OLEH Puti Reno Raudha Thaib
Ketua
Umum Bundo Kanduang Sumatera Barat
Sampai
sekarang, masyarakat Minangkabau baik yang di ranah maupun yang di rantau tetap
mengamalkan sistem adat yang dikenal dengan istilah Lareh Nan Duo. Yang dimaksud dengan Lareh Nan Duo adalah dua sistem
kemasyarakatan atau sistem keorganisasian atau disebut juga sistem kelarasan,
terdiri dari kelarasan (sistem) Koto Piliang dan kelarasan (sistem) Bodi Caniago.
Kedua-dua kelarasan ini disebut sebagai Lareh
Nan Bunta.
Di samping dua kalarasan itu ada
satu lagi kelarasan yang disebut Lareh
Nan Panjang. Di dalam adat disebutkan sebagai berikut;
Pisang sikalek-kaek utan
Pisang simbatu nan bagatah
Koto Piliang inyo bukan
Bodi Caniago inyo antah
Lareh
nan panjang ini disusun oleh Datuk Sakalap Dunie Nan Banego-nego selanjutnya
dipimpin oleh Datuk Bandaro Kayo yang berkedudukan di Pariangan Padang Panjang.
Sedangkan kelarasan Koto Piliang disusun oleh Datuk Katumanggungan dan
selanjutnya dipimpin oleh Datuk.Bandaro Putiah berkedudukan di Sungai Tarab.
Kelarasan Bodi Caniago disusun oleh Datuk Perpatih Nan Sabatang dan selanjutnya
dipimpin oleh Datuk Bandaro Kuniang di Limo Kaum.
Dalam
penetrapannya di tengah masyarakat, ketiga sistem kelarasan ini satu sama lain
saling melengkapi. Boleh jadi hal ini disebabkan hubungan antara Datuk
Katumanggungan, Datuk Parpatih Nan Sabatang dan Datuk Sikalap Dunie Na
Banego-nego sebagai pendiri masing-masing kelarasan berasal dari dari satu ibu,
Puti Indo Jalito. Sedangkan ayah Datuk Katumanggungan adalah Suri Maharajo
Dirajo, ayah Datuk Perpatih Nan Sabatang dan Datuk Sikalap Dunie Nan Baneg-nego
adalah Cati Bilang Pandai. Di dalam adat ketiga tokoh ini disebut berasal dari paruik yang sama (saparuik)
Namun
yang sering dipopulerkan hanyalah dua kelarasan saja; Koto Piliang dan Bodi
Caniago. Mungkin hal ini disebabkan oleh perbedaan antara kedua kelarasan
tersebut cukup signifikan, sedangkan kelarasan yang disusun oleh Datuk Sikapal Dunie
Nan Banego-nego “ambiak maambiak” mana yang terbaik dari kelarasan Koto Piliang
dan kelarasan Bodi Caniago.
Antara
sistem kelarasan Koto Piliang dan sistem kelarasan Bodi Caniago masing-masing
mempunyai persamaan dan perbedaan. Berikut ini diturunkan beberapa persamaan
antara masing-masing sistem tersebut.
Persamaannya; (a) ketiga sistem tersebut sama-sama mamakai
sistem matrilieal (saparuik) Mungkin hal ini disebabkan pula oleh asal muasal
keturunanya yang berasal dari satu ibu itu tadi; (b) Samo samalu. Di dalam
mamangan adat sering diucapkan; malu urang
Koto Piliang, malu urang Caniago; (c) Sama mempunyai pimpinan (Pamuncak atau
Pucuak Bulek; (d) Gala adat/pangulu diturunkan kepada kamanakan; (e) Sama-sama
mempunyai wilayah dan sistem peradatan sendiri-sendiri. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar