Minggu, 05 Juli 2015

Indonesia 85 Persen Siap Membanggakan Asia di Jerman

Mantagibaru.com—Indonesia siap memamerkan taringnya di Frankfurt Book Fair 2015. Ketua Komite Nasional Frankfurt Book Fair sekaligus penulis kondang Goenawan Mohamad menyebutkan, persiapan mengikuti ajang pameran buku terbesar di dunia itu telah sampai 85 persen.

"Kira-kira 85 persen sudah siap. Meliputi banyak bidang, buku sastra, buku nonsastra, pertunjukan, pameran seni rupa, seminar. Tinggal melaksanakan pada bulan-bulan berikutnya," ujar Goenawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/6/2015).
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengungkapkan, Presiden Joko Widodo akan menghadiri acara pembukaan Frankfurt Book Fair di Jerman. Jokowi harus hadir, karena Indonesia ditunjuk sebagai Guest of Honor (Tamu Kehormatan) untuk tahun ini.

Pameran yang akan digelar pada 13 hingga 18 Oktober 2015 itu menjadi ajang bagi Indonesia memamerkan karya literatur sastrawan dalam negeri. Sebagai Tamu Kehormatan, Indonesia juga bisa unjuk karya seni dan budays dalam tiga ribu kegiatan yang disuguhkan selama pameran di seluruh penjuru Frankfurt.

Goenawan berpendapat, ajang ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia. Sebab, Indonesia sudah menunggu cukup lama untuk menjadi Tamu Kehormatan acara itu. Indonesia kini satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mampu menembus panggung kehormatan itu.

"Untuk jadi kehormatan itu, Finlandia sampai 26 tahun, Indonesia lima tahun," kata dia.

Ia menuturkan, potensi ekonomi Indonesia yang diperkirakan terus menanjak dalam beberapa tahun ke depan menjadi alasan utama Indonesia ditunjuk menjadi tamu kehormatan hanya dalam kurun waktu lima tahun saja. "Dalam IMF disebutkan, 2017 Indonesia akan jadi salah satu negara yang ekonominya tumbuh paling cepat dari 20 negara di dunia," ucapnya.

Alasan lain mengapa Indonesia ditunjuk sebagai tamu kehormatan, imbuh Goenawan, adalah tingkat melek huruf yang dianggap tinggi.

"Tingkat melek huruf kita tinggi, lebih tinggi dari India. Kita tahun ini kan tingkat melek huruf untuk umur 14-25 sampai 99 persen. Seluruhnya 95 persen. India 70 persen."

Alasan ketiga, lanjut Goenawan, adanya kebebasan berekspresi di Indonesia. "Di negeri lain kan kurang," ujar dia membandingkan.

Meski demikian, Goenawan tak menampik fakta bahwa kebiasaan membaca masyarakat masih sangat rendah. "Pak Anies punya program bagus, mulai ajaran tahun depan ada keharusan membaca 20 menit untuk siswa," kata dia. "Kita akan gunakan ini untuk kebangkitan baca dan tulis Indonesia," lanjut Goenawan optimistis.


Sumber:CNN Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...