Minggu, 05 Juli 2015

70 Sastrawan Indonesia Berpartisipasi di Frankfurt Book Fair

Mantagibaru.com—Tidak hanya menjadi tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair di Jerman, Indonesia juga merupakan satu-satunya negara di wilayah Asean yang berhasil menembus salah satu festival buku tertua si dunia ini.

Partisipasi Indonesia di pameran buku terbesar di dunia ini sendiri sebetulnya bukan yang pertama kalinya. "Keikutsertaan Indonesia di pemeran buku di Frankfurt ini sudah dari beberapa tahun lalu, tapi tahun ini Indonesia mendapat kehormatan sebagai tamu kehormatan," kata Ainun Na'im Sekjen Kementerian dan Kebudayaan Republik Indonesia di kantornya, pada Rabu (28/2/2015).
Ainun menjelaskan, lebih dari 150 buku yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan Jerman akan dibawa ke ajang ini. Sementara itu, 70 sastrawan Indonesia juga akan berangkat ke Jerman.

"Sebanyak 70 pengarang Indonesia akan datang ke Jerman tapi tidak sekaligus," kata Goenawan Mohamad, selaku ketua panitia. Di antaranya adalah Sapardi Djoko Damono, Laksmi Pamuntjak, Dewi Lestari, dan Linda Christanty.

"Laskmi Pamuntjak karena bukunya Amba sudah diterjemahkan ke bahasa Jerman. Juga kami minta Dewi Lestari untuk mewakili sastrawan Indonesia," ujar Goenawan menjelaskan.

Yang menarik, kata Ainun, Frankfurt Book Fair tidak hanya ajang untuk memamerkan buku saja, tetapi juga peradaban Indonesia. "Ada beberapa aspek seni yang akan ditunjukkan," ucapnya.

Para sastrawan Indonesia, diakui oleh Ainun, adalah orang-orang yang paling berperan di ranah budaya. "Budayawan seperti Goenawan Mohamad dan Slamet Rahardjo adalah yang banyak berperan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana bisa membawa sastra dan seni Indonesia tanpa mereka," kata Ainun.

"Kita harus bersiap menunjukkan masa depan peradaban Indonesia di dunia."

Frankfurt Book Fair di Jerman adalah salah satu pameran buku tertua di dunia. Tak mudah untuk dapat berpartisipasi dalam ajang ini. Negara-negara dengan tradisi literasi kuat saja yang dapat mengikutinya.

Dan kesempatan tersebut didapat oleh Indonesia tahun ini. Indonesia terpilih sebagai tamu kehormatan dalam Frankfurt Book Fair di Jerman. Pameran yang akan diikuti oleh sekitar 120 negara itu akan digelar pada 13-18 Oktober 2015.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berkata, adalah kehormatan dan kesempatan yang amat langka bagi Indonesia.

"Bila kita melihat negara lain luar biasa usahanya untuk menjadi Guest of Honour. Ini adalah blessing untuk Indonesia karena dunia akan melihat kita sebagai negara yang harus diperhatikan," kata Anies dalam konfrensi pers di Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Indonesia, Jakarta, pada Rabu (25/2).

Berangkat ke Jerman, Indonesia akan membawa tema 17.000 Islands of Imagination. Goenawan Mohamad sebagai Chairman of Organization Committee menjelaskan bahwa tema tersebut menunjukkan kekayaan Nusantara.

"Setiap tamu kehormatan punya slogan, kita pilih 17.000 karena menunjukkan Indonesia yang spektakuler," katanya.

Goenawan lanjut menjelaskan, alasan menggunakan kata imagination. Menurutnya, Indonesia dibangun dengan imajinasi oleh para pemimpin bangsa.

"Imagination is power lalu diterjemahkan ke dalam karya. Keragaman dan kebinekaan yang disatukan oleh imajinasi. Imajinasi yang menciptakan hal-hal baru yang mungkin luar biasa," ucapnya. Tujuh belas ribu pulau yang ada di Indonesia selalu terhubung satu sama lain melalui berbagai pertukaran kebudayaan.

Kekayaan literasi Indonesia luar biasa, tapi sayang banyak dari karya sastra Indonesia yang belum diterjemahkan ke bahasa Internasional, kata Goenawan melanjutkan.

"Dengan Indonesia menjadi tamu kehormatan, nantinya akan terbuka pintu bagi penerbit asing menerbitkan karya-karya sastra Indonesia ke bahasa lain selain bahasa Inggris," kata Anies.

Pameran buku skala internasional ini akan menghasilkan penulis atau sastrawan Indonesia dengan jangkauan segmen dunia.

Tahun lalu, Indonesia juga mengikuti festival ini dengan mengikutsertakan pakar kuliner William Wongso, Petty Elliott dan Sandra Johan. Selain menampilkan menu khas Indonesia, mereka juga memamerkan buku masak karya masing-masing.

Sumber: CNN Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kristenisasi di Ranah Minang

Foto: Kompasiana Pemeluk   Kristen sudah masuk ke Minang-kabau sejak Plakat Panjang ditandatangani tahun 1833 silam. Beratus tahun berlalu, ...