Mantagibaru.com—Tidak hanya menjadi tamu
kehormatan di Frankfurt Book Fair di Jerman, Indonesia juga merupakan
satu-satunya negara di wilayah Asean yang berhasil menembus salah satu festival
buku tertua si dunia ini.
Partisipasi
Indonesia di pameran buku terbesar di dunia ini sendiri sebetulnya bukan yang
pertama kalinya. "Keikutsertaan Indonesia di pemeran buku di Frankfurt ini
sudah dari beberapa tahun lalu, tapi tahun ini Indonesia mendapat kehormatan
sebagai tamu kehormatan," kata Ainun Na'im Sekjen Kementerian dan Kebudayaan
Republik Indonesia di kantornya, pada Rabu (28/2/2015).
Ainun
menjelaskan, lebih dari 150 buku yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan
Jerman akan dibawa ke ajang ini. Sementara itu, 70 sastrawan Indonesia juga
akan berangkat ke Jerman.
"Sebanyak
70 pengarang Indonesia akan datang ke Jerman tapi tidak sekaligus," kata
Goenawan Mohamad, selaku ketua panitia. Di antaranya adalah Sapardi Djoko
Damono, Laksmi Pamuntjak, Dewi Lestari, dan Linda Christanty.
"Laskmi
Pamuntjak karena bukunya Amba sudah diterjemahkan ke bahasa Jerman. Juga kami
minta Dewi Lestari untuk mewakili sastrawan Indonesia," ujar Goenawan
menjelaskan.
Yang
menarik, kata Ainun, Frankfurt Book Fair tidak hanya ajang untuk memamerkan
buku saja, tetapi juga peradaban Indonesia. "Ada beberapa aspek seni yang
akan ditunjukkan," ucapnya.
Para
sastrawan Indonesia, diakui oleh Ainun, adalah orang-orang yang paling berperan
di ranah budaya. "Budayawan seperti Goenawan Mohamad dan Slamet Rahardjo
adalah yang banyak berperan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana bisa
membawa sastra dan seni Indonesia tanpa mereka," kata Ainun.
"Kita
harus bersiap menunjukkan masa depan peradaban Indonesia di dunia."
Frankfurt
Book Fair di Jerman adalah salah satu pameran buku tertua di dunia. Tak mudah
untuk dapat berpartisipasi dalam ajang ini. Negara-negara dengan tradisi
literasi kuat saja yang dapat mengikutinya.
Dan
kesempatan tersebut didapat oleh Indonesia tahun ini. Indonesia terpilih
sebagai tamu kehormatan dalam Frankfurt Book Fair di Jerman. Pameran yang akan
diikuti oleh sekitar 120 negara itu akan digelar pada 13-18 Oktober 2015.
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berkata, adalah kehormatan dan
kesempatan yang amat langka bagi Indonesia.
"Bila
kita melihat negara lain luar biasa usahanya untuk menjadi Guest of Honour. Ini
adalah blessing untuk Indonesia karena dunia akan melihat kita sebagai negara
yang harus diperhatikan," kata Anies dalam konfrensi pers di Kementerian
Kebudayaan dan Pendidikan Indonesia, Jakarta, pada Rabu (25/2).
Berangkat
ke Jerman, Indonesia akan membawa tema 17.000 Islands of Imagination. Goenawan
Mohamad sebagai Chairman of Organization Committee menjelaskan bahwa tema
tersebut menunjukkan kekayaan Nusantara.
"Setiap
tamu kehormatan punya slogan, kita pilih 17.000 karena menunjukkan Indonesia
yang spektakuler," katanya.
Goenawan
lanjut menjelaskan, alasan menggunakan kata imagination. Menurutnya, Indonesia
dibangun dengan imajinasi oleh para pemimpin bangsa.
"Imagination
is power lalu diterjemahkan ke dalam karya. Keragaman dan kebinekaan yang
disatukan oleh imajinasi. Imajinasi yang menciptakan hal-hal baru yang mungkin
luar biasa," ucapnya. Tujuh belas ribu pulau yang ada di Indonesia selalu
terhubung satu sama lain melalui berbagai pertukaran kebudayaan.
Kekayaan
literasi Indonesia luar biasa, tapi sayang banyak dari karya sastra Indonesia
yang belum diterjemahkan ke bahasa Internasional, kata Goenawan melanjutkan.
"Dengan
Indonesia menjadi tamu kehormatan, nantinya akan terbuka pintu bagi penerbit
asing menerbitkan karya-karya sastra Indonesia ke bahasa lain selain bahasa
Inggris," kata Anies.
Pameran
buku skala internasional ini akan menghasilkan penulis atau sastrawan Indonesia
dengan jangkauan segmen dunia.
Tahun
lalu, Indonesia juga mengikuti festival ini dengan mengikutsertakan pakar
kuliner William Wongso, Petty Elliott dan Sandra Johan. Selain menampilkan menu
khas Indonesia, mereka juga memamerkan buku masak karya masing-masing.
Sumber:
CNN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar