Minggu, 05 Juli 2015

Tentang Frankfurt Book Fair 2015

OLEH Andy Budiman

Penjelasan akan saya berikan terkait status Facebook saudari Linda Christanty dan AS Laksana menyangkut Indonesia sebagai Guest of Honour di Frankfurt Book Fair 2015.
Sebagai orang yang bertanggung jawab sebagai Ketua Komite Media dan Hubungan Luar, saya ingin menjelaskan:
Tidak ada "persekongkolan" dari komite untuk mengarahkan isu '65 sebagai tema utama. Dalam konferensi pers di Frankfurt, Selasa (23/6/2015), ketika ditanya wartawan apakah ada tema khusus dari Indonesia sebagai Guest of Honour, ketua Komite Nasional, saudara Goenawan Mohamad menjelaskan bahwa tidak mungkin ada sebuah tawaran tema khusus, mengingat tahun lalu saja ada sekitar 40 ribu buku yang diterbitkan di Indonesia. Publikasi media Jerman atas tema '65 antara lain karena kehadiran Joshua Oppenheimer beberapa waktu lalu dalam diskusi "Senyap" di Berlin dan Frankfurt. Menurut hemat saya, tema ini semakin menarik bagi masyarakat Jerman karena dekat dengan kehidupan mereka yang pernah terbelah akibat perang dingin. Sebagai tambahan, lecture dan diskusi yang diselenggarakan komite, justru lebih banyak berbicara tentang Indonesia, sebagai sebuah negeri berpenduduk mayoritas Muslim yang punya wajah berbeda dari Islam Timur Tengah.

Mengenai saudari Laksmi Pamuntjak yang disebut dipersiapkan sebagai "bintang utama", juga tidak benar. Publikasi media Jerman atas Laksmi, terjadi karena "Alle Farben Rot" diterjemahkan oleh salah satu penerbit penting dan tertua di Jerman yakni Ullstein Verlag, yang bekerja keras mempromosikan buku itu kepada para wartawan. Sebagai pembanding, Andrea Hirata juga dipromosikan secara gencar oleh penerbitnya. Para penerbit Jerman ini secara bebas memilih buku mana yang akan mereka terbitkan, dan tentu saja mereka ingin mempromosikan buku yang mereka terbitkan sebaik mungkin.

Apakah media Jerman "diarahkan" dalam liputan mereka? Sekedar gambaran, para jurnalis ini rata-rata adalah wartawan senior dalam dunia literatur dari media penting di Jerman seperti Die Zeit, Die Welt, DPA, Frankfurter Allegemein Zeitung, ZDF, ARD dll. yang mempunyai tradisi dan reputasi panjang dalam sejarah media Jerman. Para wartawan ini secara bebas memilih siapa yang akan mereka wawancara dan apa yang akan mereka tulis. Mereka mengajukan sendiri kepada kami, daftar penulis dan orang-orang yang akan mereka wawancarai.

Semoga penjelasan ini bisa memberikan konteks dari seluruh percakapan tentang Frankfurt Book Fair.

Salam,
Andy Budiman

Diambil dari akun Facebook Andy Budiman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...