiasari yang diterbitkan Satubuku, juga belum pernah dipinjam. Buku ini, sesuai dengan yang tertera pada halaman depan, dibeli menggunakan APBD 2009.
Buku-buku tersebut tidak hanya berstempel Perpusda Kalbar, namun juga dilengkapi dengan Label dan Kartu Klasifikasi. Label ini, menunjukkan di rak mana, buku tersebut disimpan. Seperti buku Pembangunan Krisis karya Faisal Baasir misalnya, memiliki Nomor Label 320- BAS-P.
Menanggapi 1 ton buku Perpusda yang dijual kepada pengepul barang bekas ini, Kepala UPT Perpusda Kalbar, Untad Dharmawan, membantah pihaknya yang telah menjual buku-buku milik Perpustakaan Daerah itu.
Sebab menurutnya, buku-buku Perpusda tidak boleh diperjual belikan. "Kalau memang ada, itu oknum. Tapi saya juga tidak bisa menyatakan oknum dari Perpustakaan atau pengunjung. Pastinya, tidak mungkin kami-kami yang ada di Perpustakaan ini," tegas Untad.
Ditemui di ruang kerjanya, di UPT Perpusda Kalbar, Jl Sutoyo Pontianak, Untad berjanji akan mengevaluasi dan mengecek kembali buku-buku di Perpusda Kalbar. Termasuk juga petugas yang ada di Perpusda. "Pastinya kalau yang sampai dijual, Insya Allah tidak pernah kami lakukan," ucapnya.
Malah selama ini menurut Untad, pihaknya terus menambah jumlah koleksi buku. Karena memang manfaat buku bacaan untuk masyarakat sangat baik. "Jadi saya tidak yakin, kalau ada yang menjualnya," imbuhnya.
Ditanya apa sanksi jika ada oknum Perpusda Kalbar yang terbukti menjual ribuan buku milik Perpustakaan tersebut, Untad menjawab masih akan mempelajarinya. "Jadi mesti kami pelajari dulu. Yang jelas, itu bentuk pelanggaran," imbuhnya.
Untad juga mengakui, petugas Perpusda Kalbar masih lemah. Masih banyak kekurangan. Mulai dari pengawas maupun sumber daya manusia (SDM) itu sendiri.
"Apalagi pengunjung Perpustakaan sangat banyak sekarang ini. Sementara petugas kami sangat minim, hingga kami cukup kewalahan," ujar Untad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...