OLEH Andy Budiman
Penjelasan
akan saya berikan terkait status Facebook saudari Linda Christanty dan AS
Laksana menyangkut Indonesia sebagai Guest of Honour di Frankfurt Book Fair
2015.
Sebagai
orang yang bertanggung jawab sebagai Ketua Komite Media dan Hubungan Luar, saya
ingin menjelaskan:
Tidak
ada "persekongkolan" dari komite untuk mengarahkan isu '65 sebagai
tema utama. Dalam konferensi pers di Frankfurt, Selasa (23/6/2015), ketika
ditanya wartawan apakah ada tema khusus dari Indonesia sebagai Guest of Honour,
ketua Komite Nasional, saudara Goenawan Mohamad menjelaskan bahwa tidak mungkin
ada sebuah tawaran tema khusus, mengingat tahun lalu saja ada sekitar 40 ribu
buku yang diterbitkan di Indonesia. Publikasi media Jerman atas tema '65 antara
lain karena kehadiran Joshua Oppenheimer beberapa waktu lalu dalam diskusi
"Senyap" di Berlin dan Frankfurt. Menurut hemat saya, tema ini semakin
menarik bagi masyarakat Jerman karena dekat dengan kehidupan mereka yang pernah
terbelah akibat perang dingin. Sebagai tambahan, lecture dan diskusi yang
diselenggarakan komite, justru lebih banyak berbicara tentang Indonesia,
sebagai sebuah negeri berpenduduk mayoritas Muslim yang punya wajah berbeda
dari Islam Timur Tengah.
Mengenai
saudari Laksmi Pamuntjak yang disebut dipersiapkan sebagai "bintang
utama", juga tidak benar. Publikasi media Jerman atas Laksmi, terjadi
karena "Alle Farben Rot" diterjemahkan oleh salah satu penerbit
penting dan tertua di Jerman yakni Ullstein Verlag, yang bekerja keras
mempromosikan buku itu kepada para wartawan. Sebagai pembanding, Andrea Hirata
juga dipromosikan secara gencar oleh penerbitnya. Para penerbit Jerman ini
secara bebas memilih buku mana yang akan mereka terbitkan, dan tentu saja
mereka ingin mempromosikan buku yang mereka terbitkan sebaik mungkin.
Apakah
media Jerman "diarahkan" dalam liputan mereka? Sekedar gambaran, para
jurnalis ini rata-rata adalah wartawan senior dalam dunia literatur dari media
penting di Jerman seperti Die Zeit, Die Welt, DPA, Frankfurter Allegemein
Zeitung, ZDF, ARD dll. yang mempunyai tradisi dan reputasi panjang dalam
sejarah media Jerman. Para wartawan ini secara bebas memilih siapa yang akan
mereka wawancara dan apa yang akan mereka tulis. Mereka mengajukan sendiri
kepada kami, daftar penulis dan orang-orang yang akan mereka wawancarai.
Semoga
penjelasan ini bisa memberikan konteks dari seluruh percakapan tentang Frankfurt
Book Fair.
Salam,
Andy
Budiman
Diambil dari akun Facebook Andy Budiman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar