Mantagibaru.com—Indonesia siap
memamerkan taringnya di Frankfurt Book Fair 2015. Ketua Komite Nasional
Frankfurt Book Fair sekaligus penulis kondang Goenawan Mohamad menyebutkan,
persiapan mengikuti ajang pameran buku terbesar di dunia itu telah sampai 85
persen.
"Kira-kira
85 persen sudah siap. Meliputi banyak bidang, buku sastra, buku nonsastra,
pertunjukan, pameran seni rupa, seminar. Tinggal melaksanakan pada bulan-bulan
berikutnya," ujar Goenawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu
(3/6/2015).
Sebelumnya,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengungkapkan, Presiden Joko
Widodo akan menghadiri acara pembukaan Frankfurt Book Fair di Jerman. Jokowi
harus hadir, karena Indonesia ditunjuk sebagai Guest of Honor (Tamu Kehormatan)
untuk tahun ini.
Pameran
yang akan digelar pada 13 hingga 18 Oktober 2015 itu menjadi ajang bagi
Indonesia memamerkan karya literatur sastrawan dalam negeri. Sebagai Tamu
Kehormatan, Indonesia juga bisa unjuk karya seni dan budays dalam tiga ribu
kegiatan yang disuguhkan selama pameran di seluruh penjuru Frankfurt.
Goenawan
berpendapat, ajang ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia. Sebab,
Indonesia sudah menunggu cukup lama untuk menjadi Tamu Kehormatan acara itu.
Indonesia kini satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mampu menembus
panggung kehormatan itu.
"Untuk
jadi kehormatan itu, Finlandia sampai 26 tahun, Indonesia lima tahun,"
kata dia.
Ia
menuturkan, potensi ekonomi Indonesia yang diperkirakan terus menanjak dalam
beberapa tahun ke depan menjadi alasan utama Indonesia ditunjuk menjadi tamu
kehormatan hanya dalam kurun waktu lima tahun saja. "Dalam IMF disebutkan,
2017 Indonesia akan jadi salah satu negara yang ekonominya tumbuh paling cepat
dari 20 negara di dunia," ucapnya.
Alasan
lain mengapa Indonesia ditunjuk sebagai tamu kehormatan, imbuh Goenawan, adalah
tingkat melek huruf yang dianggap tinggi.
"Tingkat
melek huruf kita tinggi, lebih tinggi dari India. Kita tahun ini kan tingkat
melek huruf untuk umur 14-25 sampai 99 persen. Seluruhnya 95 persen. India 70
persen."
Alasan
ketiga, lanjut Goenawan, adanya kebebasan berekspresi di Indonesia. "Di
negeri lain kan kurang," ujar dia membandingkan.
Meski
demikian, Goenawan tak menampik fakta bahwa kebiasaan membaca masyarakat masih
sangat rendah. "Pak Anies punya program bagus, mulai ajaran tahun depan
ada keharusan membaca 20 menit untuk siswa," kata dia. "Kita akan
gunakan ini untuk kebangkitan baca dan tulis Indonesia," lanjut Goenawan
optimistis.
Sumber:CNN
Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar